tirto.id - The Intercept, media online berbasis di New York City yang merilis kali pertama laporan Allan Nairn, mengeluarkan pernyataan ke redaksi Tirto buat merespons perkembangan terakhir atas laporan itu, yang diterjemahkan redaksi Tirto seizin Nairn maupun The Intercept.
(Baca: Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar)
"We stand by our story, and we strongly support Tirto’s right to do its journalistic work free of intimidation or retaliation,” kata Betsy Reed, pemimpin redaksi The Intercept. ("Kami bersikukuh dengan investigasi yang kami rilis, dan kami mendukung penuh Tirto untuk melakukan kerja-kerja jurnalistik yang bebas dari intimidasi atau serangan balasan.")
Ancaman kepada Tirto semula lewat akun Twitter resmi TNI Angkatan Udara (@_TNIAU) yang me-mention akun resmi Puspen TNI (@Puspen_TNI) dan TNI Angkatan Darat (@tni_ad) buat menanggapi laporan Nairn: "Ada yang nuduh Panglima TNI mau makar nih, enaknya diapain yak?"
Setelah itu, Kamis (20/4), lewat akun Facebook resmi Puspen TNI, Mabes TNI mengecap laporan Nairn dengan stempel "hoax."
Pada Jumat (21/4), Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayjend Wuryanto mengeluarkan pernyataan "akan menempuh jalur hukum" atas laporan Nairn. (Baca: Investigasi Allan Nairn, TNI: "Kita Akan Tempuh Jalur Hukum")
Allan Nairn bilang, bila ada ancaman buat Tirto, sebaiknya pihak pengancam membawa namanya sebagai penulis laporan. Kepada Mabes TNI, lewat akun Twitter-nya, Nairn berkata, "Kalau mau mengancam pers Indonesia yang berani, mohon mengancam saya juga."
Isi laporan Nairn yang dirilis The Intercept adalah plot kudeta para perwira, baik pensiunan maupun yang masih aktif, melalui panggung Pilkada DKI Jakarta dengan isu anti-Ahok buat menggulingkan Presiden Joko Widodo.
Di laporan itu Nairn mengutip pernyataan Jenderal (Purn) Kivlan Zen—dalam proses pemeriksaan Kepolisian Indonesia atas tuduhan makar—bahwa Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo "setuju" atas gerakan kudeta tersebut.
Polri telah menangkap sejumlah individu, termasuk mantan perwira dan pemimpin organisasi Islam, yang terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi di Jakarta dari November 2016 hingga Maret 2017.
Allan Nairn, dalam wawancara bersama Tirto, Kamis (20/4), mengatakan respons di media sosial dari lingkungan militer atas laporannya bisa diartikan sebagai "kecemasan" dari pihak yang namanya disebutkan dalam laporan dia.
Selama wawancara 1,5 jam, Tirto juga bertanya tentang proses jurnalisme yang dia kerjakan buat laporan terbarunya ini. Nairn berkata ia menyentuh proyek laporan ini selama setahun, mewawancarai "puluhan" narasumber, dan hanya orang-orang yang mau dikutip secara on-the-record yang ia gunakan sebagai sumber laporan, di antaranya Kivlan Zen dan Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Soleman B. Ponto.
Allan berkata, fakta-fakta laporannya diuji oleh tim pengecek fakta dan diperiksa oleh tim legal The Intercept sebelum dirilis. Ia berkata "selalu siap" bila ada gugatan hukum atas laporannya.
Penulis: Mawa Kresna
Editor: Fahri Salam