Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Tata Cara Sholat Hajat, Tuntutan Pelaksanaan dan Doa Setelah Salat

Shalat hajat, tata cara shalat hajat, tuntutan pelaksanaan shalat hajat, dan doa setelah shalat hajat.

Tata Cara Sholat Hajat, Tuntutan Pelaksanaan dan Doa Setelah Salat
Ilustrasi berdoa setelah melaksanakan shalat. foto/IStockphoto

tirto.id - Shalat hajat merupakan sholat sunah yang banyak dikerjakan oleh kalangan umat Islam.

Mazhab Syafi‘i memasukan salat hajat sebagai salat sunah yang dikerjakan ketika umat Islam sedang memiliki hajat. Salat hajat merupakan wujud munajat seorang hamba.

Mengenai salat hajat baiknya dilaksanakan pada waktu mustajab yaitu di malam hari (terutama sepertiga malam).

Namun, sebenarnya tidak ada waktu khusus dalam pelaksanaannya, asal tidak dilakukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat.

Cara melaksanakan Shalat Hajat

1. Salat hajat minimal dilaksanakan dua rakaat (namun dapat dikerjakan 2,4,6 sampai 12 rakaat)

Berikut ini niat salat hajat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushallī sunnatal hājati rak‘ataini adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya: “Aku menyengaja shalat sunnah hajat dua rakaat tunai karena Allah SWT.”

2. Dianjurkan membaca Surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan ayat Kursi atau surah Al-Ikhlas (atau surat pendek lainnya).

3. Membaca shalawat sebagai wirid selesai salat hajat.

4. Doa yang warid, doa hajat.

5. Doa kepada Allah menyatakan hajat pribadinya.

Tuntunan Melaksanakan Shalat Hajat

Dikutip dari laman NU Online, dalam kitab Nihayatuz Zain (2002:103) disebutkan tentang tuntunan melaksanakan salat hajat:

“Orang sedang mengalami kesempitan, berhajat untuk membuat mashlahat agama dan dunianya, dan merasakan kesulitan karenanya, hendaklah melakukan shalat sebagai berikut,” [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], cetakan pertama, halaman 103).

Kemudian di dalam hadis riwayat Utsman bin Hunaif yang ditarjihkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah sebagai berikut:

“Bahwasanya ada seorang laki-laki yang penglihatannya rusak datang kepada Rasulullah saw sambil berkata “do’akanlah kepada Allah untukku, agar disembuhkan-Nya aku ini”. Rasulullah saw balik menjawab “kalau kamu mau, aku dapat menundanya untukmu dan itu lebih baik, atau kalau kamu mau aku akan mendo’akan” maka orang itu pun memohon “doakanlah untukku”. Kemudian Rasulullah saw menyuruhnya berwudhu, maka wudhulah orang tersebut dengan baik dan shalat dua raka’at dan berdo’a dengan do’a ini “Allahumma ini as’aluka wa atawajjahu ilaika bi muhammadin nabiyyir rahmah, ya Muhammadu inni qad tawajjahtu bika ila Rabbi fi hajati hazdihi litaqdhi. Allahumma fa syaffi’hu fiyya”.

Doa Setelah Salat Hajat

Dikutip dari NU Online, selepas shalat hajat hendaknya seseorang memuji Allah dan membaca shalawat untuk Rasulullah SAW.

Meskipun Allah SWT sudah tahu hajat yang bersangkutan, baiknya ia membaca doa seperti yang diajarkan Rasulullah SAW sebagai berikut,

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ الحَلِيْمُ الكَرِيْمُ ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ العَرْشِ العَظِيْم ، الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ ، أَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ ، وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ ، وَالسَّلَامَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ ، لَا تَدَعْ لِي ذَنْبًا إِلَّا غَفَرْتَهُ ، وَلَا هَمًّا إِلَّا فَرَّجْتَهُ ، وَلَا حَاجَةً هِيَ لَكَ رِضًا إِلَّا قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Lâ ilâha illallâhul halîmul karîm. Subhânallâhi rabbil ‘arsyil karîmil ‘azhîm. Alhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. As’aluka mûjibâti rahmatik, wa ‘azâ’ima maghfiratik, wal ghanîmata min kulli birrin, was salâmata min kulli itsmin. La tada‘ lî dzanban illâ ghafartah, wa lâ hamman illâ farrajtah, wa lâ hâjatan hiya laka ridhan illâ qadhaitahâ ya arhamar râhimîn.

Artinya:

“Tiada Tuhan selain Allah yang maha lembut dan maha mulia. Maha suci Allah, penjaga Arasy yang agung. Segala puji bagi Allah, Tuhan alam semesta. Aku mohon kepada-Mu bimbingan amal sesuai rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, kesempatan meraih sebanyak kebaikan, dan perlindungan dari segala dosa. Janganlah Kau biarkan satu dosa tersisa padaku, tetapi ampunilah. Jangan juga Kau tinggalkanku dalam keadaan bimbang, karenanya bebaskanlah. Jangan pula Kau telantarkanku yang sedang berhajat sesuai ridha-Mu karena itu penuhilah hajatku. Hai Tuhan yang maha pengasih.”

Dalam sebuah riwayat, dikisahkan ada seorang yang tidak sempurna penglihatannya datang kepada Rasulullah SAW dan meminta doa kesembuhan.

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk mendirikan shalat hajat dan berdoa.

اللهم انى اسألك واتوجه اليك بمحمد نبي الرحمة يا محمد انى قد توجهت بك الى ربى فى حاجتى هذه لتقضى. اللهم فشفعه في

Allahumma ini as’aluka wa atawajjahu ilaika bi muhammadin nabiyyir rahmah, ya Muhammadu inni qad tawajjahtu bika ila Rabbi fi hajati hazdihi litaqdhi. Allahumma fa syaffi’hu fiyya.

Artinya:

“Ya allah Sesungguhnya aku bermohon kepada Engkau, dan aku menghadap kepada engkau dengan Muhammad Nabiyyir Rahmah, Wahai Muhammad sesungguhnya aku menghadap Tuhanku bersamamu dalam memohonkan hajatku ini agar dikabulkan. Ya Allah perkenankanlah dia (Muhammad saw) memberikan syafaatnya kepadaku.”

Baca juga artikel terkait SHALAT HAJAT atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno