tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membesuk Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
SBY juga mengajak kedua putranya yakni Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Usai besuk, AHY mengatakan kondisi Wiranto masih dalam masa pemulihan dan menempati ruang CICU dengan pengawasan yang ketat dari tim dokter.
"Kami mendoakan semoga beliau bisa diberikan kekuatan, bisa kembali pulih seperti sedia kala. Dan doa kami tentu kepada Pak Wiranto, ibu juga dan keluarga. Semoga tetap sabar, tegar dan mudah-mudahan bisa segera pulih dan bisa beraktifitas seperti sedia kala," ujarnya usai menjenguk Wiranto, Senin (15/10/2019).
Saat menjenguk, AHY berada di sebelah tempat tidur Wiranto. Ia juga mengatakan pada saat itu ayahnya, SBY sempat berkomunikasi dengan Wiranto dan mendoakan agar Menkopolhukam itu lekas diberikan kesembuhan.
"Walaupun kami juga tahu diri tidak ingin mengganggu waktu istirahat dan waku recovery beliau," tuturnya.
Ia juga mengatakan, kondisi Wiranto saat ini cukup membaik. Namun, masih berbaring di atas tempat tidur dan tak terlalu melakukan banyak aktivitas.
"Saya pahami karena memang cukup serius luka yang beliau derita. Prosesnya dan kita yakini membutuhkan waktu recovery yang cukup," imbuhnya.
Meski telah membaik, AHY belum mengetahui sampai kapan proses pemulihan Wiranto dari sakitnya. Ia pun meminta untuk menanyakan langsung kepada dokter.
"Karena tentunya dokterlah yang memiliki otoritas menjawab masalah recovery," ucapanya.
AHY turut prihatin terhadap serangan teroris terhadap Wiranto, karena hal ini bisa terjadi kepada siapa pun.
Syahril Alamsyah alias Abu Rara menusuk Wiranto saat berada di Banten, pekan lalu. Urus Wiranto harus dipotong 40 sentimeter dan kehilangan darah 2,5 liter usai penusuhan. Ia diduga bagian dari jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Tentunya kami berharap kejadian seperti ini tidak terulang terhadap orang lain, terhadap siapa pun di negeri ini," ucapanya.
AHY juga mengatakan, tidak ada bangsa dan negara mana pun yang setuju pada paham radikalisme.
Menurut dia, perbedaan pendapat sebaiknya diekspresikan tanpa anarkis dan dalam wujud kekerasan. Apalagi yang membahayakan jiwa seseorang.
Oleh karena itu, ia pun berharap ke depan sesama anak bangsa dapat terus mempererat persatuan.
"Jika kita memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya mari kita cari jalan ataupun cara-cara yang berkeadaban yang masyarakat," katanya.
"Karena negeri ini menjamin kemerdekaan untuk berekspresi secara terbuka dengan baik tentunya. Kami juga menjunjung tinggi norma dan peraturan hukum yang berlaku di negeri kita," imbuhnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali