tirto.id - Indonesia memperingati Hari Puisi Nasional pada 28 April 2022. Hari Puisi Nasional dibuat untuk mengenang salah satu penyair Indonesia, Chairil Anwar.
Menurut laman DitSMP Kemendikbud, Hari Puisi Nasional dirayakan bertepatan dengan peringatan hari wafatnya Chairil Anwar.
Ia adalah seorang penyair yang telah melahirkan 96 karya, termasuk 70 puisi. Berkat dedikasinya di bidang sastra, Chairil Anwar dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45.
Kiprah Chairil Anwar memang telah mewarnai dunia sastra di Indonesia. Banyak sekali karya-karyanya yang sangat terkenal.
Puisi karya Chairil Anwar yang terkenal adalah “Aku”, “Karawang-Bekasi”, dan “Diponegoro”. Untuk tema percintaan dan renungan, beberapa di antaranya: “Senja di Pelabuhan kecil”, “Doa”, serta “Selamat Tinggal”.
Contoh Puisi Chairil Anwar
Berikut salah satu puisi Chairil Anwar yang berjudul “Aku”:
Aku
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih perih
Dan akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Dalam Ensiklopedia Kemendikbud disampaikan, Chairil Anwar berperan penting dalam perkembangan sastra Indonesia. Ia merupakan pelopor Angkatan '45 yang berjasa dalam melakukan pembaruan puisi Indonesia.
Pembaharuan Chairil Anwar dijelaskan oleh H.B. Jassin dalam bukunya yang berjudul Pengarang Indonesia dan Dunianya (1983) yang diterbitkan oleh PT Gramedia.
H.B. Jassin mengatakan bahwa apabila membaca sajak-sajak Chairil Anwar, selalu kita merasa terpesona dan tidak bosan-bosannya.
Setiap kali kita membacanya, pikiran kita mengembara jauh dan selalu kita menemukan sesuatu yang baru, atau sesuatu yang sebelumnya tidak kita lihat, atau kita lihat dengan mata yang lain dari sudut yang lain.
Editor: Yantina Debora