tirto.id - Telur merupakan masakah favorit dan penyelamat di saat-saat "genting". Ketika terburu-buru pergi bekerja atau sedang malas repot memasak, telur adalah bahan makanan yang akan dicari. Cara memasaknya membuat telur difavoritkan oleh semua orang.
Setidaknya seseorang tak perlu memiliki kemahiran memasak bak chef terkenal dunia seperti Gordon Ramsay. Telur bisa dengan mudahnya disajikan mulai dari digoreng, direbus, hingga jadi tambahan untuk mi instan. Kemudahan dan variasinya yang beragam itulah yang membuat telur menjadi favorit untuk menemani sahur selama Ramadan.
Untuk membuktikannya, Tirto melakukan riset mandiri sejak 18 Mei hingga 1 Juni 2017. Riset mencakup 796 responden yang beragama Islam dan tinggal di Pulau Jawa. Hasilnya, telur merupakan pilihan favorit sebagai menu sahur mereka.
Berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 25,88 persen responden berasal dari Jawa Barat dan 8,54 persen dari Banten. Sedangkan, berdasarkan usia, mayoritas responden berusia 20-24 tahun (46,4 persen). Sebanyak 60 persen responden adalah laki-laki.
Menjelang puasa, bahan makanan cenderung menjadi penyumbang utama inflasi. Data BPS menggambarkan pada Mei 2017 bahan makanan menjadi penyumbang inflasi sebesar 0,39 persen. Komoditas yang mengalami peningkatan permintaan dan menjadi penyumbang inflasi salah satunya telur ayam ras (0,05 persen).
Hampir 70 persen responden memilih telur ayam sebagai makanan pendamping nasi saat sahur. Alasanya memang masuk akal karena untuk menghidangkan makanan ini mudah dibuat (52,64 persen). Selain rasanya yang relatif enak, kandungan pada telur yang kaya gizi juga jadi alasan mereka.
Untuk urusan sahur, peranan ibu-ibu di dapur sangat penting. Sebanyak 48,7 persen responden mengatakan bahwa makan sahur mereka disiapkan oleh ibu atau orang tua. Selebihnya menu sahur didapat dengan cara membeli dari warung makan.
Secara umum, mayoritas masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa mulai menyantap hidangan sahur pukul 03.00-03.30 WIB (44,35 persen). Namun, masyarakat yang tinggal di provinsi Banten dan DKI Jakarta memilih untuk menyantap hidangan sahur pukul 03.30-04.00 WIB.
Penulis: Dinda Purnamasari
Editor: Suhendra