tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pemindahan penerbangan Bandara Husein Sastranegara, Bandung ke Kertajati, Majalengka untuk kesekian kalinya. Langkah ini diambil untuk menghidupkan kembali bandara terletak di Kabupaten Majalengka, dengan memiliki landasan pacu tunggal sepanjang 3.000 meter tersebut.
"Nantinya dimulai bulan Oktober akan operasi penuh. Artinya dari bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati utamanya untuk yang pesawat jet," kata Jokowi saat meninjau pelaksanaan penerbangan di Bandara Kertajati, Jawa Barat, Selasa (11/7/2023).
Saat ini Bandara Husein Sastranegara melayani sekitar 19 penerbangan pesawat komersial jet tiap harinya dengan jumlah penumpang sekitar 2.540 orang. Jumlah itu meningkat setelah pandemi COVID-19. Sedangkan sebelum pandemi, Husein Sastranegara bisa melayani 87 penerbangan dengan penumpang lebih dari 10 ribu orang per hari.
Dari total penerbangan itu, mayoritas penumpang menggunakan layanan pesawat komersial jet dengan tujuan Denpasar, Kualanamu, Balikpapan, Palembang hingga Banjarmasin. Selain itu ada juga layanan penerbangan dengan pesawat ATR 72.
"Untuk yang jet, Oktober. Untuk yang baling-baling maksimal 1 tahun," kata Jokowi.
Mantan Walikota Solo itu melihat perkembangan trafik terkini dari Bandara Kertajati sudah cukup baik. Bandara Internasional itu bahkan sudah digunakan untuk embarkasi dan debarkasi haji untuk 8.000 jemaah di tujuh kabupaten dan kota di Jawa Barat. Kertajati juga sudah digunakan untuk penerbangan umrah hingga empat kali seminggu.
Di samping maskapai swasta juga sudah mulai membuka rute penerbangan reguler internasional di Kertajati. Bandara yang ada di Majalengka itu sudah melayani rute penerbangan dari dan ke Kuala Lumpur, Malaysia.
"Saya melihat airport Kertajati yang didukung Tol Cisumdawu ini adalah airport masa depan kita karena banyak keinginan negara negara luar untuk masuk equitynya, berpartner di Kertajati, baik untuk mengoperasikan, juga untuk meningkatkan traffic lalu lintas yang ada. Ini yang kita harapkan," kata Jokowi.
Tol Cisumdawu sendiri terdiri dari enam seksi yang dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha. Biaya konstruksi tol tersebut telah menyerap anggaran sebanyak Rp5,5 triliun.
Dari keenam seksi, Seksi 1 dan 2 dikerjakan oleh pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund guna menaikkan kelayakan investasi tol tersebut. Sementara Seksi 3-6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol PT Citra Karya Jabar Tol. Dan Tol Cisumdawu merupakan satu dari 13 jalan tol yang ditargetkan beroperasi 2023.
Cisumdawu Bukan Jaminan
Pengamat dari Jaringan Penerbangan Indonesia, Gerry Soejatman menilai, tersambungnya Tol Cisumdawu dengan Tol Cipali bukan jaminan Bandara Kertajati akan ramai. Namun, dia menilai tersambungnya Tol Cisumdawu merupakan syarat mutlak sebelum operasi bisa dipindahkan ke Kertajati.
"Dengan tol sudah tersambung semua saja waktu tempuh dari tengah kota Bandung ke Kertajati masih rata-rata 80-90 menit, dan ini merupakan tantangan," katanya kepada Tirto, Selasa (18/7/2023).
Gerry menuturkan pemerintah diminta untuk menyediakan angkutan umum bagi pekerja dan penumpang. Hal itu agar masyarakat Bandung bisa mencapai bandara dengan waktu yang masih masuk akal.
"Jangan cuman mikirin Bandung saja, catchment area Bandara Kertajati ini dari Cikampek sampai Tegal lho, kok tidak terlihat ada marketing campaign/effort untuk mengambil catchment area alami bandara ini?" ujarnya.
Sementara itu, Gerry mengaku lega lantaran program pemindahan Bandara Husein ke Kertajati dilakukan secara bertahap, sehingga baik maskapai maupun transportasi umum diberi waktu persiapan untuk menunjang konektivitas bandara tersebut.
"Kali ini diberi waktu lumayan, dan beda dengan yang sebelum-sebelumnya, sekarang udah ada hotel-hotel yang lumayan di daerah sekitar bandara. Tinggal masalah rumah sakit, perumahan yang layak/mumpuni, dan lain-lain. PR-nya masih ada ya," jelasnya.
Sementara itu , Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan MTI Pusat, Djoko Setijowarno justru meyakini dengan tersambungnya akses Tol Cisumdawu penerbangan ke Kertajati akan ramai. Karena sebelum adanya tol tersebut, masyarakat Bandung membutuhkan waktu kurang lebih sekitar tiga jam untuk menuju Kertajati.
"Memang Kertajati itu nantinya akan ramai jika aksesnya bagus. Tinggal berikutnya saja ada travel-travel dari Bandung dan bus ke Kertajati," katanya kepada Tirto.
