tirto.id - Pandemi COVID-19 telah menyebabkan berbagai kegiatan keolahragaan mengalami penundaan atau bahkan dibatalkan, termasuk balap sepeda.
Virus tersebut dinyatakan WHO tidak akan hilang, dan vaksin menjadi satu-satunya obat untuk mengatasinya. Di samping itu, harus ada protokol new normal untuk hidup berdampingan dengan virus tersebut.
Profesor kesehatan di Universitas Negeri Appalachian, Dr. David Nieman, menyatakan kepada Bicycling bahwa aman untuk bersepeda selama pandemi COVID-19 selama sendirian.
Jika Anda bersepeda bersama dengan banyak orang, akan mudah untuk menularkan virus satu sama lain melalui droplets yang keluar dari mulut atau hidung dan terciprat ke orang yang lain, atau bahkan ketika menyentuh.
Hal demikian juga ditulis dalam situs Calbike, bahwa bersepeda aman kala pandemi COVID-19 adalah sendirian atau bersama dengan orang-orang yang dikarantina bersama Anda seperti istri, suami, anak, orang tua, atau saudara kandung, dan lain-lain.
Selain itu, penting untuk selalu bersikap waspada dan menjaga jarak fisik setidaknya 6 kaki dari orang lain.
Ide yang baik tentang bersepeda kala wabah Corona ini adalah dengan melakukannya sendiri di area yang tidak ramai.
Di samping itu, berolahraga selama 30-60 menit dapat meningkatkan imunitas tubuh yang membantu mengahalau virus menginfeksi tubuh.
Haruskah memakai masker ketika bersepeda?
Sejak COVID-19 mewabah di berbagai negara di dunia, organisasi bekerja sama dengan pemerintah setempat mewajibkan masyarakat untuk mengenakan masker.
Masker memiliki peran penting baik menjaga diri sendiri terhadap paparan virus, atau orang lain yang riskan terhadap infeksi virus tersebut.
Sekretaris kesehatan Pennsylvania Rachel Levine, M.D., mengatakan bahwa masker mungkin tidak diperlukan untuk dipakai ketika olahraga sendirian di lumah jika Anda tidak akan menjumpai orang lain.
Sementara apabila Anda berolahraga di tempat umum dengan banyak orang, masker harus dikenakan.
Sebuah penelitian aerodinamis di Belgia menunjukkan bahwa droplets yang dihembuskan dapat terbang ke belakang Anda mengikuti angin, melansir Cycling News.
Meski penelitian tersebut masih menjadi perdebatan, namun saran lebih lanjut terkait penelitian tersebut adalah mengharuskan para pengendara untuk menjaga jarak sekitar 20 meter ketika berkendara dengan kecepatan 30 km per jam.
Namun, apabila Anda tinggal di sebuah kota yang padat, hal ini akan sangat sulit untuk dilakukan. Oleh karenanya, mengenakan masker adalah solusi untuk menjaga kesehatan terhadap paparan virus dan penyakit apapun.
“Masker atau penutup wajah lainnya dapat melakukan dua hal yaitu mencegah penyebaran virus, dan mencegah orang sehat menghirup virus. Namun, masker hanya dapat efektif jika digunakan dengan benar,” ujar Matt Ferrari, Pd.D., professor biologi di Eberly College of Sciences dikutip dari Bicycling.
Sementara itu, mengenakan masker mungkin juga dapat menyebabkan masalah lain. Masker yang ketat mungkin membuat Anda sulit bernapas, dan masker yang lembab akan menyebabkan masker tidak nyaman untuk dikenakan.
Pilihan alternatif dari masker adalah mengenakan buff, atau penutup wajah dari kain yang dapat ditarik dari leher hingga ke atas mulut dan hidung, melansir Cycling News.
Di samping itu, ada baiknya pula untuk mengenakan kacamata khusus bersepeda. Hal ini disebabkan karena virus yang dipercaya dapat masuk melalui mata.
Tetap patuhi protokol kesehatan
Mencuci tangan tetap harus dilakukan dengan rutin untuk membasmi virus yang menempel pada tubuh.
Ada baiknya, cuci tangan dengan air hangat yang mengalir serta sabun. Sabun yang digunakan juga tidak perlu mengunakan sabun khusus kesehatan.
Di samping itu, tidak mungkin Anda tidak menyentuh permukaan benda apapun ketika sedang beristirahat dari bersepeda.
Ada kemungkinan bahwa seseorang akan terinfeksi virus COVID-19 setelah menyentuh permukaan benda yang telah terpapar virus, karena tidak mencuci tangan sebelum menyentuh mulut, hidung, atau mata.
Secara umum, CDC telah merekomendasikan untuk menghindari menyentuh benda-benda yang banyak disentuh orang seperti engsel pintu, kursi taman, telepon umum, dan sebagainya.
Lebih lanjut, ketika telah sampai kembali di rumah, segera mandi dan berganti pakaian bersih. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa virus Corona COVID-19 mungkin dapat tinggal pada pakaian hingga beberapa jam, atau bahkan beberapa hari. Untuk mendisinfeksi pakaian, cuci dengan air panas dan gunakan deterjen.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo