Menuju konten utama

Tanggal 21 Mei Memperingati Apa? Ada Hari Reformasi Nasional

Daftar peringatan nasional dan internasional yang jatuh setiap tanggal 21 Mei. Ada peringatan Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan.

Tanggal 21 Mei Memperingati Apa? Ada Hari Reformasi Nasional
Kalender Mei 2025. foto/istockphoto

tirto.id - Setiap tanggal 21 Mei diperingati sebagai momentum penting baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu peringatan penting di tingkat nasional ialah Hari Reformasi Nasional.

Hari Reformasi Nasional, mengenang gerakan mahasiswa dan masyarakat sipil pada tahun 1998 yang menuntut perubahan mendasar dalam sistem pemerintahan dan kehidupan bernegara. Gerakan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah modern Indonesia.

Di kancah internasional, tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari Teh Internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan sejarah panjang dan signifikansi budaya serta ekonomi teh di seluruh dunia.

Selain itu, tanggal 21 Mei juga didedikasikan sebagai Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keanekaragaman budaya sebagai aset kemanusiaan yang tak ternilai harganya, serta peran dialog antar budaya dalam mempromosikan perdamaian, toleransi, dan pembangunan berkelanjutan.

Hari Reformasi Nasional

Tanggal 21 Mei diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional bertepatan dengan mundurnya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia yang telah berkuasa selama 32 tahun. Ia digantikan oleh Wakil Presiden B.J Habibie, untuk menandai dimulainya masa reformasi.

Peristiwa itu juga menandai tumbangnya kekuasaan Orde Baru Soeharto, setelah terjadi desakan publik atas berbagai krisis yang terjadi. Krisis ekonomi, hilangnya kepercayaan publik terhadap pemerintah, serta berbagai konflik regional memicu gerakan mahasiswa yang menuntut adanya reformasi.

Aksi ini mulai bergulir sejak akhir Februari 1998 dan mencapai puncaknya pada tanggal 12 Mei 1998, ditandai dengan tewasnya empat aktivis mahasiswa Universitas Trisakti akibat penembakan oleh aparat kepolisian.

Tragedi tersebut memicu serangkaian kerusuhan yang meluas hingga tanggal 15 Mei 1998, menyebabkan lebih dari seribu korban jiwa di Jakarta. Gelombang kerusuhan juga terjadi di berbagai daerah lain sebagai imbas dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Di Medan, unjuk rasa mahasiswa di kampus berujung pada kerusuhan massal di mana ribuan warga turun ke jalan melakukan perusakan, pembakaran, dan penjarahan toko serta gudang. Lebih jauh, aksi di Medan berkembang menjadi sentimen rasial yang mengakibatkan eksodus besar-besaran warga keturunan Tionghoa.

Meningkatnya ketegangan dan ketidakstabilan politik serta sosial di Indonesia mendorong Ketua DPR bersama pimpinan lainnya untuk mendesak Soeharto mengundurkan diri dari kursi kepresidenan demi keselamatan bangsa dan negara.

Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan

Tanggal 21 Mei ditetapkan sebagai Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan oleh UNESCO, badan khusus PBB yang berfokus pada promosi pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan komunikasi untuk membangun perdamaian dan kesetaraan global.

Penetapan ini dilakukan pada bulan Desember 2002, oleh Majelis Umum PBB yang mendeklarasikan tanggal 21 Mei sebagai Hari Keanekaragaman Budaya Sedunia untuk Dialog dan Pembangunan.

Oleh karena itu setiap tahun pada tanggal 21 Mei, UNESCO memimpin perayaan Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan Sedunia yang menyoroti tidak hanya kekayaan budaya dunia, tetapi juga peran penting dialog antar budaya untuk mencapai perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.

Hal ini dilakukan karena berdasarkan data menunjukkan bawah 89% dari semua konflik saat ini di dunia terjadi di negara-negara dengan dialog antar budaya yang rendah.

Oleh karena itu peringatan Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan menjadi kesempatan untuk merayakan kekayaan ekspresi budaya, menghargai perbedaan, dan mendorong interaksi yang konstruktif antar berbagai tradisi dan latar belakang budaya di seluruh dunia.

Hari Teh Internasional

Majelis Umum PBB menyerukan tentang teh, untuk meningkatkan upaya dalam memperluas permintaan teh, terutama di negara-negara produsen dengan tingkat konsumsi per orang yang masih rendah.

Berdasarkan hal tersebut, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 21 Mei sebagai Hari Teh Internasional. Hari peringatan ini bertujuan untuk mendorong dan memfasilitasi tindakan bersama dalam melaksanakan kegiatan yang mendukung produksi dan konsumsi teh yang berkelanjutan.

Hari Teh Internasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran penting teh dalam upaya memerangi kelaparan dan kemiskinan secara global. Pada tahun 2025, Hari Teh Internasional menyoroti kontribusi signifikan teh terhadap mata pencaharian, keberlanjutan, dan kesejahteraan.

Peringatan Hari Teh Internasional juga merupakan kesempatan untuk merayakan warisan budaya, manfaat kesehatan, dan pentingnya teh secara ekonomi. Selain itu juga menyuarakan untuk berupaya membuat produksinya berkelanjutan dari ladang hingga cangkir dengan memastikan manfaatnya bagi masyarakat, budaya, dan lingkungan terus berlanjut dari generasi ke generasi.

Baca juga artikel terkait HARI PENTING atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Edusains
Kontributor: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Indyra Yasmin