tirto.id - Tujuan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) bisa menjadi pelajaran penting bagi generasi penerus bangsa. Apa saja peran yang sudah ditunjukkan Ki Hajar Dewantara selama ini dalam dunia pendidikan di Indonesia?
Peringatan Hardiknas biasa digelar dengan menyelenggarakan upacara bendera di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lain. Selain itu, berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi, lomba, dan pameran pendidikan juga diadakan sebagai bagian dari perayaan.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diselenggarakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Upacara Bendera secara tatap muka. Upacara bertujuan untuk menghormati jasa Ki Hajar Dewantara dan para pahlawan pendidikan.
Selain itu, Kementerian yang sama turut mengimbau instansi pusat, daerah, satuan pendidikan, dan kantor perwakilan RI di luar negeri untuk melaksanakan kegiatan serupa sesuai pedoman yang ditetapkan, guna menciptakan keseragaman dan makna yang mendalam dalam peringatan ini.
Sejarah dan Tujuan Peringatan Hardiknas
Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Ini adalah sebuah momentum reflektif yang menyoroti arti penting pendidikan.
Peringatan Hardiknas juga turut mengangkat kembali nilai-nilai perjuangan Ki Hajar Dewantara. Ia adalah seorang tokoh sentral yang dikenang sebagai pelopor pendidikan di Indonesia.
Tanggal 2 Mei dipilih sebagai peringatan Hardiknas. Penetapan sesuai dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara, yakni 2 Mei 1889.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi Ki Hajar Dewantara dalam merintis sistem pendidikan yang inklusif pada masa penjajahan Belanda.
Saat itu, dominasi kolonial membatasi akses pendidikan hanya untuk kaum elite. Ki Hadjar lalu mendobrak pembatasan dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1922.
Lembaga Taman Siswa lahir dari semangat pembebasan dan menjunjung tinggi prinsip pendidikan adalah hak setiap warga, bukan hanya milik segelintir kalangan.
Filosofi yang ditanamkan Ki Hajar Dewantara adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani,”.
Hingga kini, semboyan tersebut tetap menjadi landasan dalam dunia pendidikan Indonesia. Isinya adalah ajaran kepemimpinan yang menempatkan pendidik sebagai panutan, pembimbing, sekaligus pendorong dalam setiap fase perjalanan peserta didik.
Mengutip laman Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959. Kendati demikian, jasa Ki Hadjar Dewantara selalu dikenang. Oleh sebab itu, tanggal 2 Mei sebagai hari kelahirannya kini diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia.
Setiap tahun, Hardiknas dirayakan dengan berbagai kegiatan. Di antaranya upacara bendera di sekolah-sekolah hingga seminar, lomba, dan diskusi publik. Kegiatan mengangkat tema-tema aktual seputar pendidikan.
Tak hanya itu, pemerintah secara rutin turut mengangkat tema tahunan dalam rangka memperkuat relevansi peringatan terhadap tantangan zaman.
Melalui peringatan Hardiknas, pemerintah mendorong semangat gotong royong dalam ekosistem pendidikan. Setiap individu tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penggerak perubahan demi mewujudkan pendidikan yang lebih merata dan bermutu.
Penulis: Yulita Putri
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































