Menuju konten utama

Prediksi BI: Tekanan Eksternal di 2019 Menurun, Rupiah Bisa Stabil

Bank Indonesia memperkirakan tekanan eksternal pada tahun 2019 tidak akan sekuat di 2018. Oleh karena itu, kurs rupiah diprediksi bisa lebih stabil dan pertumbuhan akan lebih baik pada 2019. 

Prediksi BI: Tekanan Eksternal di 2019 Menurun, Rupiah Bisa Stabil
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo didampingi Deputi Gubernur Mirza Adityaswara dan Erwin Rijanto menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (27/9/2018). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

tirto.id - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi tekanan global di tahun 2019 akan mengendur seiring dengan pelambatan laju kenaikan suku bunga The Fed. Meski demikian, BI bakal meneruskan kebijakan stabilisasi yang sudah dilakukan pada tahun 2018.

"Moneter tetap pro stability [stabil], makro prudential, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, serta ekonomi dan keuangan syariah akan pro growth [tumbuh]," kata Perry di kompleks Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu (2/12/2018).

Perry menyatakan kebijakan BI pada 2019 akan diupayakan untuk mendorong kurs rupiah menjadi lebih stabil. Di antaranya dengan mengurangi defisit transaksi berjalan (CAD), transaksi balas baik melalui penjualan atau swap forward dan penanaman di instrumen BI melalui simpanan valas maupun SBI valas.

"Ketidakpastian di ekonomi maupun keuangan global yang begitu tinggi di 2018 memang masih berlanjut di 2019, tapi kami perkirakan tidak setinggi yang terjadi di 2018 dan karenanya itu akan memberikan faktor positif bagi nilai tukar ke depan," kata dia.

Perry juga optimistis bahwa pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dibanding 2018. Pertumbuhan ekonomi juga akan bertumpu pada konsumsi domestik dan investasi yang diperkirakan cukup tinggi di tahun 2019.

"Kami perkirakan di 2019, [pertumbuhan mencapai] 5-5,4 persen. Kalau dihitung nilai tengahnya adalah 5,2 persen,” ujar Perry.

“Secara keseluruhan lebih tinggi atau lebih baik daripada estimasi di 2018 perkiraan kami 5,1 persen," dia menambahkan.

Sedangkan untuk defisit transaksi berjalan, Perry memperkirakan bakal lebih rendah dari tahun 2018.

"Tahun 2019 sekitar 2,5 persen PDB. Secara keseluruhan, tidak hanya CAD yang lebih rendah [pada 2019] tapi juga neraca pembayaran juga akan lebih mengalami surplus," kata Perry.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom