Menuju konten utama

Sri Mulyani: Negara G20 Komitmen Atasi Krisis Pangan Dunia

Presidensi G20 Indonesia menegaskan untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini.

Sri Mulyani: Negara G20 Komitmen Atasi Krisis Pangan Dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/6/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

tirto.id - Para menteri keuangan dan menteri pertanian negara-negara G20 menyelenggarakan Pertemuan G20 Joint Finance and Agriculture Ministers (JFAMM) yang pertama di Washington D.C, Amerika Serikat pada Selasa (11/10/2022) waktu setempat. Pertemuan ini fokus membahas permasalahan ketahanan pangan dunia.

Krisis pangan menjadi perhatian forum G20. Bahkan sejak Juli 2022 lalu, isu tersebut telah diangkat dalam High-Level Seminar: Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity serta Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) ketiga.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Presidensi G20 Indonesia telah menegaskan komitmennya untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini. Termasuk risiko kerawanan pangan.

"G20 siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat tentang ketahanan pangan dan gizi, termasuk dengan bekerja sama dengan inisiatif lain," ujarnya saat konferensi pers seperti dikutip dalam keterangannya, Rabu (12/10/2022).

Beberapa inisiatif global pun telah diluncurkan oleh organisasi regional, internasional, dan bahkan secara mandiri oleh beberapa negara untuk menghadapi permasalahan ketahanan pangan. Seperti the UN Global Crisis Response Group (GCRG), the G7 Global Alliance for Food Security (GAFS), the Global Agriculture and Food Security Program (GAFSP), International Finance Institutions Action Plan, dan Global Development Initiative.

Selain itu, Bank Dunia juga telah berkomitmen untuk menyediakan 30 juta dolar AS dalam pendanaan baru atau yang sudah ada untuk proyek terkait ketahanan pangan dan nutrisi untuk beberapa tahun ke depan. Sementara Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) turut menyediakan perkembangan kondisi pasar pangan, termasuk melalui G20 Agricultural Market Information System.

Pada forum itu, para menteri keuangan dan menteri pertanian G20 menegaskan kembali komitmen mereka untuk memanfaatkan semua perangkat kebijakan (policy tools) dalam mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk ketahanan pangan.

Forum G20 akan terus mengambil langkah bersama secara cepat dalam menghadapi permasalahan ketahanan pangan dan nutrisi, termasuk dengan bekerja sama dengan inisiatif lainnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, sebagai forum yang efektif dalam menjawab tantangan global dalam hal kerawanan pangan, Presidensi G20 Indonesia menerapkan strategi untuk meningkatkan kapasitas produksi. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan harga pangan, menekan inflasi, menurunkan impor dan meningkatkan ekspor pangan.

"Strategi ini diterapkan pada beberapa komoditas pangan strategis dengan kegiatan operasional untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam sistem agribisnis pangan, agar tercapai efisiensi dan peningkatan daya saing," ungkapnya.

Adapun Pertemuan JFAMM pertama ini menjadi dasar koordinasi erat yang diperlukan di masa depan untuk menentukan cara terbaik dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan. Pada pertemuan tersebut, para menteri keuangan dan menteri pertanian G20 mendukung peningkatan koordinasi untuk memastikan respon global yang selaras dalam menghadapi kerawanan pangan dan kerja sama dengan inisiatif multilateral lainnya.

Para menteri keuangan dan menteri pertanian G20 setuju untuk mendelegasikan tugas kepada organisasi internasional FAO dan Bank Dunia dalam pemetaan respons kebijakan global terhadap kerawanan pangan.

Kemudian pemetaan itu akan dikonsolidasikan di masa mendatang dengan masukan dari pakar teknis dan organisasi internasional terkait lainnya untuk kemudian dilaporkan pada Spring Meeting 2023 mendatang.

Di bawah Presidensi G20 Indonesia, forum G20 akan terus menjaga solidaritas untuk mengatasi isu-isu penting dan meminimalisir efek spillover, dan disertai dengan semangat konsensus, kolaborasi, dan kerja sama.

Inisiatif dalam mengatasi permasalahan ketahanan pangan global yang dihasilkan dari Presidensi G20 Indonesia akan terus dijalankan hingga Presidensi selanjutnya pada tahun 2023 di bawah kepemimpinan India.

Baca juga artikel terkait KTT G20 2022 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin