tirto.id - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar, ikut meninjau simulasi makan siang gratis bersama Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto di SMP Negeri 2 Curug, Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024).
Setelah peninjauan, Ahmed mengusulkan agar pendanaan program tersebut dengan menggunakan bantuan operasional sekolah (BOS) spesifik atau afirmatif. Melalui skema tersebut dia mengeklaim pemantauan anggaran akan jelas dan tertib dan bisa langsung dicairkan ke rekening sekolah terkait.
"Pola pendanaannya ini, pendanaannya kita mengusulkan melalui Bantuan Operasional Sekolah spesifik atau BOS Spesifik atau BOS Afirmatif untuk khusus menyediakan makan siang untuk siswa," ucap Zaki.
Untuk diketahui, dana BOS afirmatif atau afirmasi adalah program pemerintah pusat yang dialokasikan bagi satuan pendidikan dasar dan menengah yang berada di daerah tertinggal. Dana BOS ini bertujuan untuk membantu peningkatan mutu pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Lebih lanjut, Ahmed yang juga mantan Bupati Tangerang tersebut berharap program makan siang gratis bisa mempersiapkan Indonesia Emas 2024 serta menuju generasi yang sehat. Zaki menjelaskan, kesehatan dapat dicapai dengan pemenuhan melalui makan sehat yang bernutrisi seimbang, juga pola kehidupan yang baik.
"Ini pembenahan nutrisi makanan bergizi tentu saja semua membutuhkan semua di daerah, ini pokok pembahasannya, permasalahannya tentu masih banyak siswa-siswi SD, SMP yang belum mendapatkan gizi yang memadai setiap harinya," kata Ahmed.
Sementara itu, program makan siang tersebut diusulkan dengan nama Aksara atau singkatan dari Anak Sehat Sejahtera. Dia menuturkan program tersebut perlu integrasi di tiap kementerian/lembaga terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan.
Nantinya, pemerintah juga akan melakukan pemantauan data kecukupan gizi melalui database dari Reg Sorek Badan Pusat Statistik (BPS). Diharapkan, akan mewujudkan pemulihan bagi siswa kurang gizi hingga penyakit khusus melalui program terbaru tersebut.
"Target sasarannya adalah jumlah siswa kurang gizi, jumlah siswa penyakit khusus dan siswa kurang mampu," tutur Zaki.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin