Menuju konten utama

Studi Sebut Terapi Kognitif atau CBT Efektif Atasi Insomnia

Studi terbaru menunjukkan bahwa terapi kognitif terbukti efektif membantu masalah gangguan tidur atau insomnia.

Studi Sebut Terapi Kognitif atau CBT Efektif Atasi Insomnia
Ilustrasi Kurang tidur. FOTO/istockphoto

tirto.id - Insomnia adalah gangguan tidur yang secara teratur memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia.

Setiap orang yang mengalami insomnia merasa sulit untuk tidur dan efeknya bisa sangat membahayakan kondisi kesehatan.

Umumnya orang yang mengalami insomnia, akan mengalami rasa kantuk pada siang hari, lesu dan perasaan tidak enak badan baik secara mental maupun fisiknya.

Sehingga, hal ini juga memengaruhi suasana hati seperti lekas marah dan kecemasan adalah gejala umum yang trekait.

Cara efektif mengatasi insomnia kronis adalah terapi perilaku kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT), para peneliti telah mengkonfirmasi hal ini.

Studi baru mengungkapkan bahwa meskipun terapi ini efektif, namun tidak digunakan secara luas oleh dokter.

Mereka memiliki pengetahuan yang terbatas tentang hal itu dan pasien kurang memiliki akses.

Melansir dari The Guardian, Dr. Judith Davidson yang merupakan seorang penulis pendamping penelitian baru tentang CBT untuk insomnia dari Queen University di Ontario, Kanada mengatakan bahwa, “Ada perawatan yang sangat efektif yang tidak melibatkan obat yang tersedia melalui layanan perawatan primer Anda.”

Pil tidur tidak dianjurkan untuk penggunaan jangka panjang dan dapat memiliki efek samping, serta, menimbulkan risiko kecanduan.

Sebaiknya, pengobatan utama untuk insomnia kronis adalah CBT yang merupakan sebuah program perubahan terkait cara seseorang berpikir tentang tidur.

Melansir National Sleep Foundation, CBT bertujuan untuk mengubah kebiasaan tidur dan faktor penjadwalan, serta kesalahpahaman tentang tidur dan insomnia, yang melanggengkan kesulitan tidur.

Faktanya, pertemuan baru-baru ini di Institut Ilmu Kesehatan Nasional tentang insomnia menyimpulkan bahwa CBT-I adalah cara yang aman dan efektif untuk mengelola insomnia kronis dan dampaknya.

Pada titik ini Anda mungkin berpikir, "Itu bagus, tapi saya masih belum tahu apa itu CBT-saya." Terapi perilaku kognitif untuk insomnia termasuk kunjungan rutin, sering mingguan, ke dokter, yang akan memberi Anda serangkaian penilaian tidur, meminta Anda untuk menyelesaikan buku harian tidur dan bekerja dengan Anda dalam sesi untuk membantu Anda mengubah cara Anda tidur.

Insomnia kronis adalah suatu kondisi yang dialami oleh seorang yang kesulitan tidur setidaknya tiga malam seminggu selama tiga bulan atau lebih.

Hal ini diperkirakan mempengaruhi sekitar 10-15 persen orang dewasa. Kondisi ini terkait dengan masalah kesehatan termasuk depresi, serta kesulitan dalam fungsi dan terkadang mengakibatkan kecelakaan.

British Journal Of General Practice, Davidson dan rekan dilansir dalam The Guardian menjelaskan bagaimana mereka memeriksa 13 studi yang sebelumnya dilakukan pada penyediaan CBT untuk insomnia melalui perawatan primer.

Dalam beberapa penelitian, peserta juga minum obat untuk membantu mereka tidur.

Hasil penelitian menunjukkan CBT untuk insomnia efektif dan mengarah pada peningkatan tidur yang berlangsung selama dilakukan follow-ip berbulan-bulan kemudian.

Melihat empat dari hasil uji coba kontrol acak yang dilakukan antara 66 dan 201 peserta usia campuran, tim penguji menemukan bahwa peserta tertidur rata-rata Sembilan hingga 30 menit lebih cepat setelah menyelesaikan kursus CBT untuk insomnia dan mengalami pengurangan antara 22 hingga 36 menit dalam jangka waktu yang dihabiskan untuk bangun setelah tidur.

Davidson menjelaskan studi baru ini mendukung gagasan bahwa CBT untuk insomnia sangat cocok dan bisa ditawarkan melalui dokter.

Meskipun, sebagian besar studi terapi itu sendiri dapat diberikan oleh orang lain seperti perawat atau layanan primer lainnya.

Selain itu, Davidson juga menambahkan termasuk meningkatkan akses melalui layanan IAPT (meningkatkan akses ke terapi psikologis), di beberapa negara bagian di Inggris menyediakan aplikasi spesialis dan situs web seperti sleepio yang tersedia gratis melalui NHS.

Penyebab insomnia

Melansir dari Medical News Today, penyebab insomnia dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikologis.

Terkadang ada kondisi medis mendasar yang menyebabkan insomnia kronis. Insomnia umumnya disebabkan oleh:

- Gangguan pada ritme sirkadian seperti perubahan shift kerja. Ketinggian kebisingan lingkungan, panas ekstrem atau dingin.

- Masalah psikologis gangguan seperti bipolar, depresi, gangguan kecemasan atau gangguan psikotik.

- Kondisi medis seperti nyeri yang sudah kronis, sindrom kelelahan kronis, gagal jantung kongesif, angina, penyakit asam refluks (GERD), penyakit paru obstruktif kronik, asma, sleep apnea, penyakit Parkinson dan Alzheimer, hipertiroidisme, artritis, lesi otak, tumor dan stroke.

- Hormon estrogen, hormon bergeser saat menstruasi.

- Faktor lain seperti, tidur di samping pasangan yang memiliki kebiasaan dengkuran, parasite, kondisi genetic, pikiran yang terlalu aktif dan kehamilan.

Faktor dan Risiko

Insomnia dapat mempengaruhi setiap individu dari segala usia. Namun, lebih sering terjadi pada wanita dewasa daripada pria dewasa.

Ini dapat merusak kinerja sekolah dan pekerjaan serta kontribusi terhadap obesitas, depresi, emosian, masalah kosentrasi masalah memori, fungsi sistem kekebalan tubuh yang buruk dan mengurangi waktu reaksi.

Infografik SC Insomnia

Infografik SC Insomnia. tirto.id/FUad

Baca juga artikel terkait INSOMNIA atau tulisan lainnya dari Wulan Astari

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Wulan Astari
Penulis: Wulan Astari
Editor: Yandri Daniel Damaledo