Menuju konten utama

Spanyol Ambil Kendali, Catalunya Nyatakan Perlawanan Damai

Spanyol bereaksi terhadap deklarasi kemerdekaan sepihak parlemen Catalunya pada Jumat (27/10/2017) dengan memecat pemerintah daerah dan memberhentikan kepala kepolisian setempat.

Spanyol Ambil Kendali, Catalunya Nyatakan Perlawanan Damai
Presiden Catalan Carles Puigdemont tiba bersama istrinya Marcela Topor di Parlemen Daerah Catalan di Barcelona, Spanyol, Jumat (27/10/2017). ANTARA FOTO/REUTERS/Rafael Marchante

tirto.id - Carles Puigdemont telah mengeluarkan tanggapan yang menantang keputusan Madrid untuk mengambil kendali langsung wilayah itu. Pemimpin Catalunya itu menyerukan "oposisi demokratis" untuk pengambilalihan tersebut.

Dalam pesan video singkat yang dikeluarkan pada Sabtu (28/10/2017) siang waktu setempat, Carles Puigdemont berjanji akan terus berupaya membangun "negara merdeka."

"Kita harus melawan represi dan ancaman, tanpa pernah meninggalkan, kapan pun, tindakan sipil dan damai," kata Puigdemont, seperti dilansir The Guardian, menambahkan bahwa pemerintahannya tidak memiliki atau menginginkan "argumen kekerasan."

Madrid bereaksi terhadap deklarasi kemerdekaan sepihak parlemen Catalunya pada Jumat (27/10/2017) dengan memecat pemerintah daerah dan memberhentikan kepala kepolisian setempat.

Pemerintah Spanyol secara resmi mengambil alih kendali pemerintahan daerah Catalunya, yang disebut dengan Generalitat. Dengan begitu, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy memegang kekuasaan atas fungsi-fungsi presiden Generalitat.

Rajoy telah mendelegasikan tugas-tugas tersebut kepada Wakil Perdana Menteri Soraya Saenz de Santamaria, yang juga ditugaskan menjadi wakil presiden Catalonia. Sementara itu, menteri-menteri Spanyol mengambil alih berbagai departemen di bawah Generalitat.

Puigdemont dan kabinetnya secara resmi dikeluarkan dari jabatan mereka, dan wewenang dan tanggung jawab mereka diambil alih oleh pemerintah pusat dalam pemberitahuan yang dikirim ke buletin resmi negara bagian pada hari Sabtu pagi.

Perintah tersebut memberikan garis besar untuk pengambilalihan yang disetujui oleh senat Spanyol pada Jumat, namun Mariano Rajoy sekarang menghadapi tantangan untuk menerapkannya.

Puigdemont menanggapi langkah Madrid dengan menunjukkan normalitas, pergi keluar untuk minum-minum dan makan siang di sebuah restoran di kota asalnya Girona, karena pernyataan yang telah direkam sebelumnya ditayangkan di TV nasional. Dia sebentar melangkah keluar untuk berfoto bersama pendukungnya, dan mendapat tepuk tangan dari pengunjung lain.

Banyak dari ribuan pendukung kemerdekaan yang sedang menangis dan merayakan di jalanan kota Barcelona dan kota-kota lain pada Jumat telah menjanjikan perlawanan damai terhadap perintah Madrid.

Aktivis telah menawarkan untuk membentuk rantai manusia di sekitar bangunan untuk melindungi pejabat. Selain itu, beberapa dari 200.000 pegawai negeri di kawasan ini telah mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima perintah dari Madrid.

Tak henti di situ, satu serikat Catalunya telah menyerukan pemogokan 10 hari untuk mendukung republik baru yang dimulai pada Senin (30/10/2017).

Rajoy juga telah membubarkan parlemen daerah dan mengadakan pemilihan untuk tanggal 21 Desember, dengan masa kampanye 15 hari yang ditetapkan dalam ordo baru tersebut.

Wakil perdana menteri Spanyol, yang jabatan resminya adalah wakil presiden pemerintah, Soraya Sáenz de Santamaria - yang telah mengatur tanggapan pemerintah terhadap krisis Catalan - akan menjalankan Catalunya setiap hari sampai saat itu.

Sebagian besar kursi akan dipegang oleh partai-partai pro-kemerdekaan, namun mereka masih menerima kurang dari setengah suara rakyat, demikian Associated Press melaporkan.

Wilayah ini telah resmi memerintah sendiri sejak undang-undang otonominya ditandatangani pada tahun 1979, saat Spanyol kembali ke demokrasi menyusul kematian diktator Gen Francisco Franco.

Baca juga:PM Spanyol Bubarkan Parlemen Catalunya dan Perintahkan Pemilu Lokal

Baca juga artikel terkait REFERENDUM CATALUNYA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari