tirto.id - Fisikawan Stephen Hawking meninggal dunia pada Rabu (14/3/2018) di usia 76 tahun. Salah satu buku terkenal pria yang lahir pada 8 Juni 1942 ini adalah A Brief History of Time.
Karya terkenal itu dihasilkan setelah Hawking didiagnosis menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS) yang membuatnya hampir lumpuh total. Meski keadaannya cukup mengkhawatirkan, Hawking tetap berusaha menyelesaikan buku A Brief History of Time pada 1988.
Kegigihannya itu tak sia-sia. A Brief History of Time akhirnya menjadi sebuah panduan awam untuk kosmologi. Buku ini menjadi catatan kosmologi dan menawarkan gambaran umum tentang ruang dan waktu, keberadaan Tuhan dan masa depan.
Selama lebih dari empat tahun A Breaf History of Time masuk dalam daftar best seller London Sunday Times. Sejak diterbitkan, telah terjual jutaan kopi di seluruh dunia dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa.
A Brief History of Time tidak mudah dipahami seperti yang diharapkan beberapa orang. Pada tahun 2001, Hawking menindaklanjuti bukunya dengan The Universe in a Nutshell, yang menawarkan panduan yang lebih beragam untuk teori besar kosmologi.
Pada tahun 2005, Hawking menulis buku dengan judul A Brief History of Time. pada buku ini, Hawking lebih menyederhanakan konsep dan teori yang dipaparkan pada buku sebelumnya. Ia juga menambah sentuhan perkembangan terbaru di lapangan seperti teori string pada buku ini.
Tak hanya A Brief History of Time, selama bertahun-tahun Stephen Hawking telah menulis sekitar 15 buku. Gagasan Stephen Hawking soal Tuhan juga tak hanya berhenti pada buku A Breaf History of Time. Pada 2010, Hawking mengeluarkan gagasan menentang bahwa Tuhan yang menciptakan alam semesta dalam bukunya berjudul The Grand Design.
"Karena ada hukum seperti gravitasi, alam semesta bisa dan akan menciptakan dirinya sendiri dari nol," kata Hawking, seperti dikutip Biography.
Selain terkenal lewat buku-bukunya, pada tahun 2011, Hawking telah berpartisipasi dalam uji coba perangkat bergaya "ikat kepala baru" yang disebut iBrain.
Perangkat ini dirancang untuk "membaca" pikiran pemakainya dengan memungut "gelombang sinyal otak listrik," yang kemudian ditafsirkan dengan algoritma khusus, menurut sebuah artikel di The New York Times. Perangkat ini bisa menjadi bantuan revolusioner untuk Hawking dan mereka yang menderita ALS.
Setelah bertahan 55 tahun dengan penyakit ALS, pada Rabu Hawkings dikonfirmasi meninggal dunia. Sejumlah sumbangan penting Hawking bidang fisika kuantum, terutama teori-teorinya mengenai kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora