Menuju konten utama

Mengenal Jerawat Hormonal, Penyebab Serta Cara Mencegahnya

Hormon adalah salah satu faktor utama, yang mungkin menjadi alasan sebagian orang menyebutnya jerawat hormonal.

Mengenal Jerawat Hormonal, Penyebab Serta Cara Mencegahnya
Ilustrasi Jerawat di wajah. FOTO/iStock

tirto.id - Jerawat sering kali mengganggu karena tak jarang menimbulkan rasa sakit hingga membuat tak percaya diri.

Jerawat ringan biasanya menyerang banyak orang selama masa remaja, dan dapat bertahan hingga dewasa.

Jerawat adalah kondisi kulit paling umum di dunia ini termasuk di Amerika Serikat.

American Academy of Dermatology (AAD) bahkan memperkirakan bahwa pada suatu waktu, mungkin ada sebanyak 50 juta orang di Amerika Serikat yang memiliki jerawat.

Salah satu jenis jerawat yang paling sering kita dengar adalah jerawat hormonal. Meskipun jerawat hormonal ini bukanlah istilah yang digunakan dalam penelitian medis atau oleh dokter, tetapi dapat dan sering digunakan di internet, di majalah, atau oleh orang yang menjual obat alami untuk mengatasi jerawat.

Biasanya, disebut jerawat hormonal karena ini merupakan masalah kulit yang berkembang sebagai respons terhadap perubahan hormonal, terutama peningkatan androgen, seperti testosteron.

Dilansir Medical News Today, peningkatan kadar androgen dapat memicu proses produksi sebum yang lebih tinggi, perubahan aktivitas sel kulit, peradangan, dan kolonisasi folikel rambut oleh bakteri yang dikenal sebagai Propionibacterium acnes (P. acnes). Hal tersebut yang biasanya memicu timbulnya jerawat.

Lesi jerawat atau jerawat dengan tingkat keparahan yang bervariasi biasanya memengaruhi wajah dan tubuh bagian atas. Jerawat adalah kondisi yang umum dan bisa diobati.

Apa itu jerawat hormonal?

Salah satu alasan orang menyebut jerawat hormonal adalah untuk mengaitkannya dengan fakta bahwa ini paling umum terjadi pada remaja yang mengalami perubahan hormonal saat pubertas.

Menurut penelitian di Journal of Women's Health, 26 persen wanita di usia 30-an mengalami serangan jerawat.

“Sangat umum bagi seorang wanita datang ke kantor saya untuk prosedur anti-penuaan, kemudian menangis, mengakui bahwa dia masih berjuang melawan jerawat,” kata Whitney Bowe, MD, seorang dokter kulit di Briarcliff Manor, New York, dilansir Health.

Sementara bakteri (P. acnes) dan peradangan adalah dua penyebab utama, jerawat yang juga dipengaruhi oleh hormon.

“Ketika reseptor androgen wanita sangat sensitif, hormon ini dapat memicu produksi minyak berlebih dan menyebabkan sel-sel kulit menjadi lengket, yang menyebabkan pori-pori tersumbat dan berjerawat,” ujar Bowe.

Peran hormon dalam pembentukan jerawat

Jerawat dapat dikenal sebagai jerawat hormonal karena salah satu faktor penyebab utama adalah hormon testosteron.

Kadar testosteron naik pada masa remaja sebagai bagian dari masa pubertas. Hal ini menyebabkan perkembangan pria pada anak laki-laki dan memberikan kekuatan otot dan tulang pada anak perempuan.

Hormon tersebut juga memiliki efek meningkatkan produksi sebum di pangkal rambut. Ini karena kelenjar yang mengeluarkan minyak sensitif terhadap testosteron.

Hormon lain juga berperan dalam jerawat. Bagi wanita, perubahan hormonal yang berkaitan dengan kehamilan atau siklus menstruasi juga bisa memicu timbulnya jerawat.

Kadar estrogen yang turun dapat meningkatkan risiko jerawat sekitar menopause.

Bagaimana cara mengatasi jerawat?

Jika Anda memiliki jerawat yang cukup mengganggu, berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya.

1. Bersihkan dengan lembut

Cuci wajah Anda dengan pembersih lembut dua kali sehari untuk menjaga pori-pori bersih dari kotoran, minyak, dan riasan.

2. Gunakan produk yang mengandung tea tree oil

Dokter spesialis kulit dan kelamin Arthur S. Simon mengatakan untuk jerawat yang meradang bisa diatasi dengan produk yang mengandung tea tree oil karena tea tree oil ini bisa mengurangi jumlah kuman dan mengurangi peradangan.

Namun untuk produk ini tentunya mempunyai keterbatasan sehingga jika dirasa belum membaik Arthur menyarankan sebaiknya dibawa ke dokter.

"Terutama untuk jerawat yang meradang dia bisa meninggalkan bekas yang mana menghilangkan bekasnya itu lebih sulit dari pada menghilangkan jerawatnya," kata Arthur saat dihubingi redaksi Tirto.

3. Ubah pola makan Anda

Kurangi susu terutama susu skim, yang mungkin memiliki lebih banyak hormon penyebab jerawat. Batasi juga asupan makanan indeks glikemik tinggi seperti roti putih, nasi, dan pasta.

4. Lakukan olahraga teratur

Menurut Bowe, olahraga meningkatkan sirkulasi, yang dapat membantu meredakan peradangan kulit.

5. Kurangi stres

Praktikkan metode pengurangan stres, seperti yoga, pijat, dan meditasi.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH