tirto.id - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, menyatakan bahwa masyarakat Timur Tengah tengah menghadapi bahaya nyata dari konflik skala tinggi konflik yang memorak-porandakan kawasan. Karenanya, dia meminta semua pihak yang terlibat konflik di Timur Tengah menahan diri secara maksimal.
Hal ini disampaikan Guterres dalam Rapat Darurat Dewan Keamanan PBB di Markas PBB, Minggu (14/4/2024) malam waktu setempat atau Senin (15/4/2024) waktu Indonesia. Rapat darurat tersebut digelar sebagai respons atas serangan balasan Iran ke Israel pada hari Minggu.
“Baik kawasan ini (Timur Tengah) maupun dunia, tidak mampu menanggung lebih banyak perang,” kata Guterres kepada forum sebagaimana dikutip dari laman resmi PBB.
Guterres menyebut bahwaserangan Iran ke Israel dilakukanberdasarkan hak untuk membela diri sebagaimana tertuang dalam Piagam PBB. Hal tersebut dilakukan Iran sebagai balasan atas serangan bersenjata Israel terhadap gedung diplomatik Iran di Damaskus pada tanggal 1 April 2024.
“Fasilitas diplomatik memiliki imunitas (tidak boleh diserang) dan Israel melanggar prinsip ini dengan menyerang konsulat Iran,” kata Guterres dalam paparannya.
Menurut laporan PBB, Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal dari wilayahnya menuju Israel. Sebagian besar serangan itu berhasil dicegat oleh sistem keamanan Israel. Beberapa rudal dilaporkan merusak salah satu fasilitas militer Israel di bagian selatan negara itu.
“Dan secara keseluruhan, beberapa warga sipil terluka,” ungkap Sekretaris Jenderal PBB.
Sekjen PBB juga mengingatkan akan tanggung jawab bersama komunitas internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah. Tanggung jawab itu termasuk menjamin gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza, Palestina, serta pembebasan semua sandera sesegera mungkin tanpa syarat. Selain itu, pengiriman bantuan kemanusiaan yang bebas hambatan harus dijamin.
Lebih lanjut, Guterres mengatakan bahwa komunitas internasional juga punya tanggung jawab bersama untuk menghentikan kekerasan dan pendudukan wilayah di Tepi Barat (West Bank), meredakan ketegangan di Jalur Biru, serta membangun kembali navigasi yang aman di Laut Merah.
Sebagai informasi, serangan Israel ke Palestina sejak Oktober 2023 lalu sudah memakan korban jiwa sekitar 33 ribu orang.
“Sekarang waktunya untuk menahan diri secara maksimal,” kata Guterres.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Fadrik Aziz Firdausi