tirto.id - Jerawat dan stress bisa saling berkaitan. Para peneliti masih terus mempelajari penyebab pasti dari adanya keterkaitan antara kondisi mental dan fisik tersebut.
Pada 2003 lalu misalnya, sebuah studi garapan tim peneliti Universitas Stanford dan lantas terbit di jurnal Archives of Dermatology menemukan fakta bahwa banyak mahasiswa yang menjadi obyek riset itu memiliki jerawat baru selama masa ujian, yakni saat stres muncul, demikian dikutip dari laman webmd.
Lisa A. Garner, MD, FAAD, seorang profesor dermatologi, menjelaskan hasil riset itu menunjukkan bahwa keparahan jerawat sangat berkorelasi dengan peningkatan stres.
Salah satu alasannya, sel yang memproduksi sebum memiliki reseptor untuk hormon stres. Sebum adalah zat berminyak yang bercampur dengan sel kulit mati dan bakteri. Sebum bisa menyumbat folikel rambut halus di bagian wajah, sehingga menimbulkan jerawat.
Saat seseorang stres, produksi sebum menjadi berlebih. Ini berarti lebih banyak minyak diproduksi untuk menyumbat folikel rambut. Akibatnya, banyak jerawat baru bermunculan.
Hal serupa dijelaskan Janelle Vega, dokter kulit dari Florida, yang keterangannya dilansir oleh situs Allure. Menurut Janelle, tubuh bisa bereaksi terhadap stres dengan meningkatkan produksi hormon tertentu, seperti kortisol. Kelenjar minyak di kulit sebenarnya memiliki reseptor untuk hormon ini, jadi peningkatan stres akan meningkatkan pembentukan minyak di kulit.
Selain itu, stres bisa menyebabkan orang memperlakukan kulit secara berbeda, atau tidak seperti biasanya. Misalnya, orang yang sedang stres akan malas membersihkan kulit mukanya. Stres pun bisa membuat orang lebih sering menyentuh kulit wajah, suatu tindakan yang membuka peluang kotoran menempel dan memicu jerawat.
Jenis jerawat
Ada beberapa jenis jerawat, dari yang ringan sampai yang parah. Jenis ringan, termasuk komedo hitam dan putih, dianggap sebagai jerawat inflamasi ringan, demikian dikutip dari Healthline.
Sedangkan jerawat kategori sedang termasuk jerawat merah muda yang meski relatif kecil dapat memunculkan rasa sakit. Dengan bentuk tidak menonjol, jerawat kategori sedang biasa memiliki campuran papula dan pustula (benjolan yang memiliki nanah).
Adapun jerawat disebut sebagai kategori parah bila ada nodul, kista, atau jaringan parut. Kista dan nodul berukuran besar, nyeri, dan lebih dalam di kulit. Jerawat seperti ini bisa memiliki kapsul atau "dinding" yang berisi cairan kental, terdiri atas keratin (protein berserat di sel kulit) atau sebum (minyak).
Tips Mengatasi jerawat
Perawatan jerawat bisa berbeda, tergantung pada tingkat keparahan. Jerawat ringan, yang paling umum, dapat diobati dengan krim penghilang jerawat yang dijual bebas atau perawatan topikal.
Adapun tips perawatan untuk mengatasi jerawat adalah sebagai berikut:
- Mencuci wajah dengan lembut dengan sabun dan air. Menggosok jerawat atau menggunakan sabun dengan scrub tidak membantu dalam pengobatan jerawat. Justru, ini dapat membuat jerawat semakin parah.
- Menggunakan perawatan OTC. Bahan dalam perawatan ini termasuk benzoyl-peroxide, sulfur, resorsinol, dan lain-lain.
- Mempraktikkan teknik relaksasi. Jika mengalami stres, menggunakan teknik relaksasi dapat membantu mempercepat penyembuhan jerawat.
- Untuk jerawat kategori sedang, mengunjungi dokter kulit untuk mendapatkan krim atau obat jerawat bisa menjadi solusi alternatif. Obat resep topikal atau oral, termasuk antibiotik, atau retinoid (berasal dari vitamin A), mungkin akan diberikan dokter.
- Untuk jerawat kategori parah, mengunjungi dokter spesialis kulit bisa menjadi solusi yang tepat. Dokter ahli kulit tentu bisa menilai dan memberikan obat atau perawatan yang paling efektif untuk jerawat yang sudah berkembang dalam level parah.
Daripada mengobati, lebih baik mencegah. Rumus tersebut berlaku pula untuk kasus jerawat. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya jerawat, yakni berikut ini:
- Mencuci muka dengan lembut dan tidak lebih dari dua kali sehari.
- Pakai produk pembersih yang bisa membantu mengurangi minyak di wajah (terutama jika kulit berminyak secara berlebih).
- Gunakan produk kulit yang berbahan dasar air dan tidak menimbulkan iritasi termasuk tabir surya dan kosmetik
- Jauhkan wajah dari kotoran, termasuk dengan tidak sering memegang wajah.
- Memakai pakaian longgar yang mengurangi keringat.
- Tidak memencet jerawat.
Tips Mengurangi dan Mengelola stres
Sebagaimana dijelaskan di atas, kondisi stres memiliki hubungan dengan jerawat. Oleh karena itu, mengelola stres juga bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah kemunculan jerawat.
Berikut sejumlah tips mengelola stres:
- Mengambil napas dalam-dalam saat mulai merasa stres atau tertekan
- Berlatih meditasi atau yoga
- Jangan telat tidur malam
- Usahakan untuk tidur terlelap dan nyenyak
- Menjaga pola makan yang sehat
- Berolahraga secara teratur
- Saat memiliki masalah hingga merasa stress, lebih baik membicarakannya dengan teman, anggota keluarga, atau konselor.
Penulis: Desika Pemita
Editor: Addi M Idhom