tirto.id - Hasil survei Charta Politika Indonesia menunjukkan elektabilitas bakal calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih di atas angin. Pasalnya, saingan terberatnya Yusril Ihza Mahendra masih jauh di bawah persentase yang dimiliki gubernur petahana tersebut.
Hal tersebut tergambar dari hasil survei yang dirilis Charta Politika, di Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016). Dalam simulasi tanpa memberikan opsi nama-nama kandidat kepada responden, nama Yusril muncul dengan 7,8 persen melawan 44,5 persen warga yang memilih Ahok.
Sedangkan dalam simulasi survei menggunakan opsi 14 nama kandidat, Yusril masih berada di posisi ke dua dengan persentase meningkat jadi 11 persen dan Ahok 51,8 persen.
Selanjutnya jika survei dilakukan dengan memberikan ke dua nama kandidat gubernur tersebut, maka Yusril memiliki persentase paling tinggi dengan nama kandidat lain, yakni sebesar 20,5 persen berbanding 59,5 persen milik Ahok.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan nama Yusril berada di posisi ke dua dalam tingkat elektabilitas calon gubernur setelah Ahok. Namun, jumlah persentase yang dimiliki Ahok dan Yusril terpaut jauh.
Menurut Yunarto, nama Yusril bertengger di posisi kedua dan potensial menjadi pesaing Ahok dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya, karena Yusril sudah mendeklarasikan diri maju sebagai calon gubernur.
“Dia (Yusril, red) juga sudah bergerak dan ada dukungan, dan paling sering diberitakan media (setelah Ahok),” kata dia menambahkan.
Selain itu, hasil survei menunjukkan tingkat popularitas Yusril cukup signifikan dengan 79,3 persen di posisi ke empat setelah Ahok, Ahmad Dhani, dan Desy Ratnasari. Karena itu, Yunarto menambahkan, Yusril memiliki modal yang cukup untuk menang bertarung di pilkada.
“Dalam ilmu politik tingkat popularitas di atas 80 persen itu modal yang cukup besar untuk menang dalam pilkada,” kata Yunarto.
Pengumpulan data survei tersebut dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 400 responden yang berada di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta. (ANT)