Menuju konten utama

Sejuta Sensasi dari Aroma Minyak Wangi

Penasaran kenapa kamu jadi lebih semangat atau semakin percaya diri setelah menyemprotkan parfum? Ternyata ada penjelasan ilmiahnya!

Sejuta Sensasi dari Aroma Minyak Wangi
Header Diajeng Sensasi Minyak Wangi. tirto.id/Quita

tirto.id - Aktivitas sehari-hari terasa kurang lengkap apabila Rini (41) belum menyemprotkan minyak wangi beraroma warm cotton ke badannya.

Wewangian lembut kombinasi segar dedaunan hijau dan musk tersebut mengingatkannya pada bau bayi atau lembaran kain linen bersih sehabis dicuci—membuatnya merasa nyaman dan rileks.

“Intinya, setelah pakai parfum aku jadi lebih siap beraktivitas—jadi pengen bergegas pergi ketika ada janji ketemu temen,” terang Rini.

Senada disampaikan oleh Dhita (32) yang menggemari aroma root beer dan vanila, “Iya, jadi lebih siap untuk pergi-pergi. Semisal lagi nggak mau ngapa-ngapain, pakai parfum juga bisa nambah semangat.”

Anya (26), penyuka wangi sakura dan buah-buahan manis, mengaku tidak keberatan keluar rumah tanpa parfum asalkan sudah memakai deodoran. “Tapi tetep aja sih, kalau pakai parfum rasanya lebih percaya diri dan senang,” katanya.

Meskipun terdengar abstrak, sensasi menyenangkan yang kerap dideskripsikan oleh para pemakai parfum sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah.

Tentu kita tahu, hidung berperan penting dalam membantu menggugah selera makan. Namun, ternyata bukan itu saja fungsinya. Indera penciuman juga berperan besar pada efek-efek fisiologis terkait mood, tingkat stres, dan kapasitas kerja.

Header Diajeng Sensasi Minyak Wangi

Header Diajeng Sensasi Minyak Wangi. foto/SItockphoto

Dalam studi yang terbit di jurnal Scientia Pharmaceutica (2016), Kandhasamy Sowndhararajan dan Songmun Kim mencoba merangkum berbagai hasil temuan penelitian tentang efek wewangian terhadap otak manusia.

Mereka menuturkan, selama ini sudah banyak riset mengemukakan bahwa wangi-wangian tertentu dapat memengaruhi aktivitas spontan otak dan fungsi kognitifnya.

Reaksi tersebut salah satunya bisa dimonitor lewat pemeriksaan elektroensefalografi atau disingkat EEG.

Prosesnya cukup simpel. Kepala kita ditempeli dengan elektroda, semacam cakram logam kecil-kecil. Alat ini akan merekam aktivitas listrik di otak yang timbul setelah komponen kimiawi dari wangi-wangian ditangkap oleh reseptor penciuman di rongga hidung kita.

Sinyal-sinyal elektrik ini adalah gelombang yang akan meregulasi fungsi-fungsi otak kita, seperti kenangan, pikiran, dan emosi.

Nah, masing-masing aroma yang kita cium menimbulkan reaksi berbeda di otak—dan otomatis dampak emosional yang berbeda.

Misalnya, aroma minyak bunga melati. Setelah subjek penelitian menciumnya, mesin EEG merekam gelombang beta yang meningkat di otak bagian anterior tengah dan posterior kiri. Akibatnya, terjadi peningkatan pada aktivitas otak yang berkaitan dengan perasaan segar, aktif, dan romantis.

Daun teh hijau kouju asal Jepang yang dibakar menimbulkan reaksi lain. Aromanya, sebagaimana ditampilkan mesin EEG, memengaruhi beta 1 di bagian frontal kanan. Hasilnya, kinerja tugas ingatan meningkat.

Selain itu, pada subjek penelitian yang mencium aroma minyak esensial dari akar Inula helenium (tumbuhan dari keluarga bunga matahari), terjadi penurunan gelombang teta, beta dan mid beta, serta teta relatif. Kondisi kewaspadaan otaknya pun disebut mengalami peningkatan.

