tirto.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengungkapkan saat ini sedang disiapkan kartu anggota PBNU untuk Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto.
"Insyaallah lagi disiapkan kartu anggota NU untuk Pak Prabowo," kata Said Aqil di Kantor PBNU, Salemba, Jakarta Pusat (16/08/2018).
Said Aqil mengatakan pemberian kartu anggota NU untuk mantan Danjen Kopassus itu didasari pada kedekatan Prabowo dengan sejumlah tokoh NU, salah satunya mantan Ketua Umum PBNU Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
"Kalau Pak Prabowo sahabatnya Gus Dur. Gus Dur pernah mengatakan kalau cari orang ikhlas pada bangsa ini ya Pak Prabowo," katanya.
Ketua Umum Partai Gerindra ini pun menganggap hal tersebut sebagai suatu kehormatan. Ia mengaku beberapa waktu lalu memang mendaftarkan diri menjadi anggota NU.
"Kehormatan bagi saya, sudah berapa saat saya mengajukan karena merasa dekat dengan NU," kata Prabowo
Pertemuan ini adalah lanjutan dari safari politik Pasangan Bakal Calon Presiden dan Bakal Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahudin Uno.
"Ya biasa adat istiadat kami, kami sowan keliling ke tokoh-tokoh," kata Prabowo di kantor PBNU (16/08/2018).
Mantan Danjen Kopassus ini pun tak menampik kalau kedatangannya kali ini juga termasuk meminta doa restu sekaligus menanyakan sejumlah hal.
Sebelum menyambangi NU, pasangan yang diusung Gerindra, PKS, PAN dan Demokrat ini sudah lebih dulu menyambangi Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jakarta Pusat pada Senin 13 Agustus 2018 lalu.
"Silaturrahim aja, mohon doa restu yah kita. Abis itu mau makan, belum makan ini," kata Sandiaga usai menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.
Dalam pertemuan tersebut ketua Umum PP Muhammadiyah Haidar Nasir pun memberi 6 buah pesan kepada Prabowo-Sandiaga jika terpilih nanti. Keenam pesan tersebut ialah Memperhatikan nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan, Mewujudkan kedaulatan negara, Mengatasi kesenjangan ekonomi, Melakukan pembangunan SDM yang unggul, Melakukan kebijakan reformasi, dan meminta Indonesia bisa lebih proaktif pada kebijakan luar negeri.
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Yantina Debora