tirto.id - Tinder baru saja meluncurkan fitur uji coba yang disebut dengan Face to Face, yakni akses untuk melakukan panggilan video in-app ketika perjodohan sudah terjadi di platform tersebut (match-by-match).
Face to Face hadir sebagai upaya Tinder untuk membantu para pengguna agar tetap bisa saling mengenal satu sama lain secara lebih intens dengan tatap muka melalui video, terutama di kala pandemi saat ini.
Kendati demikian, fitur ini pun hadir dengan kendali atas penggunaannya agar tetap dapat memberi kenyamanan para pengguna, semisal adanya persetujuan dari kedua belah pihak untuk melakukan itu.
Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis Tinder, ada sejumlah kendali atau kontrol yang ditawarkan platform tersebut untuk para pengguna yang hendak menggunakan fitur Face to Face.
Pertama, para pengguna bisa menentukan kapan ingin memulai panggilan video. Itu berarti Face to Face sama seperti proses match-by-match yakni perlu adanya ketertarikan kedua belah pihak untuk melakukan panggilan video.
Fitur tidak akan diaktifkan sampai kedua pihak ikut serta dan tidak akan ada pemberitahuan kepada lawan bicara jika hanya Anda seorang yang sedang menyalakan fitur tersebut.
Kemudian, fitur ini pun bisa dimatikan kapan saja sesuai kehendak pengguna, di mana hal tersebut bertujuan untuk menghindari panggilan masuk yang tidak mereka inginkan.
Sementara itu, ketika fitur Face to Face sudah mendapat persetujuan kedua pihak, masing-masing dari mereka juga harus mengikuti beberapa aturan dasar dari Tinder agar panggilan video dapat berjalan dengan baik.
Misalnya, tiap-tiap pengguna atau dua pihak yang melakukan panggilan video harus menyetujui untuk mempertahankan panggilan PG, yang berarti tidak ada ketelanjangan atau konten seksual dan tidak ada referensi ujaran kebencian, kekerasan atau kegiatan ilegal.
Bagi yang ingin mencoba, fitur ini terbilang cukup mudah untuk diakses. Ketentuan terpenting adalah dilakukan dengan orang yang sudah saling menyukai (match-by-match) dan fitur akan muncul otomatis dengan ikon video di bagian atas halaman chat.
Dilansir dariThe Verge, tampilan pada panggilan video akan tampak terbelah dua atau split, sehingga penelepon dapat selalu melihat diri mereka sebesar orang yang mereka hubungi.
"Kami sengaja melakukan split screen ini, sehingga Anda tahu persis seperti apa penampilan Anda di ponsel orang lain, sehingga Anda bisa merasa sedikit lebih nyaman," kata Manajer Produk Senior Tinder, Bernadette Morgan.
Setelah panggilan video berakhir, setiap pengguna akan diminta untuk menjawab apakah mereka ingin melakukan panggilan lagi dan juga diberi kesempatan untuk melaporkan seseorang jika mereka melakuka sesuatu yang tidak pantas.
Selama masa uji coba, Face to Face baru bisa dinikmati oleh sejumlah pengguna di 13 negara, yakni Indonesia, AS, Brazil, Australia, Spanyol, Italia, Prancis, Vietnam, Korea, Taiwan, Peru, Thailand dan Chili.