tirto.id - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menganggap Presiden terpilih, Joko Widodo paham demokrasi karena menghormati adanya oposisi dan memuliakan sikap tersebut.
"Pak Jokowi itu mudeng [mengerti] demokrasi," ujar Amien di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/9/2019).
Menurut Amien yang tak paham adalah bila ada partai politik yang tak ditawari bergabung dengan koalisi pendukung Jokowi tapi terlihat meminta-minta untuk bergabung demi mendapatkan jatah kursi kekuasaan. Namun, Amien tak menyebut siapa pihak yang disindirnya tersebut.
"Ngapain, yang lucu itu enggak ditawarin Pak Jokowi tapi ada yang minta-minta. Itu kan aib. Jadi geer," kata Amien.
Amien Rais juga mewanti-wanti semua partai politik yang pernah mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno agar tak tergiur dengan iming-iming mendapatkan kursi kekuasaan dengan bergabung ke koalisi pemerintahan Joko Widodo pada periode berikutnya.
"Kalau demokrasi tanpa oposisi itu demokrasi bohong-bohongan jadi demokrasi bodong, wong demokrasi enggak ada oposisi gitu," ujar Amien.
Menurut Amien, dalam demokrasi diperlukan adanya kelompok yang melakukan mekanisme pengawasan dan penyeimbang (check and balance) jalannya pemerintahan.
Sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan menjadi pihak oposisi merupakan hal yang mulia. Dalam penyampaian Visi Indonesia dalam acara Syukuran Nasional 2019 di Sentul, Minggu 14 Juli 2019 kemarin, dia menuturkan bahwa mendukung 'mati-matian' kandidat presiden boleh saja dilakukan.
Dia juga bilang mendukung dengan militansi juga diperbolehkan, namun yang dilarang adalah menimbulkan dendam dan kebencian.
"Mendukung mati-matian kandidat boleh, dukung dengan militansi boleh. Menjadi oposisi itu juga mulia," kata Jokowi di atas panggung.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Alexander Haryanto