Menuju konten utama

Tekanan Darah Rendah: Penyebab-Gejala, Batas Kurang dari 90/60mmHg

Tekanan darah dikatakan rendah jika menunjukkan angka kurang dari 90/60mmHg

Tekanan Darah Rendah: Penyebab-Gejala, Batas Kurang dari 90/60mmHg
Ilustrasi. Seorang pasien sedang memeriksakan tekanan darahnya. Foto/iStock

tirto.id - Bagi sebagian orang, tekanan darah rendah tidak menimbulkan masalah. Namun, banyak orang juga yang mengalami masalah tekanan darah rendah yang tidak normal sehingga dapat menyebabkan pusing hingga pingsan.

Dilansir dalam Mayoclinic, tekanan darah dikatakan rendah jika menunjukkan angka kurang dari 90/60mmHg.

Batas tekanan darah rendah 90mmHg merupakan tekanan darah sistolik atau angka teratas yang menunjukan kekuatan jantung pada dinding arteri. Sedangkan 60mmHg merupakan tekanan darah diastolik atau angka bawah yang menunjukkan kekuatan jantung pada dinding arteri di antara detak.

Adanya grafik tekanan darah ini dapat membantu mengetahui apakah tekanan darah berada di tingkat yang sehat atau justru membutuhkan pengobatan.

Tekanan darah dapat berubah dan sangatlah bervariasi tergantung pada kondisi sehari-hari. Biasanya, tekanan darah akan bertahap meningkat sepanjang hari. Apa yang kita lakukan dan bagaimana perasaan kita juga dapat memengaruhi tekanan darah tersebut naik atau turun.

Tekanan darah rendah dapat dibagi dalam beberapa kategori tergantung pada penyebab dan faktor lainnya, yakni

1) tekanan darah rendah saat berdiri (ortostatik atau hipotesis postural);

2) tekanan darah rendah setelah makan (hipotesis postprandial);

3) tekanan darah rendah dari sinyal otak yang salah (hipotesis yang dimediasi saraf); dan

4) tekanan darah rendah yang dikarenakan terjadinya kerusakan sistem saraf (mulitple system atrophy dengan orthostatic hipotesis) atau sindrom Shy-Drager.

Gejala

Periksakan tekanan darah apabila mengalami gejala seperti:

1. Pusing atau sakit kepala ringan

2. Penglihatan kabur

3. Umumnya merasa lemas/ kelelahan

4. Bingung

5. Pingsan

6. Mual

7. Kurang konsentrasi

Kondisi yang Menyebabkan Tekanan Darah Rendah

Penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dapat menyebabkan kondisi yang berbahaya. Misalnya, penurunan 20mmHg dari 110 sistolik menjadi 90 mm Hg sistolik dapat menyebabkan pusing dan pingsan ketika otak gagal menerima cukup darah.

Penyebab tekanan darah rendah sendiri dapat disebabkan oleh dehidrasi hingga gangguan medis serius.

Terdapat banyak sekali kemungkinan penyebab terjadinya tekanan darah rendah. Merangkum dari situs Mayoclinic, berikut beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah.

1. Kehamilan, hal tersebut dikarenakan sistem peredaran darah berkembang pesat selama masa kehailan. Hal ini normal dan tekanan darah akan kembali ke tingkatan sebelumnya setelah melahirkan.

2. Masalah jantung, beberapa kondisi janutng dapat menyebabkan tekanan darah rendah termasuk detak jatung sangat rendah (bradikardia), masalah katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung.

3. Masalah endokrin, misalnya infusiensi adrenal (penyakit Addison), gula darah rendah (hipoglikemia), diabetes.

4. Dehidrasi, ketika tubuh kehlangan banyak air dari yang semestinya dibutuhkan, hal tersebut dapat memicu kelelaha, pusing, muntah, demam, hinga diuretik yang berleihan.

5. Kekurangan darah, terjadinya kekurangan darah dapat mneyebabkan penurunan tekanan darah.

6. Infeksi berat (septikemia), yakni ketika terjadi infeksi dalam tubuh dan memasuki aliran darah.

7. Reaksi alergi parah (anafilaksis), umumnya dipicu oleh obat-obatan tertentu, seperti racun serangga dan lateks. Hal ini dapat menyebabkan masalah pernapasan, gatal-gatal, tenggorokan bengkak, dan oenurunan tekanan darah yang berbahaya.

8. Kekurangan nutrisi saat diet, kekurangan vitamin B-12, float, dan zat besi dapat menghambat produksi sel darah (anemia) yang menyebabkan tekanan darah rendah.

Berikut juga diuraikan beberapa obat-obatan yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah.

1. Pil air (diuretik), seperti furosemide (Lasix) dan hydrochlorothiazide (Microzide, lainnya);

2. Penghambat alfa, seperti prazosin (Minipress);

3. Beta blocker, seperti atenolol (Tenormin) dan propranolol (Inderal, Innopran XL, lainnya);

4. Obat untuk penyakit Parkinson, seperti pramipexole (Mirapex) atau yang mengandung levodopa;

5. Jenis antidepresan tertentu (antidepresan trisiklik), termasuk doxepin (Silenor) dan imipramine (Tofranil);

6. Obat untuk disfungsi ereksi, termasuk sildenafil (Revatio, Viagra) atau tadalafil (Adcirca, Alyq, Cialis), terutama bila diminum dengan obat jantung nitrogliserin (Nitrostat, dan lain sebagainya).

Baca juga artikel terkait ANEMIA atau tulisan lainnya dari Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans
Penulis: Ai'dah Husnala Luthfiyyah Ans
Editor: Yulaika Ramadhani