Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Status ODP Corona & Mengapa Harus Melakukan Isolasi Mandiri?

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan isolasi diri sendiri bisa berlaku pada seseorang yang menunjukkan gejala COVID-19 yang berisiko sedang (midle risk).

Status ODP Corona & Mengapa Harus Melakukan Isolasi Mandiri?
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Melakukan isolasi atau karantina mandiri bisa menjadi salah satu cara untuk menghindari diri agar tak terinfeksi atau agar tak menyebarkan virus Corona atau COVID-19 pada orang lain.

Isolasi atau karantina mandiri juga bisa menjadi pilihan bagi Anda yang sedang kurang sehat, mengalami batuk pilek, atau bahkan Anda yang masuk dalam kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Hal ini perlu dilakukan agar Anda bisa beristirahat dengan cukup, membuat imun tubuh berangsur lebih baik dan meminimalisir orang lain tertular dari penyakit yang Anda alami.

Biasanya saat Anda masuk dalam kategori ODP, dokter akan menyarankan agar Anda tetap berada di rumah, membatasi diri untuk bertemu orang lain, istirahat cukup, makan makanan bergizi serta mengonsumsi multivitamin seperti yang dilakukan oleh Ida (nama disamarkan atas permintaan narsum).

Kepada redaksi Tirto, Ida berbagi pengalamannya saat melakukan isolasi mandiri setelah dinyatakan masuk dalam kategori ODP oleh dokter.

"Saat itu periksa ke dokter, secara klinis saya batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan dan malamnya sempat sesak nafas. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter mengatakan saya masuk ODP dan memberi saya obat serta vitamin dan meminta saya untuk tetap berada di rumah," ujar Ida.

Ida menambahkan saat itu dokter mengatakan bila dalam waktu tiga hari kondisinya tak kunjung membaik, maka dokter menyarankan agar ia melakukan pemeriksaan lanjutan seperti cek darah.

Mengetahui hal tersebut Ida lantas memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumahnya.

Menurut Ida beberapa hal yang bisa dilakukan saat melakukan isolasi mandiri adalah mengonsumsi lebih banyak sayur dan buat, minum multivitamin, mengonsumsi lebih banyak air putih dan tentunya lebih banyak beristirahat.

Selain itu, tentu saja Ida juga membatasi untuk bertemu dengan orang lain.

"Kalau tidak sangat terpaksa saya akan tetap berada di rumah dan kalaupun harus keluar saya tentu akan menggunakan masker. Hal ini saya lakukan agar orang lain setidaknya tidak tertular, minimal orang lain enggak ikutan flu," kata dia.

Melansir laman Live Science, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa isolasi diri sendiri ini bisa berlaku pada seseorang yang menunjukkan gejala COVID-19 yang berisiko sedang (midle risk).

Untuk megetahui apakah Anda termasuk orang yang mengalami midle risk, lakukan pengecekan kesehatan ke rumah sakit atau melapor ke lembaga kesehatan.

Jika tubuh Anda menujukkan gejala terpapar wabah virus, maka lakukan beberapa hal berikut:

1. Tinggal sejauh mungkin dari orang lain di rumah Anda, tinggal di kamar terpisah dan menggunakan kamar mandi terpisah jika tersedia.

2. Batasi kontak dengan hewan peliharaan Anda, karena ada kemungkinan kecil manusia dapat menularkan penyakit ini ke anjing atau hewan peliharaan lainnya. Meskipun hanya satu kasus penularan semacam itu telah dilaporkan yaitu pada anjing Pomeranian di Hong Kong yang hidup dengan seorang wanita yang didiagnosis menderita COVID-19.

3. Tidak boleh ada kunjungan kecuali orang itu sangat perlu sesuatu di rumah Anda.

4. Atur agar belanjaan dan perlengkapan mandi dikirimkan ke rumah Anda. Selain itu, seperti dikutip Live Science, pastikan untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang obat apa pun yang Anda perlukan, sehingga mereka dapat mengatur pemberian resep juga.

Dalam hal mencuci pakaian bagi mereka yang tidak memiliki mesin cuci di rumah, Anda bisa bertanya kepada penyedia layanan kesehatan tentang hal itu juga.

5. Pakai masker wajah jika Anda harus berada di sekitar orang lain, seperti saat berkendara ke klinik atau rumah sakit.

6. Ketika Anda batuk atau bersin tutupi mulut dan hidung Anda dengan tisu. Segera buang tisu ke tempat sampah; cuci tangan Anda dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Jika tidak, bersihkan dengan pembersih tangan yang memiliki alkohol setidaknya 60 persen.

7. Hindari berbagi barang-barang rumah tangga, termasuk gelas minum, peralatan makan, handuk atau bahkan tempat tidur. Cuci barang-barang ini dengan seksama setelah digunakan.

8. Selalu bersihkan semua barang yang Anda sentuh seperti meja, gagang pintu, perlengkapan kamar mandi, toilet, telepon, keyboard, tablet, dan meja samping tempat tidur.

9. Bersihkan segala permukaan yang mungkin terkontaminasi dengan darah, tinja atau cairan tubuh apa pun.

10. Bagian ruang di rumah harus memiliki aliran udara yang baik, gunakan AC atau jendela yang terbuka.

11. Lanjutkan memantau gejala Anda. Jika kondisinya memburuk, seperti Anda mulai mengalami kesulitan bernafas, hubungi penyedia layanan kesehatan Anda.

Sementara itu, Spesialis penyakit menular Steven Gordon, MD dari Cleveland Clinic menjelaskan sebetulnya ada beberapa cara untuk menjauhkan diri dari penyakit, salah satunya social distance atau social distancing.

Apa Itu Social Distance?

Social distance atau social distancing adalah masyarakat diminta untuk menghindari hadir di pertemuan besar atau kerumunan orang. Jika Anda harus berada di sekitar orang, jaga jarak dengan orang lain sekitar 6 kaki (2 meter).

Namun, Gordon menyebut, belum jelas berapa jumlah dari "kerumunan" tersebut, yang harus dihindari. Apakah empat orang termasuk dalam kerumunan? Atau harus berjumlah ratusan? Namun, umumnya yang dimaksud dengan kerumunan orang adalah pusat perbelanjaan, bioskop atau stadion.

"Kerumunan orang merupakan subjek yang bergerak. Meskipun angka 25 sering dikutip [sebagai penjelasan untuk kerumunan orang], tetapi saat ini tidak ada definisi resmi - dan itu dapat berubah," kata Gordon.

Walaupun mungkin mengecewakan mendengar bahwa begitu banyak acara olahraga, festival, dan pertemuan lainnya dibatalkan, ada alasan kesehatan masyarakat untuk tindakan ini.

Pembatalan ini membantu menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit yang memungkinkan sistem perawatan kesehatan untuk lebih siap merawat pasien dari waktu ke waktu.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Abdul Aziz