tirto.id - Surah Al Fajr adalah surah yang diturunkan di mekkah (makiyyah). Posisi menjadi menjadi surah ke 89 dalam Al Quran. Surah ini memiliki 30 ayat.
Al Fajr atau waktu subuh, merupakan surah yang memberikan berbagai pesan di dalamnya. Salah satunya mengenai kehancuran tiga bangsa di masa lalu karena kelalaian mereka mengingat Allah. Kisah mereka terukir pada surah Al Fajr ayat 6-13.
Ketiga bangsa yang diruntuhkan Allah tersebut adalah kaum 'Ad, Tsamud, dan Firaun. Sebenarnya ketiga bangsa ini sudah memiliki peradaban tinggi. Lalu, ketiga juga cerminan bangsa maju di zamannya.
Namun, sifat buruk telah membuat mereka hancur. Mengutip Jurnal At Tibyan Volume 3 No.2 (Desember 2018), ada dua penyebabnya yaitu muncul sifat kesombongan yang berwujud pembangkangan dari sisi agama dan pembangkangan sosiologis.
Pembangkangan agama meliputi berbagai pengingkaran keimanan pada Allah, penodaan agama dan simbol-simbolnya, sampai menyebarkan risalah kebohongan. Sementara dari sisi pembangkangan sosiologis meliputi semua perilaku menyimpang seperti kriminalisasi dakwah, kekuasaan tirani, dan sebagainya.
Di samping mengenai keruntuhan bangsa 'Ad, Tsamud, dan Firaun, surah Al Fajr juga memberikan pesan lainnya seperti penjelasan ujian pada manusia berupa kekayaan atau kemiskinan, penjelasan hari kiamat dan keadaan para pendurhaka yang menyesal, serta menyebutkan golongan bahagia dan golongan menyesal saat hari akhir tiba
Bacaan Surah Al Fajr
Berikut ini isi surah Al Fajr dalam tulisan Arab, latin, beserta terjemahannya:
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
1. وَالْفَجْرِۙ
wal-fajr
Demi fajar,
2. وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ
wa layālin 'asyr
demi malam yang sepuluh,
3. وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ
wasy-syaf'i wal-watr
demi yang genap dan yang ganjil,
4. . وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ
wal-laili iżā yasr
demi malam apabila berlalu.
5. هَلْ فِيْ ذٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِيْ حِجْرٍۗ
hal fī żālika qasamul liżī ḥijr
Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal?
6. اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ
a lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi'ād
Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad?
7. اِرَمَ ذَاتِ الْعِمَادِۖ
irama żātil-'imād
(yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
8. الَّتِيْ لَمْ يُخْلَقْ مِثْلُهَا فِى الْبِلَادِۖ
allatī lam yukhlaq miṡluhā fil-bilād
yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain,
9. وَثَمُوْدَ الَّذِيْنَ جَابُوا الصَّخْرَ بِالْوَادِۖ
wa ṡamụdallażīna jābuṣ-ṣakhra bil-wād
dan (terhadap) kaum samud yang memotong batu-batu besar di lembah,
10. وَفِرْعَوْنَ ذِى الْاَوْتَادِۖ
wa fir'auna żil-autād
dan (terhadap) Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar),
11. الَّذِيْنَ طَغَوْا فِى الْبِلَادِۖ
allażīna ṭagau fil-bilād
yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,
12. فَاَكْثَرُوْا فِيْهَا الْفَسَادَۖ
fa akṡarụ fīhal-fasād
lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu,
13. فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍۖ
fa ṣabba 'alaihim rabbuka sauṭa 'ażāb
karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka,
14. اِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِۗ
inna rabbaka labil-mirṣād
sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.
15. فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ
fa ammal-insānu iżā mabtalāhu rabbuhụ fa akramahụ wa na''amahụ fa yaqụlu rabbī akraman
Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”
16. وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ
wa ammā iżā mabtalāhu fa qadara 'alaihi rizqahụ fa yaqụlu rabbī ahānan
Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”
17. كَلَّا بَلْ لَّا تُكْرِمُوْنَ الْيَتِيْمَۙ
kallā bal lā tukrimụnal-yatīm
Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim,
18. وَلَا تَحٰۤضُّوْنَ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۙ
wa lā tahāḍḍụna 'alā ṭa'āmil-miskīn
dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
19. وَتَأْكُلُوْنَ التُّرَاثَ اَكْلًا لَّمًّاۙ
wa ta`kulụnat-turāṡa aklal lammā
sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram),
20. وَّتُحِبُّوْنَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّاۗ
wa tuḥibbụnal-māla ḥubban jammā
dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.
21. كَلَّآ اِذَا دُكَّتِ الْاَرْضُ دَكًّا دَكًّاۙ
kallā iżā dukkatil-arḍu dakkan dakkā
Sekali-kali tidak! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),
22. وَّجَآءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّاۚ
wa jā`a rabbuka wal-malaku ṣaffan ṣaffā
dan datanglah Tuhanmu; dan malaikat berbaris-baris,
23. وَجِايْۤءَ يَوْمَىِٕذٍۢ بِجَهَنَّمَۙ يَوْمَىِٕذٍ يَّتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ وَاَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰىۗ
wa jī`a yauma`iżim bijahannama yauma`iżiy yatażakkarul-insānu wa annā lahuż-żikrā
dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.
24. يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِيْ قَدَّمْتُ لِحَيَاتِيْۚ
yaqụlu yā laitanī qaddamtu liḥayātī
Dia berkata, “Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.”
25. فَيَوْمَىِٕذٍ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهٗٓ اَحَدٌ ۙ
fa yauma`iżil lā yu'ażżibu 'ażābahū aḥad
Maka pada hari itu tidak ada seorang pun yang mengazab seperti azab-Nya (yang adil),
26. وَّلَا يُوْثِقُ وَثَاقَهٗٓ اَحَدٌ ۗ
wa lā yụṡiqu waṡāqahū aḥad
dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.
27. يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ
yā ayyatuhan-nafsul-muṭma`innah
Wahai jiwa yang tenang!
28. ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ
irji'ī ilā rabbiki rāḍiyatam marḍiyyah
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.
29. فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ
fadkhulī fī 'ibādī
Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
30. وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ
wadkhulī jannatī
dan masuklah ke dalam surga-Ku.
Editor: Yulaika Ramadhani