tirto.id - 2018 ialah tahun keberuntungan desainer Virgil Abloh. Bulan Maret lalu, rumah mode Louis Vuitton menobatkannya sebagai direktur kreatif busana dan aksesori pria. Kemarin, desainer lulusan pendidikan arsitektur ini menangis di pelukan Kanye West karena terharu usai memperlihatkan koleksi musim semi 2019 pada ajang Paris Fashion Week. Momen mengejutkan itu disaksikan seluruh tamu yang masih menempati area kursi tamu peragaan busana di Paris.
Video yang beredar di Instagram menunjukkan pemilik lini mode Off White ini tidak keluar dari panggung dengan langkah yang cepat dan pasti meski ia sedang memakai salah satu sepatu rancangannya di musim terbaru. Sebuah sneakers tinggi dengan paduan warna abu-abu dan hitam yang desainnya terkesan futuristik.
Abloh terlihat fashionable di siang itu berkat sneakersnya. Ia memadukan sepatu dengan kaus hitam dan celana kargo biru tua. Tanpa sneakers, setelan busananya nampak seperti orang yang berbelanja di supermarket. Tampilan Abloh sangat sederhana dan terkesan cuek bila dibandingkan dengan desainer lini mode premium lain yang memanfaatkan momen finale dengan tetap berusaha tampil rapi.
Beberapa hari lalu, Nike resmi merilis koleksi terbaru Nike Air Jordan hasil kerjasamanya dengan Abloh. Tahun ini masih ada empat jenis sepatu yang akan dirlis di bawah koleksi OFF WHITE x Nike. Dalam rangka piala dunia 2018, Abloh juga meluncurkan sepatu sepak bola bernama Football, Mon Amour. Pada tahun ini pula Converse meluncurkan koleksi terbatas karya Abloh.
“Buat saya, produk ini tidak sekadar sneakers. Mereka sama saja seperti karya seni Mona Lisa. Anda bisa berdebat tentang benda tersebut sesuka hati, tetapi tetap saja benda itu punya arti penting tersendiri. Saya menemukan benang merah antara atlet dan desainer yaitu hal yang membuat mereka ingin jadi yang terbaik datang dari dalam hati,” kata desainer yang bulan April lalu masuk daftar 100 orang paling berpengaruh versi majalah Time.
Bagi orang yang awam terhadap dunia mode atau seni, karya Abloh bisa terlihat sebagai sebuah lelucon. Ia menuliskan kata "shoelaces" pada bagian tali sepatu. Ia juga menaruh catatan lokasi dan tahun pembuatan, nama produk, dan tahun pertama pembuatan pada bagian luar sepatu. Untuk Converse, ia menambahkan tag plastik yang bentuknya serupa dengan name tag untuk koper atau tag untuk menaruh nomor artikel barang dan harga pada barang dagangan yang bisa dilepas menggunakan gunting atau alat khusus. Kadang, warnanya kontras dengan warna sepatu.
Abloh seolah jadi senjata perang produk aksesori olahraga dan lini busana premium untuk memenangkan pasar produk sneakers. Jenis sepatu tersebut jadi benda yang paling diminati beberapa tahun ke belakang. New York Timesmenulis bahwa pasar dari sneakers premium terus meningkat. Di Amerika Serikat, hal itu salah satunya dibuktikan oleh peningkatan penjualan toko sneakers Stadium Goods.
Business of Fashion mengutip pendapat Paul Andrew, desainer label Salvatore Ferragamo yang menyebut bahwa dirinya berniat untuk mengeksplorasi produk sneakers lantaran melihat jenis sepatu tersebut jadi tren di pasaran. Konsultan Bain & Co melakukan riset yang menunjukkan sepatu ialah salah satu produk dengan penjualan terbesar. Pembelinya berasal dari generasi Y dan Z. Hal ini membuat label mode premium mengubah strategi dengan merekrut desainer atau berkolaborasi dengan desainer atau orang terkenal untuk menghasilkan produk dengan nuansa streetwear atau kesan kasual yang bisa dipakai di gaya busana sehari-hari.
Kini sebagian besar label busana premium di antaranya Gucci, Prada, Lanvin, Burberry, Chanel, Dior, melansir produk sneakers. Kepada Business of Fashion, Bruce Pask, Men’s Fashion Director Neiman Marcus department store berkata bahwa sneakers bukan lagi jadi tren melainkan sudah menjadi kategori.
Empat tahun lalu Chanel melansir sneakers dari koleksi busana Couture. Kristen Stewart pernah mengenakan sneakers tersebut saat mendatangi sebuah acara. Tahun lalu Mille Bobbi Brown mendatangi peragaan busana Louis Vuitton mengenakan sneakers. Di Indonesia, sneakers premium tersebut pun turut digunakan oleh para selebriti. Bunga Citra Lestari memadukan sneakers Louis Vuitton dengan setelan jas dan rok pastel saat menghadiri acara peluncuran lipstik koleksinya. Saat berlibur, Syahrini pun mengenakan sepatu karya Nicolas Ghesquiere ini. Di lain waktu, penyanyi ini mengganti sepatu ketsnya dengan merek Fendi, Chanel, Hermes, Saint Laurent, dan Balenciaga.
Jejak lini mode premium pada produksi sneakers terjadi sejak tahun 1980an. CNN mencatat bahwa pada tahun 1984, Gucci membuat sepatu tennis. Pada akhir tahun 1990an, Prada melansir sneakers yang awalnya ditujukan untuk keperluan berlayar. Pada tahun 2002, Adidas memulai segmen pasar baru lewat kolaborasi dengan desainer Yohji Yamamoto dan Jeremy Scott. Tiga tahun setelahnya, Lanvin membuat sepatu kerja dengan bentuk serupa sepatu kets. Pada tahun 2009, Louis Vuitton bekerjasama dengan Kanye West dalam meluncurkan sepatu ini.
Kejadian yang terjadi saat ini sungguh berbeda dengan tahun 1976 saat Karl Lagerfeld ditertawakan ketika menampilkan sepatu tenis sebagai bagian koleksi busana dan aksesori couture. Kicks: The Great American Story of Sneakers (2018) karya Nicholas Smith menyebut bahwa pada era tersebut sejumlah produsen sepatu olahraga seperti New Balance, Adidas, dan Nike melihat bahwa sepatu sneakers tidak hanya digunakan orang untuk olahraga lari atau tenis tetapi juga sebagai gaya sehari-hari. Waktu itu label mode premium masih punya pasarnya tersendiri sehingga mereka belum fokus mengeksplorasi sneakers meski sepatu itu sudah digunakan oleh jutaan orang.
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti