Menuju konten utama

Psoriasis, Penyakit Kulit Menahun yang Bisa Diobati dengan Ganja

Apa sebenarnya penyakit psoriasis atau peradangan kulit menahun?

Psoriasis, Penyakit Kulit Menahun yang Bisa Diobati dengan Ganja
Ilustrasi psoriasis pada tangan. FOTO/iStock

tirto.id - Psoriasis, peradangan kulit menahun, yang hingga kini belum ditemukan obatnya, dapat disembuhkan dengan cannabinoid, satu senyawa dari tanaman Cannabis/ganja.

Pasien yang menderita penyakit ini biasanya menarik diri dari lingkungan, karena selalu berpotensi kambuh dan membuat penderita tidak percaya diri.

Apa sebenarnya penyakit psoriasis ini?

Tentang Psoriasis

Web MD menulis, psoriasis adalah gangguan kulit yang menyebabkan sel-sel kulit berkembang biak hingga 10 kali lebih cepat dari biasanya. Hal ini membuat kulit menumpuk menjadi bercak merah bergelombang dengan sisik putih. Psoriasis bisa tumbuh di mana saja, tetapi kebanyakan muncul di kulit kepala, siku, lutut, dan punggung bawah. Psoriasis tidak dapat ditularkan dari orang ke orang.

Masih dari sumber yang sama, psoriasis biasanya muncul pada awal usia dewasa. Dalam kasus yang parah, psoriasis dapat terjadi di sebagian besar tubuh.

Infografik sc psoriasis

Infografik sc psoriasis. (tirto.id/Fuad)

Penyebab Penyakit Psoriasis

Psoriasis merupakan penyakit menahun akibat gangguan kekebalan tubuh atau autoimun, yakni terjadinya penebalan kulit di berbagai tempat di tubuh seperti muka dan kulit kepala dan sel-sel kulit mati diproduksi secara berlebih.

Penyebab psoriasis sampai sekarang oleh para dokter dan ahli kesehatan belum diketahui secara persis. Namun diduga terjadi pelepasan substansi-substansi kekebalan tubuh sebagai akibat peningkatan aktivitas sel- sel imun pada kulit yang merangsang produksi dari sisik.

Sementara itu, Country Marketing Manager Leo Pharma, dokter Ferdian Pratama, mengatakan masyarakat perlu meningkatkan perhatian terhadap penyakit ini. Sekitar dua hingga tiga persen warga Indonesia diduga menderita penyakit ini, kata Ferdian Pratama.

Ferdian Pratama menyatakan, sebagaimana dilansir Antara, psoriasis bukanlah sejenis penyakit yang disebabkan virus melainkan akibat faktor genetik dan gangguan autoimun , sehingga permukaan kulit tampak berwarna kemerahan dan bersisik.

Faktor Pemicu Munculnya Psoriasis

Ketua Kelompok Studi Psoriasis Indonesia (KSPI) dr. Endi Novianto, SpKK, FINSDV, FAADV menyebutkan ada beberapa faktor pemicu psoriasis (penyakit auto-imun yang terjadi akibat sistem imun yang menyerang sel sehat dalam tubuh). Faktor pemicu tersebut di antaranya adalah stres psikis dan fisik.

"Ada pula dikarenakan oleh obat-obatan seperti obat darah tinggi atau obat anti nyeri piroxicam. Infeksi tersembunyi juga tidak disadari menjadi penyebab psoriasis. Misalnya, gigi berlubang menjadi tempat berkumpulnya kuman. Dan keputihan juga dapat memunculkan kekambuhan psoriasis,” kata dr. Endi saat berbincang dalam memeringati “World Psoriasis Day 2018” di Jakarta, Kamis (1/11/2018) dilansir Antara.

Ia juga mengingatkan gaya hidup seperti merokok, mengonsumsi makanan mengandung lemak tinggi atau alkohol juga memicu kambuhnya psoriasis.

“Di dalam sel pasien memang ada sesuatu yang salah. Gen-nya berubah dan tidak seperti orang-orang pada umumnya. Penyakit ini akan hilang timbul,” ucap Kepala Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM itu.

Ciri-ciri Psoriasis

Ciri-ciri psoriasis adalah keadaan merah bersisik tebal dan melebar pada kulit kepala.

"Terdapat juga di siku, lutut, dan bokong karena tempat itu adalah lokasi yang gampang trauma,” kata dr. Endi.

Selain itu, sambungnya, psoriasis dapat ditemukan di kuku.

“Kerusakan kuku banyak yang mengira itu jamur. Tapi, bila diperhatikan itu akan muncul lubang-lubang pada kuku. Dapat disertai bengkak sendi,” imbuh dokter Endi.

Pengobatan Psoriasis

Harapan baru muncul bagi penderita psoriasis ketika penelitian Rieder SA dkk yang diterbitkan tahun 2010 menyatakan psoriasis mungkin dapat disembuhkan dengan cannabinoid. Senyawa dari tanaman Cannabis/ganja ini memberikan efek antiinflamasi (peradangan) dan imunosupresif (menekan sistem imun) pada tubuh.

Cara kerjanya menghambat proliferasi keratinosit, yakni pembelahan sel aktif pada sel epidermis utama. Ia meredakan peradangan dan potensial untuk pengobatan psoriasis. Selain psoriasis, cannabinoid juga berperan sebagai imunosupresif dan antiinflamasi untuk multiple sclerosis, diabetes, rheumatoid arthritis, dan alergi asma.

Selain itu, terdapat beberapa cara terapi psoriasis. Misalnya dengan salep oles (topical), obat telan (sistemik), maupun penyinaran menggunakan sinar UVA & B. Namun, hanya ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang menyediakan pengobatan melalui penyinaran UVA & B karena biaya yang besar. Pilihan terapi lain adalah menggunakan monoclonal antibody dengan terapi secukinumab.

Terapi secukinumab dianggap relatif manjur dibandingkan dengan metode lain. Uji klinis pada 2016 dilakukan kepada dua kelompok pasien psoriasis sejumlah 898 orang. Kelompok pertama sebanyak 572 orang diterapi dengan secukinumab. Sisanya sebanyak 326 diberi obat perawatan etanercept.

Selama 52 minggu hasil uji klinik menyimpulkan secukinumab lebih efektif dari etanercept dalam meringankan psoriasis. Namun, semua pengobatan tersebut sifatnya hanya membantu meredakan gejala penyakit dan tidak menyembuhkannya. Sewaktu-waktu penyakit ini dapat timbul kembali.

Baca juga artikel terkait PSORIASIS atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani