tirto.id - Museum Peringatan Holocaust AS yang terletak di Washington mendapatkan koleksi baru berupa surat-surat ayah Anne Frank, Otto Frank.
Surat-surat itu berasal dari Ryan Cooper. Ia merupakan warga California yang kini berusia 73 tahun, sempat bersahabat pena dengan Otto, menemukan lusinan surat-menyurat dengan Otto.
Koleksi itu rencananya akan didigitalisasi bersama sejumlah surat dengan total 80 surat. Mencakup surat-menyurat Otto dengan Miep Gies, sekretaris Otto yang membantu keluarganya bersembunyi, serta sejumlah kenangan-kenangan keluarga. Sebuah kado untuk Anne Frank yang tepat pada hari ini, 12 Juni 2019, genap 90 tahun.
Selain surat, Cooper, yang berprofesi sebagai pedagang barang antik dan seniman, juga sempat bertemu dan menjalin persahabatan langsung dengan Otto, hingga Otto mengembuskan nafas terakhir pada 1980. Otto, kata Cooper, berkepribadian mirip dengan Anne yang optimistis.
"Dia selalu percaya bahwa dunia pada akhirnya akan benar, dan dia mendasarkan harapan itu pada orang-orang muda,” begitu katanya seperti dilansir dari AP News.
Ia menyumbangkan setumpuk surat dan kenang-kenangan ke Museum Peringatan Holocaust. Harapannya surat-surat itu dapat dibagikan sehingga orang memiliki pemahaman lebih dalam tentang orang yang memperkenalkan Anne Frank ke publik dunia.
Surat maupun percakapan yang terjalin antara Otto dan Cooper tidak melulu soal Holocaust. Otto memilih berbagi tentang perjuangan kehidupan sehari-hari ketimbang membicarakan tragedi yang menimpa keluarganya.
Sebaliknya, Cooper juga memilih berkisah tentang berbagai macam hal, mulai dari soal kehilangan ibunya, karier, hingga hubungan asmara.
Otto adalah satu-satunya keluarga Frank yang berhasil selamat. Istrinya dan kedua anaknya meninggal selepas mereka dikirim ke kamp konsentrasi, di antara sekitar 6 juta Yahudi lain.
Ia berhasil bebas setelah tentara Soviet menggempur kamp Auswhitz di Polandia pada 1945. Dua tahun berselang, Otto menerbitkan buku harian Anne Frank. Sejak itu, Otto mendedikasikan hidupnya untuk mengedukasi bersama tentang kekejaman Holocaust.
Apa yang terjadi dengan keluarga Frank telah berpengaruh terhadap fisik maupun mental Otto. Seperti yang Elfriede Frank, istri kedua Otto, suaminya selalu menjaga kebugaran mental dan fisik dalam serangkaian penampilan publik dan wawancara menjelang 50 tahun Anne Frank.
Elfriede tahu bahwa apa yang dilakukan suaminya tentu sangat menguras emosi. Namun, tidak ada cara lain untuk mencegah melakukan, apa yang menurutnya, tugas kemanusiaan.
Penulis: AS Rimbawana
Editor: Yantina Debora