Menuju konten utama

Berkaca dari COVID-19 & Hepatitis, DPR Dorong Kemandirian Vaksin

Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendesak pemerintah untuk mempercepat penciptaan dan produksi vaksin dalam negeri.

Berkaca dari COVID-19 & Hepatitis, DPR Dorong Kemandirian Vaksin
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Astra Zeneca saat vaksinasi booster di UPT Puskesmas Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/4/2022). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

tirto.id - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menilai Indonesia terlambat dalam kemandirian di bidang vaksin bila berkaca dari pandemi COVID-19 dan kemunculan hepatitis akut misterius.

Legislator dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menyebut vaksin COVID-19 yang digunakan di Indonesia saat ini 100 persen berasal dari luar negeri. Vaksit tersebut baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku.

“Sementara Vaksin Merah Putih masih dalam proses. Kondisi ini kan membuktikan kita sangat terlambat dalam membuat vaksin dalam negeri karena vaksinasi ke satu, kedua dan sudah hampir selesai, vaksinasi tinggal sedikit yakni vaksin booster,” kata Rahmad dalam keterangan tertulis, Senin (16/5/2022).

Rahmad mendesak pemerintah untuk segera melakukan terobosan baru guna mempercepat penciptaan dan produksi vaksin dalam negeri.

“Untuk mengantisipasi penyakit hepatitis akut misterius serta penyakit-penyakit menular yang diakibatkan virus lainnya, kami mendorong pemerintah untuk lebih berdikari dan berdaulat di bidang kesehatan terutama di penciptaan vaksin,” kata dia.

Rahmad meyakini secara keilmuan Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain dalam menciptakan vaksin. Dia mengatakan Indonesia memiliki ilmu dan teknologi untuk menciptakan vaksin.

“Mungkin yang menjadi kendala, adalah masalah anggaran. Kita tahu, untuk melakukan uji klinis hingga tahap ketiga dibutuhkan anggaran hingga ratusan miliar. Karena itu ke depan kami akan mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan anggaran,” ujarnya.

Menurut Rahmad, ada dua manfaat nyata apabila Indonesia mandiri di bidang vaksin. Manfaat pertama, yaitu Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri dan tidak bergantung kepada luar negeri. Maanfat kedua yaitu anggaran devisa Indonesia akan lebih hemat karena tidak lagi membeli vaksin dari luar negeri.

Rahmad berharap Indonesia tidak sampai terlambat lagi dalam penciptaan vaksin seperti untuk COVID-19.

“Ingat, vaksin adalah salah satu senjata kita dalam menangkal penyakit akibat virus yang menular,” tegasnya.

Baca juga artikel terkait VAKSIN DALAM NEGERI atau tulisan lainnya dari Farid Nurhakim

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Farid Nurhakim
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan