Menuju konten utama

Soal Pilpres 2019, Yenny Wahid: Kami Objektif Nilai Semua Kandidat

Yenny Wahid menyatakan pihaknya akan menilai secara objektif semua kandidat di Pilpres 2019.

Soal Pilpres 2019, Yenny Wahid: Kami Objektif Nilai Semua Kandidat
Yenny Wahid saat memberikan paparan saat seminar dan sosialisasi rekomendasi kebijakan mempromosikan kerukunan sosial keagamaan di Jakarta, Senin (28/11/2016). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo.

tirto.id - Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan Gusdurian akan menilai rekam jejak dan program semua kandidat capres-cawapres di Pilpres 2019 secara rasional dan objektif tanpa melibatkan ikatan emosional.

Menurut dia, penilaian terhadap semua kandidat itu dilakukan berdasar dalil aqli (analisis rasional) dan naqli (keagamaan). Maka, dia menambahkan perlu proses panjang untuk menentukan pilihan.

“Pertama, (secara dalil aqli) siapa pun dilihat secara objektif rekam jejak mereka seperti apa. Apakah bisa membawa kebaikan dan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujar putri almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut di Jakarta Utara, Minggu (19/8/2018).

Kedua, dia melanjutkan, secara dalil naqli pihaknya akan minta petunjuk dari Yang Maha Kuasa soal siapa yang mampu membawa kebaikan bagi masyarakat.

“Nanti setelah proses itu dilakukan, kita akan berlabuh pastinya di salah satu calon. Kalau bisa jangan golput,” ujar Yenny.

Pilpres 2019 akan diikuti oleh dua bakal capres-cawapres, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Di antara para kandidat itu, Ma'ruf Amin memiliki kedekatan secara kultural dengan Gusdurian. Sebab, Ma'ruf selama ini merupakan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) selain juga menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Pernyataan Yenny Wahid memastikan bahwa Gusdurian tidak lantas otomatis mendukung Ma'ruf meski sama-sama memiliki latarbelakang sebagai Nahdliyin.

Dalam pemaparannya, Yenny Wahid juga sempat menyinggung tentang khittah NU. Menurut dia, NU harus tetap netral dalam politik seperti yang sudah diterapkan oleh Ormas Islam itu sejak era 1980-an.

Jika ada orang yang punya sikap politik sendiri dan kemudian mengatasnamakan NU, kata dia, hal itu tidak menjadi pilihan organisasi secara keseluruhan.

“Masyarakat NU bebas memilih siapa pun dengan dua calon yang ada,” ujar Yenny.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Addi M Idhom