tirto.id - Aksi Khawarij muncul kembali di masa Khalifah Usman bin Affan. Bila sebelumnya, di masa Nabi Muhammad masih hidup, hanya ada kritikan personal kepada Rasulullah, di era ini mereka mulai membentuk kekuatan politik yang nyata.
Kebiasaan mereka untuk melawan pemerintah yang sedang berkuasa dimulai sejak era Khalifah Usman. Kudeta yang mereka lakukan dibungkus sedemikian rupa atas nama amar makruf nahi munkar untuk memancing emosi massa.
Kaum Khawarij menampakkan diri seolah-olah sedang berjuang demi kebenaran dengan cara mengudeta Usman, yang mereka anggap sebagai pemimpin yang zalim.
Sewaktu dalam kepungan, Khalifah Usman mempunyai firasat bahwa apabila dirinya dibunuh, maka kaum Muslimin akan terpecah belah selamanya.
“Apabila mereka membunuhku, maka mereka tak akan memerangi musuh bersama lagi selamanya dan tak akan membagi harta rampasan perang bersama lagi selamanya dan tak akan salat bersama lagi selamanya,” tutur Usman sebagaimana dikisahkan sebuah riwayat.
Firasat Usman terbukti benar. Peristiwa pembunuhannya memicu terpecah belahnya kaum Muslimin menjadi banyak golongan dan mereka tak pernah satu barisan lagi hingga sekarang.
Untuk mengetahui lebih lanjut kisah kudeta Khawarij terhadap Khalifah Usman, bisa disimak dalam artikel di bawah ini.Editor: Zen RS