tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,69 persen di 2021 menjadi pencapaian penting dalam tonggak pemulihan ekonomi Indonesia. Walaupun pertumbuhan tersebut tidak mencerminkan kinerja merata sepanjang tahun lalu.
"Ekonomi tahun 2021 adalah pencapaian penting di dalam tonggak pemulihan ekonomi Indonesia," katanya dalam Rapat Paripurna DPR atas Tanggapan Pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas RUU tentang P2 APBN TA 2021 di Jakarta, Selasa (23/8/2022).
Berdasarkan catatan, ekonomi dalam negeri pada kuartal I-2021 kala itu masih kontraksi 0,74 persen secara year on year (yoy). Kemudian di kuartal II-2021 ekonomi melonjak tinggi mencapai 7,07 persen dan kembali merosot di kuartal III-2021 sebesar 3,51 persen. Sedangkan pada kuartal IV-2021 kembali meningkat tercatat 5,02 persen.
"Itu adalah pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan ketidakpastian di dalam era pandemi COVID-19 yang masih berfluktuasi di 2021, terutama dengan dilaksanakan PPKM darurat pada saat meredam kasus varian delta di kuartal III-2021," katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021 telah berhasil lampaui level periode pra pandemi meski dalam situasi tidak pasti tersebut. Hal ini menjadi capaian mengingat masih banyak negara yang hingga bahkan tahun ini perekonomiannya belum mampu kembali di level sebelum pandemi.
"Seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Mexico, Jerman, Prancis, Italia dan masih banyak negara lainnya [ekonominya belum kembali ke level pandemi]," ujarnya.
Pada 2021, pertumbuhan ekonomi dan tingkat PDB per kapita Indonesia dihitung dalam nominal pun berhasil naik 8,6 persen. Dari Rp57,3 juta per kapita pada 2020 dan kembali ke Rp62,2 juta rupiah per kapita pada 2021.
Tren pemulihan ekonomi di 2021 juga diikuti dengan perbaikan indikator kesejahteraan masyarakat. Hal ini tercermin dari angka kemiskinan berhasil diturunkan menjadi 9,71 persen per September 2021, setelah sebelumnya melonjak di tengah awal pandemi pada level 10,11 persen pada September 2020.
Menguatnya aktivitas ekonomi turut menyerap 2,6 juta angkatan baru pada kurun waktu antara Agustus 2020 sampai Agustus 2021. Selain itu, tingkat pengangguran terbuka turun dari 7,07 persen pada Agustus 2020 menjadi 6,49 persen pada Agustus 2021
"Peranan penting APBN di dalam menjaga kualitas sumber daya manusia ditunjukan dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia dari 70,94 pada 2020 tahun pertama pandemi meningkat jadi 72,29 pada 2021 pada tahun kedua pandemi," kata Sri Mulyani.
Dari sisi inflasi, pada 2021 tercatat sebesar 1,87 persen atau lebih rendah dibandingkan asumsi APBN tahun lalu. Hal ini akibat daya beli masyarakat yang masih di dalam proses pemulihan setelah dihantam pandemi 2020, dan tingkat permintaan masyarakat masih dalam proses awal pemulihan.
"Pada paruh kedua 2021 terdapat tren positif pergerakan inflasi menunjukan bahwa terdapat sinyal perbaikan permintaan seiring dengan proses pemulihan ekonomi nasional yang mulai kembali berjalan setelah dihantam varian delta," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin