Menuju konten utama

Studi: Kehamilan Tidak Tingkatkan Risiko COVID-19 yang Parah

Studi terbaru: kehamilan disebut tidak meningkatkan risiko penyakit virus Corona COVID-19 yang parah.

Studi: Kehamilan Tidak Tingkatkan Risiko COVID-19 yang Parah
Ilustrasi perempuan hamil memakai masker. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Virus Corona atau COVID-19 mengancam semua orang, termasuk ibu yang sedang mengandung. Namun, sebuah penelitian terbaru menyebutkan kehamilan tidak meningkatkan risiko terjadinya COVID-19 yang parah

Menurut hasil studi yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Oxford, calon ibu tidak memiliki risiko lebih besar terkena kasus COVID-19 yang parah daripada populasi umumnya.

Penelitan tersebut mengambil sampel sekitar 0,5 persen dari semua wanita hamil di Inggris yang sedang dirawat di rumah sakit dengan kasus positif COVID-19 antara 1 Maret hingga 14 April 2020.

Hasil penelitian yang belum ditinjau atau dipublikasikan lewat jurnal ini menyebutkan, dari 427 ibu hamil yang dirawat di rumah sakit, sekitar satu dari sepuluh yang membutuhkan perawatan intensif.

Kehamilan justru terbukti meningkatkan risiko penyakit parah dari infeksi virus penyakit lain seperti influenza, sehingga banyak negara mendesak wanita mempertimbangkan memiliki anak untuk mendapatkan vaksin flu tahunan.

Faktor-faktor lain, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, lebih mungkin meningkatkan risiko wanita hamil dirawat di rumah sakit untuk infeksi coronavirus, kata para penulis.

"Sangat penting bagi wanita untuk terus menghadiri pertemuan antenatal untuk memastikan bahwa mereka dan bayi mereka baik-baik saja," kata Gill Walton, kepala eksekutif Royal College of Midwives, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Gulf News.

Unicef, badan PBB untuk anak-anak, juga merekomendasikan agar orang tua yang memiliki bayi terus mencari bantuan medis, termasuk imunisasi rutin.

Satu dari dua puluh bayi yang lahir dari ibu dengan Covid-19 dites positif untuk penyakit ini, dan hanya setengah dari mereka yang memiliki tes positif segera setelah lahir, kata studi tersebut.

Sementara itu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) juga telah merekomendasikan agar bayi segera diberikan Air Susu Ibu (ASI) oleh ibunya jika memungkinkan.

"Karena ASI menyediakan perlindungan terhadap banyak penyakit dan merupakan sumber nutrisi terbaik bagi sebagian besar bayi," tulis CDC.

Para peneliti dari Royal College of Obstetricians dan Gynecologists, University of Leeds, University of Birmingham, Kings College dan Imperial College London juga ikut berkontribusi dalam penelitian tersebut.

Baca juga artikel terkait IBU HAMIL CORONA atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH