tirto.id - Bagi orang-orang dengan insomnia, pertolongan agar dapat tidur segera tersedia secara online. Baru-baru ini sebuah uji klinis menemukan, terapi berbasis web untuk insomnia yang efektif membantu mereka tidur cepat dan lebih lama.
Dibandingkan dengan orang-orang dalam studi yang tidak melakukan terapi, mereka yang berpartisipasi dalam terapi online terbukti dapat tertidur lebih cepat. Mereka pun bangun lebih sedikit pada malam hari dan melaporkan insomnia mereka berkurang setelah menyelesaikan pengobatan ini, demikian diberitakan The Huffington Post.
Jenis terapi yang dinamai terapi perilaku kognitif untuk insomnia (cognitive behavioral therapy for insomnia atau CBT-I) itu dianggap sebagai rekomendasi utama untuk orang dengan insomnia kronis - yaitu, insomnia yang berlangsung lebih dari satu bulan.
“Terapi ini berfokus mengubah cara orang berpikir tentang insomnia mereka, dengan mengatasi pikiran dan perilaku bermasalah yang diyakini telah mengembangkan insomnia menjadi lebih akut," demikian menurut penelitian, yang diterbitkan pada November 2016 dalam jurnal JAMA Psychiatry.
Untuk diketahui, jutaan orang di AS bahkan di seluruh dunia mengidap insomnia. Namun, ada beberapa dokter yang terlatih untuk memberikan CBT-I, para peneliti mengungkapkan. Maka dari itu, peneliti kemudian mencari keefektivitasan terapi ini melalui versi online.
Dalam studi tersebut, 303 orang dewasa dengan insomnia kronis ditugaskan ke salah satu kelompok terapi dan kelompok kontrol. Kelompok terapi menyelesaikan program enam minggu terapi interaktif online dimana mereka diminta login beberapa kali seminggu untuk membaca dan melakukan pekerjaan rumah. Sementara itu, kelompok kontrol diberi akses ke situs dengan informasi tentang insomnia.
Orang-orang dalam penelitian ini juga menanggapi kuesioner tentang insomnia mereka dan diharuskan menulis buku harian tidur selama masa studi.
Setelah sembilan minggu, para peneliti menemukan bahwa orang-orang dalam kelompok terapi melaporkan peningkatan besar dalam tidur mereka daripada di kelompok kontrol. “Bahkan setelah enam bulan dan satu tahun, kemajuan ini tetap,” ungkap para peneliti.
Para peneliti menemukan bahwa setelah satu tahun, 70 persen dari orang-orang dalam kelompok terapi dianggap "penanggap terapi". Artinya, tingkat keparahan insomnia mereka menurun setidaknya 7 poin pada kuesioner Insomnia Severity Index (ISI) yang mengukur keparahan susah tidur pada skala 28 poin. Sementara itu, penanggap terapi dalam kelompok kontrol ditemukan hanya sebanyak 43 persen.
“Temuan menunjukkan bahwa terapi berbasis internet CBT-I ini bisa mencapai angka skala indeks yang tak terbayangkan orang sebelumnya," ungkap penulis studi, yang dipimpin oleh Lee Ritterband, seorang profesor psikiatri dan ilmu neurobehavioral di University of Virginia School of Medicine.
Bagaimanapun, para peneliti mencatat bahwa penelitian masa depan masih diperlukan untuk menentukan terhadap siapa jenis terapi ini akan bekerja paling baik.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari