Menuju konten utama

Tiada Kata Maaf, Jokowi Hanya Turut Duka Cita ke Korban COVID-19

Jokowi memang telah mengucapkan duka cita atas kematian pada pandemi COVID-19, namun belum ada kata maaf yang terucap hingga saat ini.

Tiada Kata Maaf, Jokowi Hanya Turut Duka Cita ke Korban COVID-19
Presiden Joko Widodo bersama dengan Ibu Negara Iriana Joko Widodo menunaikan salat Idulfitri 1442 Hijriah di halaman Gedung Induk Istana Kepresidenan Bogor pada Kamis (13/5). FOTO/Setpres

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka cita kepada seluruh korban pandemi COVID-19 yang meninggal dunia. Per hari ini, Minggu 11 Juli 2021 kematian kasus COVID-19 bertambah 1.007 sehingga totalnya menjadi 66.464.

"Dalam kesempatan ini atas nama pribadi dan pemerintah serta negara saya menyampaikan duka cita yang mendalam pada semua korban pandemi yang telah mendahui kita," kata Jokowi saat acara #PRAYFROMHOME yang disiarkan secara langsung melalui YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (11/7/2021).

Jokowi meminta agar semua pihak mendoakan mereka yang telah berpulang. Mendoakan dari rumah masing-masing termasuk untuk mereka yang saat ini sedang terpapar COVID-19 agar lekas pulih.

Selain itu Jokowi juga meminta semua pihak berkolaborasi, bekerjasama saling tolong-menolong, bergotong-royong untuk mengatasi ujian pandemi COVID-19 yang disebutnya maha berat.

"Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian, tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian. Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen bangsa yang setia membangun optimisme dan semangat kebersamaan dalam berbagai gerakan kerelawanan sosial dan ekonomi demi meringankan beban masyarakat," katanya.

Pada hari ini 11 Juli 2021 lonjakan kasus COVID-19 atau virus Corona usai Idulfitri masih terus terjadi, penambahan kasus positif COVID-19 mencapai 36.197. Penambahan kasus ini juga diikuti dengan lonjakan kematian dan masih tingginya kasus aktif.

Dengan penambahan hari ini maka kasus positif menjadi 2.527.203 orang. Penambahan kasus paling banyak di lima provinsi yakni DKI Jakarta 13.133 kasus; Jawa Barat 6.704 kasus; Jawa Tengah 2.575 kasus; Jawa Timur 2.419 kasus; dan DI Yogayakatta 1.895 kasus.

Penambahan kasus kematian juga masih tinggi, jumlahnya menembus 1.007 kasus. Jumlah kematian ini melonjak dibanding dua hari terakhir yakni 9 Juli 2021 ada 871 kematian dan 10 Juli 2021 2021 ada 826 kematian.

Jokowi memang telah mengucapkan duka cita atas kematian pada pandemi COVID-19, namun belum ada kata maaf yang terucap hingga saat ini terkait belum berhasilnya menangani pandemi COVID-19. Padahal, angka kematian terus melonjak seiring dengan angka kasus positif COVID-19.

Begitu pun dengan pejabat pemerintahan lainnya. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang sejak awal dipercaya Jokowi menangani pandemi COVID-19, hanya mengakui banyaknya masalah dalam penanganan COVID-19 di Indonesia.

Namun, ia mengklaim satu persatu problem tersebut dapat diselesaikan oleh pemerintah. Ia pun menegaskan kondisi penanganan COVID Indonesia terkendali.

Permintaan maaf datangnya malah dari para relawan kemanusiaan. LaporCOVID yang menerima laporan pasien COVID-19 untuk bantuan mencari rujukan rumah sakit menyatakan sudah kewalahan.

“Mulai 1 Juli 2021 kanal LaporCOVID-19 tidak mampu menerima permintaan bantuan pencarian rumah sakit karena relawan kami sudah sangat kesulitan mencari fasilitas kesehatan. Sekali lagi mohon maaf, warga silakan langsung ke puskesmas, rumah sakit, Dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan atau kantor pemerintahan lainnya,” kata Inisiator LaporCOVID-19 Irma Hidayana kepada Tirto, (2/7/2021).

Tak hanya itu, jaringan masyarakat yang bergerak sebagai relawan kemanusiaan selama pandemi COVID-19 di DIY juga menyatakan kewalahan dengan terjadinya lonjakan kasus COVID-19.

Sosiolog bencana asal Indonesia di Nanyang Technological University Singapura Sulfikar Amir mengatakan, dengan tingkat keparahan pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini di Indonesia, maka sudah sepatutnya pemerintah meminta maaf kepada rakyat.

“Sangat patut dan bahkan wajib pemerintah minta maaf ke seluruh rakyat Indonesia. Keparahan pandemi disebabkan oleh buruknya penanganan yang sejak awal tidak konsisten dan bahkan cenderung menyepelekan dampak dari pandemi,” kata Sulfikar kepada reporter Tirto.

Baca juga artikel terkait PANDEMI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto