tirto.id - Terapi bekam, praktek pengobatan tradisional, baru-baru ini semakin populer dalam menyembuhkan sejumlah penyakit.
Dilansir The New York Times, metode bekam jadi populer di kalangan atlet renang karena dianggap dapat mengurangi rasa sakit serta membantu mempercepat penyembuhan otot yang terlalu banyak bekerja. Menurut mereka, bekam mampu mencegah cedera dan mempercepat pemulihan.
Apa itu terapi bekam?
Bekam atau cupping (hijama dalam bahasa Arab) merupakan pengobatan alternatif kuno yang berasal dari Cina.
Sebagaimana dilansir dari Web MD, terapi bekam adalah bentuk pengobatan alternatif kuno di mana seorang terapis menempatkan cangkir khusus pada kulit selama beberapa menit untuk membuat daya hisap. Orang melakukan terapi ini untuk banyak tujuan, termasuk untuk membantu mengurangi rasa sakit, peradangan, aliran darah, relaksasi, dan sebagai jenis pijat jaringan dalam.
'Cangkir' yang dipakai dalam terapi bekam dapat terbuat dari kaca, bambu, tembikar, dan silikon.
Bagaimana terapi bekam dilakukan?
Science Based Medicine menyebutkan teknik bekam dilakukan dengan menempatkan gelas (dingin atau panas) di atas area tubuh yang sakit lalu menyedot darahnya.
Keberadaan bekam dibagi menjadi dua yaitu bekam basah (wet cupping) dan bekam kering (dry cupping). Bekam basah merujuk pada metode bekam yang mengeluarkan darah. Sedangkan bekam kering merujuk pada teknik bekam yang tidak mengeluarkan darah.
Cangkir akan dipanaskan terlebih dahulu dengan api menggunakan alkohol, herbal, atau kertas khusus yang ditempatkan langsung ke cangkir.
Selanjutnya, ketika api mengecil dan akhirnya mati, gelas langsung ditempel di atas permukaan kulit penderita. Kemudian udara di dalam gelas terasa dingin, maka udara dingin tersebut akan menarik kulit dalam cangkir hingga tampak permukaan kulit menjadi merah karena pembuluh darah merespons perubahan tekanan.
Sementara itu, terdapat alat bekam yang lebih modern dengan pompa karet dan cangkir silikon yang dapat mereka pindahkan dari satu tempat ke tempat lain di kulit Anda.
Bekam dipercaya dapat mengobati apa saja?
Metode bekam biasanya ditujukan untuk mengobati demam tinggi, kehilangan kesadaran, nyeri punggung bawah, nyeri otot, nyeri sendi, sakit kepala, hingga kejang-kejang.
Apakah benar bekam obat dari segala penyakit?
Terdapat sejumlah pernyataan yang menyebut, bekam adalah obat dari segala penyakit. Dewi Hestyawati, aktivis 'kesehatan holistik' adalah salah satu yang menolak vaksin menyatakan, setiap penyakit merupakan konsekuensi yang timbul dari pilihan hidup manusia di dunia. Untuk menyembuhkannya, Dewi menganjurkan apa yang disebutnya sebagai 'imunisasi Islam' atau bekam.
Menurut Dewi, bekam bisa menyembuhkan penyakit apa saja. Metode pengobatan ini sesuai dengan ajaran Islam yang berlaku untuk semua golongan, baik muslim maupun non-muslim. Dalam pelaksanaannya, Dewi mengaku sukses menyembuhkan bermacam penyakit dengan metode bekam.
Namun, apakah benar bekam obat dari segala penyakit?
Dr. Ahmad Yanuar SpS, ahli bedah medula spinalis dan staf pengajar neurofisiologi klinik Fakultas Kedokteran Indonesia mengimbau kepada masyarakat agar tak mencerna informasi secara langsung, tanpa adanya verifikasi maupun penelusuran lebih lanjut.
“Alangkah baiknya masyarakat tidak langsung percaya informasi yang beredar begitu saja. Ilmu medis tidak sesederhana itu. Masyarakat mesti bisa memperhatikan apakah ungkapan itu (bahwa bekam jadi obat segala penyakit) sudah didasarkan pada penelitian medis yang komprehensif atau belum. Intinya masyarakat jangan langsung percaya,” ungkap Ahmad saat dihubungi Tirto.
Ia menegaskan sampai sekarang belum ada penelitian yang membuktikan bahwa bekam bisa mengobati segala jenis penyakit.
Editor: Yulaika Ramadhani