Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Secercah Harapan bagi Pedagang Takjil Mengais Cuan di Ramadan 2022

Pendapatan Masanto pada Ramadan 2019 per hari bisa mencapai Rp7 juta, tapi Ramadan 2020 omsetnya anjlok jadi hanya Rp500 ribu/hari.

Secercah Harapan bagi Pedagang Takjil Mengais Cuan di Ramadan 2022
Pembeli mengunjungi jajanan takjil di Pasar Senen Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022). tirto.id/Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Molen pisang, lapis coklat, lemper ayam sampai risol tampak berderet, tertata rapi di lapak dagangan khusus takjil di Pasar Senen, Jakarta Pusat. Lapak takjil Ramadan tahun ini ramai dikunjungi pembeli, berbeda dengan dua Ramadan sebelumnya saat pandemi COVID-19 masih “mengganas” di Indonesia.

Masanto yang sejak 2008 berjualan jajanan pasar mengalami surutnya berjualan selama pandemi. Ia bersama adiknya, Aris berjualan jajanan pasar untuk takjil puasa di lantai dasar Pasar Senen. Masanto bercerita, Ramadan ini menjadi tahun yang paling berkah setelah dua tahun terakhir omset penjualannya anjlok karena sepi pembeli.

“Tahun ini alhamdulilah ramai, biasanya kami di dua pekan di bulan Ramadan tutup karena tidak diizinkan untuk berjualan makanan di dalam pasar. Sekarang sudah boleh, alhamdulilah,” kata dia saat ditemui reporter Tirto, Senin (11/4/2022).

Menurut Masanto, tahun lalu meski tidak diizinkan buka selama dua pekan saat awal Ramadan, tapi ia tetap membayar sewa tenant sebesar Rp10 juta/bulan selama dua tahun terakhir. Pendapatan Masanto pada Ramadan 2019 per hari bisa mencapai Rp7 juta, tapi Ramadan 2020 omsetnya anjlok jadi hanya Rp500 ribu/hari.

Kondisi tersebut hampir berlangsung selama enam bulan. Masanto yang berjualan jajanan pasar di luar bulan puasa juga mengalami sepinya jualan selama 2020. Sampai akhirnya kondisi berangsur membaik pada 2021, meskipun masih ada pembatasan aktivitas, omset jualannya bertambah sedikit-demi sedikit.

Dari yang semula pada 2020 ia hanya mengeluarkan modal Rp1 juta/hari dan hanya mendapat Rp500 ribu/hari, di 2021 omsetnya naik menjadi Rp3 juta/ hari. Kemudian pada Ramadan tahun ini ia mengaku sudah mulai berjualan sejak hari pertama puasa dan mendapatkan omset Rp5 juta/hari.

“Alhamdulilah sekarang sudah lebih baik ya. Kan saya punya dua lapak, ada omsetnya Rp5juta/hari. Waktu awal pandemi, kan, orang belum tahu ya, virus itu apakah menular lewat makanan. Apalagi ini, kan, makanan pasar itu terbuka, orang masih takut, jadinya sepi banget. Kalaupun ada yang beli, ya pedagang yang lagi jualan di sini. Sedih banget 2020 tuh. Tahun ini alhamdulilah, sudah lebih baik,” kata dia.

Selama pendapatan dari hasil jualan tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, Masanto harus mengeluarkan dana darurat demi bertahan. Uang tabungan yang ia simpan untuk membeli aset di kampung harus dibagi untuk kebutuhan konsumsi keluarga di Kebumen dan menutup kebutuhan selama ia berjualan jajanan pasar di ibu kota.

“Pakai uang tabungan jadinya,” kata Masanto berkisah.

Saat reporter Tirto mengunjungi lapaknya, Masanto tampak melayani para pembeli yang setiap lima menit sekali datang untuk membeli kudapan manis dan gorengan untuk takjil.

Cerita yang sama dialami Siti Fatimah yang juga berjualan kue jajanan pasar di Pasar Senen. Ia mengaku di 2020 sempat tidak berjualan karena tidak bisa membayar sewa toko. Fatimah yang berjualan jajanan ringan seperti aneka keripik hanya menjual jajanan kering di rumah kepada tetangga terekat.

“Bingung, kan, bayar sewa toko ini gimana, karena sepi pembeli, sempat juga dijual ecer ya, dibungkus seperempat-seperempat. Biasanya kami jual per kilo, tapi karena yang beli sedikit kita jual ecer,” kata dia kepada reporter Tirto, Senin (11/4/2022).

Ia mengaku sempat berjualan online. Namun, Fatimah mengaku sistem penjualan secara online tidak banyak membantu karena banyak pedagang lain yang menjual makanan ringannya dengan harga yang jauh lebih murah.

“Gak masuk harganya, karena murah-murah,” kata Fatimah mengisahkan pengalamannya saat awal-awal pandemi.

Sewa toko pun sempat berhenti selama beberapa bulan yaitu pada April 2020, baru kemudian buka lagi pada awal 2021. Biaya untuk modal yang ia bangun lagi dari awal seluruhnya adalah modal dari hasil tabungan uang pribadi dan pinjam orang tua.

“Waktu itu dibantu buat buka lagi toko, kan, dibantu orang tua yang juga dagang,” kata dia.

Saat ini Siti Fatimah sudah kembali berjualan di lapaknya, meskipun tidak menyebutkan berapa omsetnya. Namun, Siti Fatimah cukup riang saat menjelaskan kepada reporter Tirto bahwa stok jajanan keringnya kerap kali tak cukup memenuhi pesanan.

Pemerintah Mulai Longgarkan PPKM

Cerita Masanto dan Siti Fatimah mungkin hanya sebagian kisah dari mulai bergelitanya sektor usaha UMKM usai pemerintah mulai melonggarkan kebijakan Pembatasan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama pandemi COVID-19.

Sebelumnya pemerintah melarang pergerakan orang sampai membatasi waktu buka dan tutup sektor usha, termasuk UMKM. Saat ini pemerintah mulai melonggarkan aturan tersebut.

Faktor penularan COVID-19 yang dinilai cukup terkendali sampai angka vaksinasi yang sudah tinggi membuat pemerintah semakin memberikan ruang bagi UMKM untuk kembali melakukan aktivitas berjualan seperti biasa.

Bahkan saking terkendalinya, pemerintah pada akhir Maret 2022 memutuskan untuk mengizinkan masyarakat melakukan mudik lebaran Idulfitri 2022. Tentu dengan berbagai persyaratan ketat, seperti mematuhi protokol Kesehatan hingga vaksinasi booster.

Presiden Joko Widodo mengatakan kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia membaik. Sehingga pemerintah memutuskan untuk melonggarkan beberapa kebijakan, salah satunya perihal aktivitas beribadah di bulan suci Ramadan.

“Tahun ini umat muslim dapat kembali menjalankan ibadah salat tarawih berjamaah di masjid dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers daring, Rabu, 23 Maret 2022.

Presiden Jokowi juga memperbolehkan masyarakat untuk melaksanakan mudik lebaran asal memenuhi cakupan vaksinasi. “Dengan syarat sudah mendapatkan 2 kali vaksin dan 1 kali Booster," ujarnya.

Jokowi hanya melarang pejabat dan pegawai pemerintahan melaksanakan kegiatan buka puasa bersama atau tradisi kunjung rumah saat lebaran nanti.

“Semoga tren yang semakin membaik ini dapat kita pertahankan dan saya minta kita semuanya tetap menjalankan protokol Kesehatan, disiplin menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak,” kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait UMKM atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz