tirto.id - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo, Erick Thohir menyayangkan pernyataan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyalahkan kepala negara sebelum Joko Widodo.
Menurut Erick, omongan ini tentu bisa menyasar Presiden Ke-2 Indonesia Soeharto dan Presiden Ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
"Berarti Pak Harto juga kena. Berarti pak SBY juga kena. Nah ini yang kalau kita melihat, kita ini bangsa besar. Kekurangan dan kelebihan pemimpin itu hal yang biasa. Kita harus liat kelebihannya, bukan kekurangan karena sejarah Indonesia itu dibangun karena kepemimpinan beliau-beliau," kata Erick di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang yang merupakan kader Partai Golkar pendukung Jokowi menilai Jokowi tidak pernah punya pandangan seperti itu.
Seharusnya sebagai pemimpin tidak usah mencari kesalahan orang lain.
"Kita pastikan bahwa apa-apa yang merupakan prioritas bangsa sekarang kita garap dengan semangat kolaboratif, itu yang selalu beliau sampaikan," katanya setelah debat.
Sejumlah politikus Partai Demokrat mendadak keluar dari lokasi Debat Pilpres 2019 di Hotel Sultan pada Sabtu (13/4/2019) malam.
Ketua DPP Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, beralasan ia keluar dari lokasi debat karena "sakit perut". Momen keluarnya Ferdinand bertepatan pada saat istirahat segmen kedua debat.
Sebelum jeda istirahat ini calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sempat mengatakan kebijakan ekonomi salah arah.
"Jadi saya tidak menyalahkan Bapak, karena ini kesalahan besar, kesalahan besar presiden-presiden sebelum bapak, kita semua harus bertanggung jawab. Benar, itu pendapat saya," kata Prabowo.
Ketika ditanya wartawan perihal pernyataan Prabowo tersebut, Ferdinand menjawab tidak jelas. "Presiden California kali," ucapnya lagi.
Ferdinand keluar bertepatan saat ada keributan di pintu masuk menuju arena debat. Di kala itu, ada satu kader Partai Demokrat, Ardi Mbalembout yang mengaku akan keluar dari koalisi.
"Bilang Pak AHY, kita keluar dari koalisi," kata kader tersebut. Namun dia mendadak diam ketika hendak diwawancara wartawan. Ferdinand keluar dan memeluknya, kemudian kericuhan mereda.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Dipna Videlia Putsanra