tirto.id - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (4/1/2018) pagi menguat sebesar 72 poin menjadi Rp14.338 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.410 per dolar AS.
Penguatan ini merupakan kelanjutan dari pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (3/1/2018) sore yang menguat sebesar 40 poin ke posisi Rp14.410 dibandingkan sebelumnya Rp14.450 per dolar AS.
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong di Jakarta, mengatakan penutupan pemerintah Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang menopang mata uang rupiah.
"Pasar menilai, penutupan pemerintah AS akan memperlambat ekonominya sehingga memicu pelepasan terhadap aset berdenominasi dolar AS dan beralih ke negara dengan prospek ekonomi positif, salah satunya Indonesia," ujarnya dikutip dari Antara.
Dari dalam negeri, menurut Lukman, ekonomi nasional relatif cukup kondusif, data inflasi yang terkendali memberi harapan pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, lanjut dia, melambatnya kenaikan suku bunga Federal Reserve pada 2019 juga menjadi faktor yang memicu dolar AS tertekan dan berdampak pada apresiasi rupiah.
Direktur Strategi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat mengatakan meski kondisi global tetap menantang, para pelaku pasar memprediksi kondisi ekonomi Indonesia pada 2019 akan membaik.
"Kebijakan untuk mendorong daya beli dan meningkatkan produktivitas baik dalam sektor manufaktur maupun pariwisata dapat menjadi landasan bagi perekonomian nasional," katanya.
Transaksi Antarbank Jakarta (Dolar AS ke Rupiah) selama Desember 2018 dan Januari 2019:
3 Januari 2019 - Rp14.474
2 Januari 2019 - Rp14.465
31 Desember 2018 - Rp14.481
28 Desember 2018 - Rp14.542
27 Desember 2018 - Rp14.563
26 Desember 2018 - Rp14.602
21 Desember 2018 - Rp14.480
20 Desember 2018 - Rp14.499
19 Desember 2018 - Rp14.380
18 Desember 2018 - Rp14.523
17 Desember 2018 - Rp14.617
14 Desember 2018 - Rp14.538
13 Desember 2018 - Rp14.536
12 Desember 2018 - Rp14.577
Editor: Yantina Debora