tirto.id - Khawarij adalah kelompok ekstremis yang muncul setelah Nabi Muhammad wafat. Tapi bibitnya bisa dilacak sejak Rasulullah masih hidup.
Embrio watak Khawarij tergambar dalam sosok Dzul Khuwaishirah, seorang Muslim pedesaan yang merasa dirinya lebih baik dari Rasulullah. Suatu kali, berdasarkan hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari, ia pernah mengkritik Nabi Muhammad kala terjadi pembagian hasil rampasan perang Hunain.
Latar belakang kritik pedas Dzul Khuwaishirah itu, menurut Ibnul Jauzi dalam kitab Kasyf al-Musykil Min Hadits as-Shahîhain, lantaran Rasulullah mengutamakan pembagian rampasan kepada orang-orang non-Muslim yang diharapkan masuk Islam. Inilah yang kemudian membuat Dzul Khuwaishirah berkata, “Demi Allah, ini adalah pembagian yang Rasulullah tidak ada melakukannya”. Lalu ia pun mendatangi Rasulullah karena merasa hal itu tidak adil dan mengkritiknya.
Pertimbangan Rasulullah mengutamakan orang-orang non-Muslim yang diharapkan masuk Islam sama sekali tidak salah. Sebab salah satu misi utama Rasulullah memang untuk membujuk manusia sebanyak-banyaknya agar masuk Islam.
Seluruh sahabat saat itu sama sekali tak merasa Rasulullah melakukan ketidakadilan. Tapi Dzul Khuwaishirah, yang merasa pendapatnya lebih baik dari pendapat Nabi, berani menuduh Rasulullah tidak adil. Tuduhan macam ini kepada Nabi Muhammad tentu sangat serius, sehingga Umar bin Khatab meminta izin untuk memberi hukuman mati pada orang tersebut. Dan dengan kelapangan hati yang luar biasa, Rasulullah melarangnya.
Penjelasan lebih mendalam tentang bibit kelompok Khawarij di zaman Rasulullah bisa disimak di artikel berikut ini.
Editor: Zen RS