tirto.id - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menyarankan agar pemerintah mewaspadai semua penyakit termasuk cacar monyet yang baru ditemukan di Inggris.
Akan tetapi, Pandu menganjurkan supaya pemerintah Indonesia fokus dahulu terhadap COVID-19 dan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya atau misterius daripada cacar monyet. Hal itu lantaran cacar monyet belum menjadi perhatian World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia.
“Waspada untuk semua penyakit, tapi prioritas pada yang berdampak buruk seperti kematian atau kesakitan,” kata Pandu kepada reported Tirto, Selasa (17/5/2022).
Selain belum menjadi perhatian WHO, kata Pandu masyarakat juga belum banyak mengetahui soal cacar monyet.
“Kita fokus dulu dengan COVID-19 dan hepatitis dulu, kasihan masyarakat diinformasikan hal yang belum banyak diketahui. Belum juga jadi perhatian WHO,” ujar Pandu.
Menurut dia, pemerintah tidak hanya perlu mewaspadai COVID-19 dan hepatitis akut misterius, tetapi juga penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Oleh karena itu, dia mendesak agar pemerintah fokus kembali untuk menutup gap anak Indonesia yang belum divaksinasi dasar akibat terdisrupsi oleh pandemi, yakni dengan program Bulan Imuninasi Anak Nasional (BIAN).
Hal tersebut disampaikan Pandu menanggapi temuan kasus cacar monyet di Inggris. Seseorang di Inggris telah didiagnosis dengan monkeypox atau infeksi virus langka yang disebut dengan cacar monyet. Otoritas kesehatan setempat mengatakan pada 7 Mei 2022 bahwa infeksi ini diduga terkait dengan perjalanan ke Afrika Barat.
The UK Health Security Agency (UKHSA) atau Badan Keamanan Kesehatan Inggris menuturkan bahwa kasus cacar monyet tersebut ditemukan pada seseorang yang bepergian ke Nigeria. Orang itu sedang dirawat di unit ahli penyakit menular pernapasan di Guy's and St Thomas' NHS Foundation Trust di London, Inggris.
“Penting untuk ditekankan bahwa cacar monyet tidak mudah menyebar di antara orang-orang. Dan risiko keseluruhan untuk masyarakat umum sangat rendah,” kata Direktur Klinis dan Infeksi di UKHSA, Colin Brown, melansir dari kantor berita Reuters pada Sabtu (7/5/2022).
Cacar monyet merupakan infeksi virus langka mirip dengan cacar manusia yang telah diberantas pada 1980 silam.
Pada Sabtu (14/5/2022) otoritas kesehatan Inggris melaporkan adanya 2 kasus cacar monyet lagi di Inggris. Mereka tidak berkaitan dengan satu kasus yang dilaporkan pada seminggu yang lalu.
UKHSA mengatakan bahwa infeksi ini melibatkan dengan orang-orang tinggal di rumah yang sama. Satu orang telah menerima perawatan di rumah sakit di unit ahli penyakit menular, sementara yang lain diisolasi di rumah.
“Sementara penyelidikan masih berlangsung untuk menentukan sumber infeksi, penting untuk menekankan bahwa itu tidak menyebar dengan mudah di antara orang-orang dan membutuhkan kontak pribadi yang dekat dengan orang yang terinfeksi,” kata Colin, dilansir dari kantor berita Reuters, Sabtu (14/5/2022).
“Risiko keseluruhan untuk masyarakat umum tetap sangat rendah,” tambahnya.
Saat ini, otoritas kesehatan Inggris sedang menyelidiki 4 kasus tambahan cacar monyet. Total kasus cacar monyet di Inggris yang sudah dikonfirmasi sejak 7 Mei 2022 adalah sebanyak 7 kasus.
UKHSA menyebut empat kasus terakhir tidak memiliki hubungan dengan perjalanan ke negara di mana cacar monyet bersifat endemik. Kemudian bagaimana mereka terinfeksi masih dalam penyelidikan, termasuk apakah mereka memiliki hubungan satu sama lain.
“Ini langka dan tidak biasa. UKHSA dengan cepat menyelidiki sumber infeksi ini karena bukti menunjukkan bahwa mungkin ada penularan virus monkeypox di masyarakat, menyebar melalui kontak dekat,” kata Kepala Petugas Medis UKHSA, Susan Hopkins dalam pernyataannya, sebagaimana dilansir dari kantor berita Reuters, Senin (16/5/2022).
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan