Menuju konten utama

Terlibat Doping, Sharapova Ditolak Ikut Perancis Terbuka

Penyelenggara kejuaraan Perancis Terbuka secara mengejutkan menolak memberi wild card kepada petenis Rusia Maria Sharapova.

Terlibat Doping, Sharapova Ditolak Ikut Perancis Terbuka
Petenis Rusia Maria Sharapova. ANTARA FOTO/Reuters/John French

tirto.id - Mahkota Perancis Terbuka yang ketiga tidak lagi bisa diraih Maria Sharapova yang berencana kembali ke turnamen setelah menjalani skorsing akibat kasus doping. Pasalnya, penyelenggara kejuaraan tersebut secara mengejutkan menolak memberi wild card kepada petenis Rusia itu.

Petenis berusia 30 tahun itu menjuarai lapangan tanah liat Paris pada 2012 dan 2014 namun kariernya diguncang skorsing 15 bulan akibat doping pada tahun lalu itu.

Setelah baru kembali ke sirkuit bulan lalu, peringkat Sharapova sekarang 211, kurang tinggi untuk menjamin satu tempat otomatis di babak utama turnamen Roland Garros yang akan dimulai 28 Mei, atau babak kualifikasi yang digelar pekan sebelumnya.

Ini berarti ia membutuhkan bantuan dari Federasi Tenis Perancis (FFT) tetapi dalam perkembangan yang tidak terduga, terutama setelah Perancis Terbuka dipastikan tanpa Serena Williams yang sedang hamil dan Roger Federer yang beristirahat, dibutuhkan pendirian moral yang akan menyenangkan beberapa saingannya tetapi bisa memukul rating turnamen tersebut.

"Anda dapat memperoleh wild card ketika Anda kembali dari cedera tetapi tidak bisa mendapat wild card ketika kembali dari skorsing akibat doping," kata Presiden FFT Bernard Giudicelli dalam konferensi pers yang disiarkan langsung pada Facebook.

"Saya menghargai dampak Maria terhadap media, saya menghargai harapan para penyiar tetapi dalam hati nurani, tidak mungkin melampaui kode anti-doping dan melampaui penerapan peraturan..."

"Saya sangan menyesal untuk Maria, sangat menyesal bagi para penggemar," tambah Giudicelli. "Mereka mungkin kecewa, ia mungkin sangat kecewa, tetapi ini adalah tanggung jawab saya, misi saya, untuk melindungi standar permainan yang tinggi."

Kepala eksekutif WTA Steve Simon kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengakui bahwa ketika wild card dikeluarkan atas "kebijakan tunggal" dari turnamen ia tidak setuju dengan dasar yang diajukan oleh FFT untuk keputusan mereka".

"Dia telah memenuhi sanksi yang dikenakan oleh CAS," kata Simon sebagaimana dikutip dari Antara.

Untuk diketahui, program anti-doping tenis (TADP) adalah usaha yang seragam yang didukung oleh Grand Slam, WTA, ITF dan ATP.

Baca juga artikel terkait KASUS DOPING MARIA SHARAPOVA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Olahraga
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari