Menuju konten utama

Saat Edelweis "Hijrah" dari Pegunungan ke Meja Rias

Ekstrak bunga Edelweis kini populer digunakan sebagai bahan baku produk perawatan kulit. Apa saja keistimewaannya?

Saat Edelweis
Header Diajeng Skincare Edelweis. tirto.id/Quita

tirto.id - Pemanfaatan tumbuh-tumbuhan sebagai bahan baku produk perawatan kulit sudah sejak lama dikenal di dunia. Pengaruh tren gaya hidup “back to nature” dan menguatnya kesadaran untuk memelihara kesehatan secara holistik juga meningkatkan popularitas produk perawatan kulit yang terbuat dari bahan-bahan alami.

Kamu tentu tak asing lagi dengan jenis bahan seperti tanaman lidah buaya, bunga melati, lavender, dan daun teh dalam aneka produk perawatan kulit.

Nah, dari sekian banyak alternatif bahan alami yang biasa digunakan, barangkali belum banyak yang sudah mendengar apalagi mencoba produk berbahan ekstrak bunga Edelweis.

Yup, nama Edelweis akhir-akhir ini tengah naik daun di panggung kosmetika global.

Persisnya sejak satu tahun belakangan, di kalangan komunitas pengguna skincare, Edelweis tengah menjadi hype. Tak sedikit yang penasaran mencoba menggunakan produk dari Edelweis karena keunikan jenis bahan bakunya.

The Outset, lini produk perawatan kulit yang diluncurkan artis Scarlett Johansson, adalah satu di antaranya. Dilansir Today, Scarlett yang punya masalah kulit kering dan berjerawat menyatakan bahwa dirinya sengaja menciptakan The Outset yang berlabel vegan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti Edelweis agar produknya aman digunakan oleh siapa saja.

Selain The Outset, ada pula The Body Shop yang belum lama ini meluncurkan rangkaian produk dengan kandungan ekstrak dan sel punca bunga Edelweis. Rangkaian yang meliputi sepuluh jenis produk ini antara lain terdiri atas serum harian, cairan pembersih, serum mata, sampai krim wajah.

Jenama kecantikan kelas dunia seperti Elizabeth Arden dan Kerastase juga sudah sejak tahun lalu memproduksi krim wajah dan serum penyehat rambut berbahan ekstrak Edelweis.

Tak ketinggalan, jenama lokal seperti Wardah dan Bloomka pun turut memanfaatkan ekstrak Edelweis untuk meramu krim wajah, serum, dan cairan esens.

Header Diajeng Skincare Edelweis

Header Diajeng Skincare Edelweis. foto/Istocphoto

Selama ini, bahan-bahan aktif dalam produk perawatan kulit yang kita kenal biasanya merupakan turunan dari vitamin, seperti retinol dari vitamin A atau yang berbahan dasar vitamin C dan E.

Edelweis memang belum sepopuler vitamin-vitamin di atas. Di balik itu, nama bunga ini sudah sejak lama akrab di telinga banyak orang. Satu hal yang paling sering diingat tentang Edelweis adalah reputasinya sebagai ‘bunga perlambang cinta abadi’.

Walaupun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menggolongkan Edelweis sebagai jenis bunga yang dilindungi sehingga tak boleh dipetik sembarangan (kamu bisa didenda hingga puluhan juta rupiah jika ketahuan memetik Edelweis!), namun sudah menjadi semacam tradisi bagi pendaki gunung untuk membawa pulang seikat bunga Edelweis untuk diberikan kepada kekasih hati.

Reputasi ini didapat karena Edelweis mampu tumbuh di tengah tanah tandus dalam deraan suhu dingin dan limpahan sinar ultraviolet dosis tinggi, pada ketinggian antara 1.800-3.400 meter di atas permukaan laut.

Tak seperti jenis bunga lain yang cepat layu, bunga Edelweis juga mampu mekar dan dinikmati kecantikannya hingga berminggu-minggu lamanya.

Bunga bernama latin Leontopodium alpinum ini juga populer karena lagu “Edelweiss” dalam film musikal klasik The Sound of Music (1965). Lagu tersebut mengekspresikan kecintaan tokoh utama dalam film—Georg Von Trapp, terhadap tanah airnya sekaligus sebagai bentuk aksi protes secara halus terhadap pendudukan Nazi di Austria.

Sebenarnya, kenapa sih Edelweis sekarang mulai dilirik sebagai bahan pembuat produk perawatan kulit?

Seperti dilansir Instyle, bunga yang warnanya putih seperti salju ini diyakini memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi (anti peradangan), dan antimikroba yang dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit, melindungi kulit dari sinar ultraviolet-B, dan meminimalkan munculnya kerutan.

Dr. Hadley King, dokter spesialis kulit di New York City menyatakan bahwa berbagai manfaat Edelweis telah dibuktikan dalam sebuah hasil studi yang terbit di jurnal Genes (2020). Data in-vivo menunjukkan penggunaan Edelweis secara topikal berkorelasi dengan perbaikan kerutan pada kulit, elastisitas kulit, kepadatan kulit dan ketebalan kulit bila dibandingkan dengan pemakaian plasebo.

Mengutip dari Refinery29, khasiat sebagai antioksidan didapatkan dari kandungan asam klorogenat dan leontopodat yang tinggi di dalam bunga Edelweis.

Kandungan lignan (sejenis polifenol dengan sifat antioksidan) dalam Edelweis juga berkhasiat menenangkan kulit yang mengalami peradangan.

Header Diajeng Skincare Edelweis

Header Diajeng Skincare Edelweis. foto/IStockphoto

Edelweis juga sudah sejak lama digunakan untuk tujuan pengobatan.

Menurut Krupa Koestline, pakar kimia untuk clean cosmetic serta pendiri KKT Consultants—perusahaan pengembangan produk clean cosmetic dan manufaktur produk alami—secara tradisional Edelweis telah digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan, bronkitis, dan kondisi peradangan lain.

Saat ini juga masih terus dilakukan penelitian untuk mengetahui manfaat kesehatan lainnya dari bunga Edelweis.

Berhubung bahan baku untuk pembuatan ekstrak Edelweis relatif lebih sulit didapat dibandingkan jenis bahan alami lainnya, maka bahan mentah untuk pembuatan ekstrak jenis bunga ini pada umumnya diambil dari kebun Edelweis.

Kebun ini dibudidayakan secara khusus atau dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memproduksi replika bahan aktif tanaman dari sel induk (stem cell) tanaman Edelweis.

Artinya, kita tak perlu khawatir pemanfaatan Edelweis sebagai bahan baku produk kecantikan akan mengakibatkan tanaman ini menjadi langka apalagi punah.

Jadi, apa kamu tertarik untuk menjadikan Edelweis sebagai bagian dari perawatan kulit sehari-hari?

Baca juga artikel terkait TOUCHUP atau tulisan lainnya dari Nayu Novita

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Nayu Novita
Penulis: Nayu Novita
Editor: Sekar Kinasih