Mengulang Kegagalan?
Pengamat Transportasi, Alvin Lie mengatakan, upaya Jokowi memindahkan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke Kertajati bukan pertama kalinya. Dia mencatat sudah dua kali, namun pemerintah tidak bisa menghidupkan bandara yang terletak di Majalengka tersebut.
Pertama, saat diresmikan operasinya pada tanggal 24 Mei 2018, pemerintah saat itu mendorong airlines untuk pindah dan melakukan penerbangan dari dan ke Kertajati. Tapi ternyata jumlah penumpangnya justru tidak memadai, sehingga airlines berguguran karena tidak kuat menanggung kerugian.
Kemudian sebelum COVID-19 juga pernah coba dihidupkan lagi. Saat itu, kata Alvin pemerintah sempat memberikan fasilitas bus DAMRI gratis dari Bandung untuk menuju Kertajati. Tapi lagi-lagi ternyata tidak bertahan lama airlines juga berguguran lantaran sepi penumpang.
"Saat ini pemerintah melihat dengan sudah beroperasinya tol Cisumdawu itu akan memudahkan warga Bandung untuk terbang ke dan dari Kertajati. Saya tidak terlalu yakin dengan ditutupnya Bandara Husein itu warga Bandung atau pengunjung ke Bandung akan serta merta pindah ke Kertajati," ujar dia kepada Tirto, Selasa (18/7/2023).
Alvin menilai sekalipun ada Tol Cisumdawu, masyarakat khususnya Bandung tetap akan memilih bepergian dari dan ke Bandara Halim Perdana Kusuma dan Soekarno Hatta. Hal ini karena mempertimbangkan banyaknya pilihan penerbangan, rute, dan jadwal yang ditawarkan dua bandara tersebut.
"Di samping ekosistem di Bandara Kertajati sejak tahun ke tahun tidak diperkaya. Masih jauh ketinggalan misalnya untuk hotel, tempat makan, dan belanja sebagiannya," sebut Alvin.
"Belum lagi angkutan dari dan ke Bandung apakah akan ada taksi-taksi yang mangkal di Kertajati atau tidak. Konektivitas atau angkutan lanjutan ini sangat penting," lanjutnya.
Peralihan perjalanan masyarakat Bandung ke Halim Perdana Kusuma dan Soekarno Hatta juga semakin leluasa dengan sudah beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada Agustus mendatang. Waktu tempuh perjalanan akan lebih singkat dari biasanya dan terlebih pusat penghentian stasiun terakhir berada di Halim.
"Tentu ini jadi perhatian apakah hal seperti ini akan menambah beratnya persaingan Bandara Kertajati Halim dan Soekarno Hatta," imbuhnya.
Kurangnya PromosiArea check-in penumpang di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. tirto.id/Andrey Gromico
Lebih jauh, mantan anggota Ombudsman RI melihat permasalahan sepinya Bandara Kertajati lantaran kurangnya promosi. Alvin menilai pemerintah hanya fokus terhadap promosi bandaranya tetapi tidak pernah melihat potensi sekitar wilayah Kertajati, baik pariwisata, pertanian, industri, hingga perdagangannya.
"Seolah dipromosikan itu hanya bandaranya. Ingat tidak ada pelaku perjalan yang datang ke satu tempat hanya mengagumi bandaranya saja. Lebih penting adalah setelah bandara itu apa? Ini saya liat pemerintah masih kurang promosikan potensi potensi di wilayah sekitar Kertajati," ujarnya.
Alvin pun pesimis jika pemerintah hanya mengandalkan promosi Bandara Kertajati saja dan menutup Bandara Husein. Sebab, dia menilai langkah tersebut sudah dilakukan pemerintah, yaitu dengan meminta calon penumpang dari Bandung untuk terbang ke dan dari Kertajati, namun tidak berhasil lantaran mereka lebih memilih terbang dari Bandara Soekarno Hatta.
"Apakah ini akan berhasil hanya karna tol Cisumdawu? Itu sudah dibuka satu jam itu di atas kertas teorinya ketika presiden lewat kondisi lancar tidak ada traffic lainya. Ketika kondisi normal apakah bisa secepat itu dan kendaraanya apa?," ujarnya.
Sementara itu, dia menyarankan agar pemerintah dan Pemda Majalengka untuk aktif mempromosikan potensi daerahnya. Mulai dari potensi wisata, perdagangan, industri, pertanian, budaya untuk mengundang orang datang ke wilayah tersebut.
"Akibatnya Bandara Kertajati hanya mengandalkan traffic warga setempat saja plus warga Bandung yang transit. Butuh waktu panjang, komitmen dan konsistensi untuk itu," ujarnya.
Walaupun begitu, dia menuturkan masalah tersebut akan kembali lagi kepada airlines. Mereka bisa dipaksa untuk terbang ke Kertajati, tapi jika ternyata penumpang tidak mencukupi maka airlines akan kembali berguguran dan tidak melayani penerbangan.
"Semakin sedikit penerbangan beroperasi di Kertajati membuat bandara tersebut semakin tidak menarik," katanya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin