tirto.id - Teka-teki mengenai sosok yang bakal menggantikan Simon McMenemy sebagai Pelatih Timnas Indonesia belum terjawab. Namun, Ketua Umum PSSI Iwan Bule mengimbau agar pencinta sepakbola Indonesia tidak resah, sebab PSSI akan mengupayakan nama tersebut diputuskan November ini.
"Mereka baru akan masuk pada [pertengahan atau akhir] bulan November, karena ada yang masih terikat kontrak dengan tim lain. Sehingga mohon bersabar. Meskipun Simon secara putusan telah diganti, tetapi tak bisa serta merta mengganti dengan yang lain, karena ada administrasi yang harus diselesaikan," ujarnya di Hotel Sultan, Rabu (6/11/2019).
Iwan membenarkan saat ini kandidat paling kuat adalah dua nama yang santer dikutip media-media, yakni Shin Tae-yong dan Luis Milla. Tae-yong adalah mantan pelatih Timnas Korea Selatan, sementara Milla merupakan sosok yang melatih Timnas Indonesia ketika berlaga di Asian Games 2018.
Tapi jenderal bintang tiga itu juga menggarisbawahi bahwa PSSI tidak menutup mata terhadap kemungkinan kandidat lain. Saat ini tim internal PSSI sedang mencoba berbagai kemungkinan skenario.
"Kami nanti juga akan meminta masukan pada pelatih tim nasional [U-19 dan U-23], yang di mana nama-nama calon pelatih baru akan mengikuti semacam assesement. Mungkin kami semacam meminta penjelasan pola bermain, sehingga nanti mengerucut ke satu nama. Jadi, teman-teman harap bersabar," sambung Iwan.
Keputusan memecat Simon McMenemy sendiri merupakan hasil dari rapat exco yang dihelat di Kantor PSSI Selasa (5/11/2019) kemarin. Simon didepak lantaran rapornya dinilai jeblok. Dari empat laga di kualifikasi Piala Dunia 2022, skuat asuhannya selalu kalah. Laga melawan Malaysia 19 November 2019 mendatang bakal jadi pertandingam terakhir Simon sebagai pelatih timnas.
Pemecatan Simon ini lantas berujung konsekuensi lain, sebab dalam kontrak disebutkan bahwa PSSI tetap harus melunasi sisa kompensasi senilai kurang lebih Rp3,9 milyar. Tapi Iwan menyebut hal tersebut bukan masalah besar.
"Ya itu risiko karena peraturannya begitu. Ada aturannya, jadi kami harus pilih antara prestasi atau uang. Kami tentu memilih prestasi, karena uang bisa dicari, tapi prestasi harus dikejar karena ini buat nama baik Indonesia," tandasnya.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Irwan Syambudi