Tak hanya berpengaruh pada aktivitas di dalam otak, perubahan psikofisiologis juga dapat diamati setelah kita mencium bau-bauan tertentu. Parameter fisiologis ini contoh paling sederhananya tekanan darah, dilasi pupil, suhu kulit atau denyut nadi.

Dalam satu riset, terungkap bahwa aroma buah jeruk menimbulkan efek relaksasi pada fisiologi kita. Dampaknya, tingkat kegelisahan menurun seiring mood positif dan perasaan tenang meningkat.

Aroma yang cukup populer di pasaran, minyak peppermint, dapat menimbulkan sensasi kesegaran saat dihirup karena terjadi relaksasi pada otot-otot lembut bronkial di paru-paru. Proses keluar-masuk udara dari dan ke paru-paru, serta konsentrasi oksigen di otak, meningkat.

Tingkat asam laktat dalam darah juga bisa turun. Respons ini tentu baik bagi tubuh kita, mengingat asam laktat yang menumpuk bisa bikin kram otot.

Bagaimana dengan lavender? Menghirup aroma yang lazim dipakai sebagai media relaksasi dalam terapi aromaterapi ini ternyata dapat meningkatkan persentase deep sleep (biasa disebut tidur gelombang lambat alias tidur nyenyak) pada subyek penelitian.

Header Diajeng Sensasi Minyak Wangi

Header Diajeng Sensasi Minyak Wangi. foto/IStockphoto

Hasil riset lain menunjukkan, menghirup kombinasi wangi jeruk dan lavender bahkan dapat menekan rasa gelisah dan memperbaiki mood pasien saat menunggu giliran dipanggil di klinik gigi. Kamu yang suka deg-degan kalau mau periksa gigi mungkin bisa mempertimbangkan wewangian ini.

Kesenanganmu pada wangi-wangian juga dapat diasosiasikan dengan memori mengesankan, misal yang berkaitan dengan kesuksesan dan kepercayaan diri, saat kamu memakainya.

“Ketika kamu pakai parfum yang dikaitkan dengan poin-poin positif, hal itu otomatis bakal bikin kamu merasa pede dan punya mood enak banget,” ucap Danielle Fleming, pakar parfum sekaligus pendiri butik parfum Note Fragrances berbasis di Pennsylvania, dikutip dari Elle edisi 2016.

Pendeknya, parfum yang dipakai ketika kita berhasil mempresentasikan laporan dengan baik di kantor akan mendorong otak kita untuk terus-menerus mengasosiasikan wangi tersebut dengan momen positif tersebut.

Masih ada temuan seru lainnya. Dalam studi yang terbit di jurnal Environmental Sciences Europe (2020), Ursula Klaschka melakukan survei terhadap 1.100 orang Jerman untuk mencari tahu tentang kebiasaan mereka pakai produk wewangian.

Salah satunya menanyakan tujuan pakai parfum. Hasilnya, sebanyak 72,5 persen responden memakai parfum agar merasa atraktif, cantik atau ganteng.

Apabila angka itu dipecah lagi, persentase paling tinggi, mencapai 80 persen, ditemui pada demografi perempuan muda kisaran usia 18-24 tahun.

Industri wewangian pun diprediksi akan terus berkembang. Dilansir dari Grand View Research, nilai pemasaran parfum di penjuru dunia pada 2022 mencapai 50 miliar dolar (Rp750 triliun). Setiap tahun, angkanya diprediksi konsisten naik 5,9 persen—sampai tahun 2030 nanti.

Ayo ceritakan tentang parfum favoritmu! Sensasi apa yang kamu rasakan setelah menyemprotkan minyak wangi kesayangan?

Baca juga artikel terkait TOUCHUP atau tulisan lainnya dari Sekar Kinasih

tirto.id - Diajeng
Penulis: Sekar Kinasih
Editor: Dwi Ayuningtyas