Menuju konten utama

Tepis Megawati, TKN Prabowo-Gibran Beberkan Ciri-Ciri Orde Baru

Nusron menyebut ciri-ciri pemerintahan Orde Baru, salah satunya terjadi sentralisasi kekuasaan yang dikendalikan satu partai.

Tepis Megawati, TKN Prabowo-Gibran Beberkan Ciri-Ciri Orde Baru
Sekretaris Tim Kampanye Nasional dan jajaran, Nusron Wahid foto bersama usai mengumumkan ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) di Sekber Prabowo-Gibran, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (17/11/2023). (Tirto.id/Fransiskus Adryanto Pratama)

tirto.id - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid, menepis pernyataan Ketua PDIP Megawati Soekarnoputri, yang menyatakan penguasa saat ini bertindak seperti Orde Baru. Menurut Nusron, ciri-ciri pemerintahan Orde Baru salah satunya terjadi sentralisasi kekuasaan yang dikendalikan satu partai.

"Tanda-tanda orde baru itu adalah manakala terjadi sentralisasi kekuasaan di tangan satu partai. Dulu zaman Orde Baru kekuasaan itu hanya satu partai," kata Nusron di Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).

Politisi Golkar itu mengklaim pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin saat ini pun terdesentralisasi oleh berbagai partai. Dia menyebut menteri di Kabinet Indonesia Maju berasal dari berbagai partai politik.

Nusron lantas mencontohkan, Menteri Koordinator Bidang Perekenomian Airlangga Hartarto yang berasal dari Partai Golkar. Lalu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas dari PDI Perjuangan.

"Sekarang apakah ciri-ciri itu ada dalam diri Pak Jokowi? Tidak ada. Kekuasaan ini terdesentralisasi oleh berbagai partai. Menko Perekonomian-nya dari Golkar. Kemudian, Menteri Aparatur Negara itu dari PDIP," ucap Nusron.

Oleh karena itu, Nusron tak sepakat dengan pernyataan presiden keempat RI tersebut. Pasalnya, kata dia, ciri-ciri orde baru tak terlihat di pemerintah Presiden Jokowi saat ini.

"Hari ini tidak ada sentralisasi kekuasaan di tangan satu partai," tutur Nusron.

Di sisi lain, Nusron mengatakan, ciri-ciri Orde Baru juga ditandai dengan pengerahan intelijen negara untuk kepentingan menakut-nakuti orang lain. Dia memandang pernyataan Megawati itu bentuk kegelisahan orang tua.

"Pernyataan yang disampaikan Ibu Mega itu adalah statement apa namanya statement kegelisahan sebagai orang tua," kata Nusron.

Nusron juga memandang, penyataan Megawati itu bentuk kegelisahan sebagai partai pengusung, yang sebetulnya berharap agar Jokowi dijadikan alat parpol dan petugas parpol tertentu.

"Tetapi Pak Jokowi lebih memilih menjadi petugas negara dan petugas rakyat daripada petugas parpol," tutup Nusron Wahid.

Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut penguasa saat ini bertindak seperti zaman orde baru. Megawati mengaku tak tahan lagi untuk menyampaikan kritik tersebut. Dia mengungkapkan kejengkelannya kepada pemerintah lantaran bertindak sewenang-wenang menjelang Pilpres 2024.

"Kenapa? Republik penuh dengan pengorbanan tahu tidak? Kenapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti zaman Orde Baru?" kata Megawati dalam Rapat Kerja Nasional (Rakornas) Relawan Ganjar-Mahfud di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).

Megawati menyinggung ada pihak yang menekan rakyat saat tahapan Pemilu 2024.

"Bolehkah kamu menekan rakyatmu. Bolehkah kamu memberikan apa pun kepada rakyatmu tanpa melalui perundangan yang ada di Republik ini," ujar Megawati.

Baca juga artikel terkait POLITIK MEGAWATI atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Anggun P Situmorang