tirto.id - Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak hingga awal Februari 2017 telah mencapai kisaran Rp69,9 triliun, yang mana perolehan itu sedikit lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Terkait hal itu, Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Yon Arsal menjelaskan total penerimaan pajak sebesar Rp69,9 triliun tersebut sudah mencakup penerimaan dari sektor migas dan nonmigas yang tumbuh positif sejak awal tahun 2017.
"Nettonya kurang lebih Rp69 triliun, kalau dibandingkan sama tahun lalu masih positif, karena tahun lalu Rp66 triliun," kata Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Yon Arsal di Jakarta, Kamis, (2/1/2017) seperti dikutip dari Antara.
Yon memastikan salah satu sektor yang tumbuh positif dibandingkan periode sama tahun 2016 adalah pajak penghasilan dari migas sebagai dampak dari membaiknya harga minyak dunia.
"PPh migas positif, yang saya ingat realisasinya sudah Rp4 triliun, tahun lalu Rp2 triliun, ini karena harga migas yang naik," katanya.
Yon juga memastikan penerimaan pajak masih terdampak dari permohonan pengembalian (restitusi) tahun lalu, meski realisasinya tidak sebesar permintaan restitusi pada 2015.
Dalam kesempatan yang sama, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai juga mencatat realisasi bea cukai hingga 31 Januari 2017 telah mencapai Rp3 triliun.
Realisasi tersebut berasal dari bea masuk yang sudah mencapai Rp2,4 triliun, cukai sebesar Rp240,3 miliar dan bea keluar Rp312 miliar.
Pemerintah dalam APBN 2017 menargetkan penerimaan perpajakan sebesar Rp1.498,87 triliun yang terdiri atas penerimaan pajak Rp1.307,67 triliun dan bea cukai Rp191,2 triliun.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh