tirto.id - Markas Besar TNI mengeluarkan pernyataan resmi yang menyatakan laporan Allan Nairn yang dimuat Tirto pada hari Rabu, 19 April, berjudul "Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar" adalah "tidak benar atau HOAX". Rilis singkat yang hanya memuat satu kutipan dari Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Wuryanto ini disebarkan ke grup-grup WhatsApp wartawan dan ke redaksi media, Jumat (21/4).
Laporan orisinal Allan Nairn, wartawan investigasi dari Amerika Serikat, dimuat kali pertama di The Intercept, media online berbasis di New York City. Tirto mendapat izin buat menerjemahkan laporan tersebut atas seizin Allan, yang sedang di Jakarta, sekaligus Vivian Siu, direktur komunikasi The Intercept.
Isi laporan Nairn adalah plot kudeta para perwira, baik pensiunan maupun yang masih aktif, melalui panggung Pilkada DKI Jakarta dengan isu anti-Ahok buat menggulingkan Presiden Joko Widodo.
Di laporan itu Nairn mengutip pernyataan Jenderal (Purn) Kivlan Zen, yang dalam proses pemeriksaan tuduhan makar oleh Kepolisian Republik Indonesia, bahwa Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo "setuju" atas gerakan kudeta tersebut.
Sehari sebelumnya, Kamis (20/4), lewat akun Facebook resmi Puspen TNI, Mabes TNI mengecap laporan Nairn dengan stempel "hoax."
Di hari laporan terjemahan Tirto ditayangkan, akun Twitter resmi TNI Angkatan Udara (@_TNIAU) me-mention akun resmi Puspen TNI (@Puspen_TNI) dan TNI Angkatan Darat (@tni_ad) buat menanggapi laporan Nairn. Begini Kicauannya kepada kedua akun dalam lingkungan militer itu: "Ada yang nuduh Panglima TNI mau makar nih, enaknya diapain yak?"
Allan Nairn, yang diwawancarai oleh Tirto, Kamis kemarin, mengatakan respons di media sosial dari lingkungan militer atas laporannya bisa diartikan sebagai "kecemasan" dari pihak yang namanya disebutkan dalam laporan dia. Ia bertanya kepada Tirto, "Apakah tanggapan dari media sosial, dan rilis resmi pendek dari Mabes TNI, bisa dianggap ancaman buat redaksi Tirto?"
Selama wawancara 1,5 jam dengan Allan Nairn, Tirto juga bertanya tentang proses jurnalisme yang dia kerjakan buat laporan terbarunya ini. Nairn berkata ia mengerjakan laporan tersebut selama setahun, mewawancarai "puluhan" narasumber, dan hanya orang-orang yang mau dikutip secara on-the-record yang ia gunakan sebagai sumber laporan, di antaranya Kivlan Zen dan Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) Soleman B. Ponto.
Allan berkata, fakta-fakta laporannya diuji oleh tim pengecek fakta dan diperiksa oleh tim legal The Intercept sebelum dirilis. Ia berkata "selalu siap" bila ada gugatan hukum atas laporannya.
Reporter Tirto melakukan konfirmasi kepada Soleman untuk laporan Allan Nairn. Lewat pesan WhatsApp di hari penayangan laporan investigasi Allan (19/4), Soleman berkata bahwa laporan Nairn "sudah rahasia umum". Saat dihubungi kembali hari ini (21/4), Soleman mengatakan bertemu dengan Allan sekitar bulan Januari dan membicarakan situasi di Jakarta terkait Pilkada.
Tirto juga mengontak nomor telepon Panglima TNI Gatot Nurmantyo tetapi tak ada jawaban dari dia.
Reporter Tirto juga mengontak Munarman, juru bicara Front Pembela Islam dan panglima lapangan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Dia enggan dijadikan pemberitaan oleh Nairn. “Propagandis memang (Allan Nairn). Kalau omong semaunya dia,” klaim Munarman.
Sejak Kamis kemarin, Tirto menghubungi Kapuspen TNI Mayor Jenderal Wuryanto, tetapi tak ada jawaban. Siang ini (21/4), berbarengan dengan rilis resmi yang dikeluarkan Mabes TNI, kami mengonfirmasi sekaligus klarifikasi soal laporan Nairn. Kepada kami, Mayjend Wuryanto membantah berita investigasi itu.
Ada beberapa poin klarifikasi Mayjend Wuryanto terhadap laporan Nairn. Pertama, penyebutan nama Jenderal Gatot Nurmantyo dalam berita itu menyangkut institusi TNI. Kedua, ia "akan melakukan upaya hukum" atas pemberitaan itu karena dinilai "tidak sesuai fakta sebenarnya." Ketiga, Mabes TNI menyesalkan berita sensitif itu dipublikasi tanpa ada bantahan dari Panglima TNI Gatot Nurmantyo maupun Mabes TNI.
Berikut wawancara Mayjend Wuryanto dengan Arbi Sumandoyo dari Tirto mengenai laporan Allan Nairn, "Investigasi Allan Nairn: Ahok Hanya Dalih Untuk Makar".
Saya mau konfirmasi soal postingan di akun resmi Facebook Mabes TNI, yang menyebut laporan Nairn distempel hoax?
Pertama, itu semua, apalagi yang menyangkut masalah TNI, yang menyangkut pribadi panglima TNI, sama dengan institusi TNI secara keseluruhan, itu tidak ada yang benar sekali. Makanya kita akan menempuh jalur hukum. Itu kan bahaya, apalagi tuduhan makar untuk seorang panglima TNI. Kita akan menempuh jalur hukum, karena itu tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Bisa dijelaskan fakta yang sebenarnya menurut Anda, karena artikel Nairn merangkai dan menggambarkan potongan-potongan plot makar yang dijelaskan sumber-sumber Nairn?
Mungkin diwawancarai langsung, diketahui oleh prajurit TNI, anggota TNI, atau yang membidangi hukum di sini. Supaya diketahui saja bahwa kita akan menempuh jalur hukum.
Maksudnya menempuh jalur hukum akan melakukan gugatan kepada siapa?
Terhadap apa namanya, itu kok bisa dipublikasikan hal-hal yang sensitif seperti itu.
Apa yang Anda ingin jelaskan lagi terkait artikel Nairn?
Itu tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, apalagi seperti penjelasannya dari Pak Kivlan Zen, yang menyangkut TNI saja, saya tidak akan kemana-mana, menyangkut TNI saja. Pak Kivlan Zen pun memberikan pernyataan-pernyataan seperti itu kita tidak tahu, TNI tidak tahu, tetapi yang jelas menyebut nama panglima TNI, itu tidak sesuai dengan fakta.
Artinya Panglima TNI, seperti diberitakan Nairn, tidak ada hubungan dan juga tidak terlibat dengan gerakan makar?
Ya pasti tidak ada hubungannya. Kemudian dari pihak Anda pun itu tidak ada konfirmasi, paling tidak konfirmasi ke saya, itu paling tidak. Apalagi itu menyangkut masalah institusi, itu konfirmasi ke saya.
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Fahri Salam