tirto.id - “Jika kamu melakukan perhitungan matematis, Microsoft hampir serupa dengan perusahaan Israel meskipun sebenarnya perusahaan Amerika.”
Steve Ballmer, Chief Executive Officer Microsoft periode 2000-2014, mengatakan bahwa Israel merupakan negeri yang berharga bagi Microsoft.
Dalam lawatan kesekian kalinya pada November 2012 ke Israel, guna memperkenalkan Windows 8, Ballmer dengan percaya diri menyatakan bahwa Israel merupakan pondasi inovasi yang dilakukan Microsoft. Microsoft memiliki pusat riset dan pengembangan produknya di sana.
“Prediksi saya pentingnya Israel bagi Microsoft sebagai pusat inovasi akan terus tumbuh secara signifikan dalam tahun-tahun ke depan,” kata Ballmer, yang sempat memimpin perusahaan yang menguasai sistem operasi komputer dunia ini seperti dikutip dari Jewish Week.
Ballmer tak sendirian, Mooly Eden, International Senior Vice President Intel mengatakan bahwa Israel sangat berarti bagi Intel, terutama terkait pengembangan dan inovasi. Bagi Eden, Intel dan Israel merupakan sinergi yang saling menguntungkan.
“Kombinasi dari kapasitas Israel, inovasi global Intel dan keberlanjutan investasi di bidang sumber daya manusian menghasilkan kisah sukses yang belum pernah terjadi sebelumnya (antara Israel dan intel),” tambah Eden dikutip dari The Times of Israel.
Bagi Intel, Israel memang penting. Setidaknya ada 3 pusat riset dan pengembangan Intel yang ada di wilayah Israel, di Haifa, Jerusalem, dan Kiryat Gat.
Pada 1979, fasilitas riset Intel di Haifa melahirkan prosesor 8088, prosesor yang tertanam di IBM PC, komputer pertama yang mempopulerkan penggunaan sistem operasi Microsoft. Pada 1997, fasilitas riset di Israel itu melahirkan kembali prosesor Pentium MMX. Pada 2006, prosesor i5 dan i7 lahir di sana.
“Intel adalah chip pintarnya Israel,” kata Eden. “Keseluruhan revolusi laptop dimulai melalui prosesor Pentium M, yang dibangun di Israel pada 2003,” tambahnya.
Mengutip Israel Startup Map, negeri yang berada di Timur Tengah itu kini memiliki 1.799 startup teknologi. Selain itu, Israel merupakan rumah bagi 97 pusat riset dan pengembangan berbagai perusahaan dunia. Mulai dari Microsoft, Intel, hingga Samsung.
Pada 200 lalu, industri teknologi Israel menyumbang pendapatan hingga US$13 miliar bagi Israel. Setara dengan 71 persen pendapatan dari seluruh industri di negeri tersebut.
Selain Microsoft dan Intel yang melekat pada Israel, banyak produk teknologi yang sehari-hari digunakan masyarakat dunia berawal dari Israel. USB Flash Drive (atau akrab disapa Flash Disk) adalah salah satunya.
Pada April 1999 perusahaan asal Israel bernama M-Systems mematenkan teknologi tersebut. DiskOnKey, Flash Drive berukuran 8MB, merupakan Flash Drive pertama yang diproduksi. Pada 2006, M-Systems kemudian dibeli oleh SanDisk seharga $1,5 miliar.
Teknologi asal Israel lainnya ialah printer, buatan Indigo Digital Press, perusahaan asal Israel, bernama E-Print 1000 yang diluncurkan pada 1993. Ia merupakan printer pertama yang memudahkan penggunanya melakukan proses cetak. Suatu hal yang tak terjadi sebelum E-Print diluncurkan. Melalui serangkaian aksi investasi, perusahaan HP kemudian mengambil alih kepemilikan Indigo.
Teknologi lain yang umum digunakan masyarakat dunia ialah Firewall, sistem komputer yang mengawasi jaringan. Firewall-1, cikal bakal Firewall, diciptakan perusahaan asal Israel bernama Check Point pada 1993.
Di bidang keamanan komputer, Israel bisa dibilang jawara. National Cyber Bureau Israel, mengatakan bahwa mereka menguasai 10 teknologi keamanan dunia pada 2014 lalu.
Teknologi selanjutnya yang akrab digunakan masyarakat dan berasal dari Israel ialah sistem kamera lensa ganda, sistem kamera yang tengah populer digunakan smartphone premium di masa kini.
Sistem kamera lensa ganda memungkinkan smartphone menangkap gambar secara lebih dalam karena menjalankan dua lensa yang bekerja secara paralel. Ia mampu meningkatkan performa di kondisi minim cahaya. Sistem kamera lensa ganda diperkenalkan oleh perusahaan Israel bernama Corephotonics.
Kuatnya Israel di bidang teknologi tak bisa dilepaskan dari peranan pemerintah mereka. Salah satu institusi yang terkenal melahirkan pendiri-pendiri startup dari Israel adalah unit 8200, unit khusus yang dimiliki Israel Defence Forces atau Pasukan Pertahanan Israel.
Unit 8200 merupakan organisasi yang spesial. Meskipun berada di naungan institusi militer, unit 8200 lebih menyerupai inkubator teknologi. Anak-anak muda berbakat Israel diperkenankan masuk unit ini.
Unit 8200 mengajari para anggota terpilih bagaimana membangun teknologi seperti SIGINT (Signal Intelligence), teknik memperoleh dan mengelola big data, dan memahami teknologi canggih lainnya.
Alumni-alumni unit 8200 terkenal dengan startup-startup yang kemudian mereka dirikan.
“Di generasi saya saja, ada lebih dari 100 pemuda dari unit ini yang saya tahu pasti mereka membangun startup dan kemudian menjualnya,” ucap Avishai Abrahami, salah seorang alumni unit 8200 pada Forbes.
“(Unit 8200) saya sebut sebagai ruang ajaib, karena semua startup yang diciptakan (alumninya) memiliki kapitalisasi pasar rata-rata sebesar setengah miliar dolar,” katanya.
Waze, aplikasi navigasi, merupakan salah satu startup yang didirikan alumni unit 8200. Pada 2013, Waze kemudian dibeli Google seharga $1,15 miliar.
Kuatnya Israel dalam bidang teknologi hari ini cukup mengejutkan. Dan Breznitz dalam bukunya berjudul “Innovation and the State” mengatakan bahwa di tahun 1965 alokasi riset dan teknologi Israel hanya sebesar 1 persen dibandingkan Produk Domestik Bruto negara itu.
Rasio ilmuwan dengan kaum pekerja hanya berjumlah 10 per 10 ribu pekerja. Kalah dibandingkan Amerika Serikat yang kala itu berasio 25 per 10 ribu pekerja.
Namun, titik balik menguatnya Israel di bidang teknologi terjadi selepas mereka berhasil keluar dari jeratan resesi di 1967. Melalui bantuan “pahlawan yang tak terduga” penguasa Perancis bernama Charles de Gaulle yang memberikan dukungan penuh atas teknologi-teknologi militer Perancis pada Israel, negeri itu perlahan mulai menampakkan tajinya.
Ini terjadi kerana Perancis kala itu, selain menjual peralatan militer pada Israel, juga bersedia membagi ilmu mereka. Suka tidak suka memang produk, teknologi, dan orang-orang keturunan asal Israel mengakar dalam kehidupan dunia teknologi masa kini.
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra