tirto.id - Perusahaan minyak Arab Saudi Aramco akan menginvenstasikan tujuh miliar dolar AS di proyek kilang minyak raksasa Malaysia. Kesepakatan antara Aramco dan perusahaan energi milik negara Malaysia Petronas untuk proyek 27 miliar dolar AS tersebut akan diteken pada Selasa, (28/2/2017) menurut Perdana Menteri Najib Razak.
"Ini merupakan investasi sangat besar dan sangat signifikan," katanya, pada Senin (27/2/2017) seperti dilansir dari Antara.
Najib mengumumkan rencana investasi di kilang tersebut pada hari kedua dari kunjungan empat hari Raja Arab Saudi Salman ke Malaysia.
"Kunjungan ini akan mempererat dan menempatkan hubungan kita dalam lintasan kuat," katanya, menambahkan bahwa pemimpin Arab Saudi "puas dan senang" dengan kesepakatan yang akan ditandatangani.
Malaysia ingin menarik investasi asing karena negara pengekspor energi yang ekonominya bergantung pada perdagangan itu pertumbuhannya bertahan lambat dalam beberapa tahun terakhir.
Hubungan antara Arab Saudi dan Malaysia menjadi sorotan setelah terungkap adanya transfer 681 juta dolar AS ke rekening bank pribadi Najib pada 2013.
Perdana Menteri menyatakan "sumbangan personal" dari keluarga kerajaan Saudi kebanyakan sudah dikembalikan dan dia membantah melakukan pelanggaran.
Skema besar yang sedang dibangun di bagian selatan Johor dekat perbatasan dengan Singapura itu disebut dengan Refinery and Petrochemical Integrated Development Project (Proyek Pembangunan Kilang dan Petrokimia Terpadu).
Proyek tersebut dikomandoi oleh Petronas, yang bulan lalu mengungkapkan bahwa pembangunan sudah 50 persen rampung dan proyek ditargetkan mulai berjalan 2019.
Menurut Victor Shum, wakil presiden bidang energi di perusahaan konsultan global IHS Markit, kesepakatan itu saling menguntungkan kedua pihak.
"Menjadikan Saudi Aramco sebagai mitra Petronas merupakan dorongan bagi proyek tersebut dan Malaysia," kata Victor
"Bagi Aramco, ini lebih dari sekadar saluran keluar bagi stok minyak mentah mereka. Mereka kini menjadi bagian dari pemilik kilang tersebut."
Ia menambahkan bahwa : "Ini akan menjadikan kawasan ini --Singapura dan Johor Selatan-- sebagai pusat penyulingan dan petrokimia di Asia Tenggara."
Sementara itu, Craig Erlam, analis pasar senior di Oanda mengatakan proyek tersebut diprediksi akan menciptakan ribuan lapangan pekerjaan di Malaysia, namun juga akan menimbulkan persaingan ketat dengan Singapura, yang merupakan pusat kilang utama.
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh